Mohon tunggu...
Taufik Rohmatul Insan
Taufik Rohmatul Insan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca (walau jarang) Novel, Cerpen, Puisi dan Esai Politik, Hukum, sejarah dan Kebudayaan

Setiap Detik Adalah Kisah Kehidupan. Setiap Manusia Adalah Aktornya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Novel 13 Srikandi Survivor

3 Februari 2021   00:56 Diperbarui: 3 Februari 2021   01:02 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13 Srikandi Survivor | dokpri

Pada kejenuhan dalam sayup-sayup udara hari Jum'at, tidak ada aktivitas yang kurasa berarti. Mungkin karena kemandegan agenda di hari itu, atau lebih mungkin karena kemalasan diri. 

Siang itu hanya tengkurap, terbaring, mungkin sesekali duduk sambil menyeringai di depan gawai, tetapi itu sangat membosankan bagi aktivitas fikiran. Padahal waktu itu, fisikku berada di antara rentetan buku di dalam perpustakaan Rumah Dunia. 

Entah di sengaja atau tidak, mata fisik ku tertarik oleh salah satu buku yang terhimpit oleh beberapa buku di salah satu rak buku perpustakaan itu. Buku itu berjudul "13 Srikandi Survivor" karya Ganezh. 

Gambaran pertama setelah melihat cover buku itu, terbayang bahwa isi yang di suguhkan oleh buku karya Ganezh itu adalah sesuatu yang menyeramkan, atau boleh dikata penuh dengan darah.

Timbul dari penasaran, akhirnya cover sudah berganti lembar pengantar. Tiba di lembar pertama, saya langsung dikagetkan dengan tumpukan paragraf yang penuh dengan kritik, terhadap si penulis dan proses penulis dalam menyusun buku 13 Srikandi Survivor. Tetapi  di akhir paragraf sangat menusuk dan menarik para calon pembaca untuk membaca buku karya Ganezh ini, dengan kalimat "Jangan baca buku ini di pesawat dan saya menangis disaat mengoreksi buku ini" 

***

Novel 13 Srikandi Survivor adalah buku yang menceritakan tentang perjuangan korban pesawat Madame Air yang terjatuh di suatu hutan dengan kondisi yang mengenaskan. Diperankan oleh tokoh utama Kikan sebagai mahasiswi kota yang kurang pengalaman dalam hal Traveling dan tokoh  Alang seorang mahasiswa pecinta alam. 

Sekilas dalam novel itu seakan hendak menceritakan tentang sepasang mahasiswa yang baru kenal yang kemudian akan saling cinta. Tetapi, hmm kalian harus membaca novel itu, karena ada banyak hal yang saya dapatkan dari membaca Novel tersebut, yaitu: 

1. Jangan menyalahkan Nasib

Dalam obrolan singkatnya Alang dan Kikan di dalam pesawat, Alang memberikan pengertian bahwa Nasib tidak perlu dijadikan alasan dalam menjalani hidup, karena hidup adalah tergantung kita memilihnya.

2. Nasib dan Takdir

Masih dalam obrolan singkatnya, berangkat dari pertanyaan Kikan tentang nasib dan takdir. Alang menjelaskan bahwa Nasib adalah peruntungan hidup dan Takdir adalah ketentuan hidup. Nasib masih bisa kita rubah atau dalam kuasa manusia dan Takdir adalah kekuasaan tuhan

3. Tidak semua sesuai dengan apa yang kita tau dan pikirkan

Pikiran dan pemahaman Kikan tentang anak mapala ternyata tidak sesuai dengan apa yang ia saksikan dari Alang yang seorang mapala pula

4. Resiko hidup ada dalam kehidupan kita sehari-hari

Kita sering berpikir bahwa kehidupan kita setiap hari adalah aktivitas yang tanpa resiko, padahal aktivitas kita setiap hari sama saja dengan penjelajah alam yang penuh dengan resiko.

5. Alam adalah guru natural

Mempelajari alam adalah suatu keharusan, karena kehidupan manusia bergantung pada kehidupan alam itu sendiri. Sesuai dengan ungkapan Ki Hajar "Alam raya sekolahku"

6. Pentingnya mempelajari Survival

Karena kehidupan penuh dengan resiko, maka untuk mengurangi resiko dan mengetahui cara bertahan hidup dalam kondisi kritis atau bencana adalah satu hal yang sama pentingnya

7. Berbohong untuk kebaikan

Adalah tokoh Romo yang membangkitkan semangat hidup para korban yang selamat dengan cara mengaku sebagai pilot pesawat Madame Air, agar semua semua orang yang selamat bisa mendengarkan dan mengikuti intruksinya.

8. Dahulukan kemanusiaan

Tokoh Romo dan Alang adalah sosok yang mampu menjadi dewa di tengah kecamuk bencana, hmm

9. Pengalaman adalah guru paling berharga

Entah bagaimana nasibnya jika tidak ada sosok berpengalaman dalam menjaga kehidupan di tengah keterasingan kehidupan (di tengah hutan)

10. Dan masih banyak pembelajaran lainnya.

Hanya catatan biasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun