Mohon tunggu...
Taufik Rohmatul Insan
Taufik Rohmatul Insan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca (walau jarang) Novel, Cerpen, Puisi dan Esai Politik, Hukum, sejarah dan Kebudayaan

Setiap Detik Adalah Kisah Kehidupan. Setiap Manusia Adalah Aktornya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

LIHAT!

20 Januari 2020   05:57 Diperbarui: 20 Oktober 2020   20:39 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun menua, meninggalkan berbelas angka

Alam masih bersiul merana

Melalui penghuninya yang bertahta

Episode peradaban masih di kisah yang sama

Lihat !

Situasi seperti ini tak ada henti

Kau aku mereka nikmat mengelabui

Bayang bayang terbahak riang, memandang

Penjerumusan berbuah silang lintang

Ya kita sadar dibodohi.

Bukankah selalu ada solusi ?

Kita maklumi gelap langit

Kita dengarkan genderang sebelum pelangi

Kuyup sama dibawah kucuran hujan berkilat

Mengapa saling menyalahkan ?

Lihat !

Ketika kehidupan terhambat eksistensi jahat

Digorong gorong berhambur menyerang jalanan

Kita terbius medusa kebenaran

Berujung saling menyalahkan

Lihat !

Keunikan peradaban bergandeng kekuasaan

Bencana seakan hobi, bukankah ia tiba karena manusia sendiri ?

Sepertinya kita berjamaah terjerumus dogma yang sama

Dogma gila berkawan bencana

Hasut sesama menghancurkan semesta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun