Ada 2 hal yang membedakan kita dengan Rasulullah SAW, yaitu :
1. Waktu, beliau hidup di abad ke-5, kita hidup di abad ke-20, banyak hal yang berubah terutama dari segi teknologi
2. Budaya, beliau hidup di daerah timur tengah khususnya Arab. Tentu saja budaya Arab berbeda dengan budaya kita yang mayoritas terpengaruhi oleh budaya Melayu.
Dari situ lah lantas muncul suatu pertanyaan, apakah semua yang dilakukan Rasulullah SAW dapat kita tiru semuanya atau kah itu hanya budaya orang Arab saja atau memang kehidupan di masa lalu memang seperti itu? Mari kita bahas sedikit tentang ini.
Makanan Pokok (Budaya)
Makanan pokok orang Arab ialah roti, sedangkan kita mayoritas masih makan nasi. Mayoritas dari kita tentu masih sulit untuk meninggalkan nasi dan menggantinya dengan roti saja. Pernah suatu saat karena ingin meniru Rasulullah, di pesantren semua santri dikasih sarapan 2 roti + mentega + coklat. Pukul 8.30 para santri sudah mengeluh kelaparan.
Ustadz : "kenapa?"
santri : "lapar ustadz, belum makan"
Ustadz : "lho tadi kan udah dikasih makan?"
santri : "itu tadi kan ngemil doank"
nah mayoritas dari kita punya mindset bahwa makan roti itu hanya cemilan. saya sendiri bisa ngemil roti tawar sampai 8 lembar tiap hari.
Atau semisal orang Madinah jaman dahulu yang makan pagi makan kurma, siang makan kurma dan malam makan kurma, nah kalo kita coba seperti itu besoknya diare atau sariawan kena bijinya.
Cara Makan (Sunnah)
Rasulullah pernah mencontohkan ketika makan menggunakan 3 jari saja (ibu jari, telunjuk dan jari tengah), bukan pake sendok apalagi sumpit dan beliau mengunyah sebanyak 33 kali. Penggunaan tiga jari ini, menunjukan ketawadhuan beliau dan sifat beliau yang tidak rakus dengan makanan. Yang demikian itu berlaku bagi makanan yang bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, adapun makanan yang tidak bisa dimakan dengan menggunakan tiga jari, maka diperbolehkan untuk menggunakan lebih dari tiga jari ataupun dengan sendok misalnya. Meskipun ini sunnah tapi kita harus menerapkan pada media yang benar, coba bayangkan jika kita maksa makan bubur ayam atau mie instan berkuah (makanan pokok anak kos) pake 3 jari aja kemudian ngunyahnya 33 kali, bisa besok kelarnya. Kalo kita makan pake nasi dan lauk yang bisa menggunakan 3 jari ya silakan karena makan dengan tangan itu memudahkan pekerjaan organ pencernaan kita.
Bentuk Zakat Fitrah (Budaya)
Rasulullah dulu ketika berzakat menggunakan patokan gandum atau kurma karena memang itu adalah makanan pokok orang Arab sesuai hadits berikut :
"yang menjadi makanan pokok kami adalah gandum, anggur kering, keju, dan kurma" (HR. Bukhari 1510)
Nah kalo diterapkan ditempat kita agak susah karena makanan pokok kita bukan kurma dan orang yang akan kita zakati makanan pokoknya bukan kurma. Kalo bawa kurma 1 kg ke masjid untuk dizakatkan takutnya ditolak panitia zakat sambil berkata, "lho kan puasanya udah lewat pak, bentar lagi lebaran, ngapain bawa2 kurma"
Buang air
Saat membaca hadits berikut :
Dari Aisyah, bahwa Nabi SAW. Bersabda : “Apabila salah seorang di antara kamu pergi buang air besar, maka bersucilah dengan tiga buah batu, karena sesungguhnya ia itu telah mencukupinya“. (HR Ahmad, Nasa’i, Abu Dawud, dan Dara Quthni, dan Dara Quthni berkata: Sanad hadis ini Shahih-Hasan)
bukan berarti bahwa saat kita selesai buang air maka kita diharuskan menggunakan batu untuk bersuci. Istinja' hukumnya wajib bagi orang yang baru saja buang air besar maupun buang air kecil, baik dengan air ataupun dengan benda selain air. Benda selain air yang dapat digunakan untuk beristinja ialah benda yang keras dan kesat seperti batu, kertas atau daun-daun yang sudah kering.
Jadi kita tidak perlu bawa 3 batu saat hendak buang air di mall, nanti penjaganya nanyain, "tuh batu buat apa pak?". Sebagai informasi dari seorang ustadz, alasan penggunaan batu zaman dahulu karena di tiap-tiap rumah di Madinah belum terbiasa untuk membuat kamar mandi di dalam rumah. Biasanya mereka kalo buang air di luar, bukan di luar rumah tapi di luar kampung, di padang pasir dan biasanya malam hari, kan gak enak lagi pup diliatin onta. Dan pastinya media istinja' yang paling mudah ditemukan di padang pasir adalah batu tidak seperti di tempat kita sekarang yang alhamdulillah air lebih mudah ditemukan (jadi jagalah kelestariannya untuk anak cucu kita)
Pengobatan
Zaman dahulu pengobatan Rasul menggunakan metode bekam dan mengkonsumsi habatusauddah. Ternyata teknik bekam itu sudah digunakan oleh orang-orang sebelum Rasul. Para dokter muslim yang hidup setelah zaman Rasulullah pun mengembangkan teknik di bidang kedokteran yang jadi inspirasi teknik pengobatan di barat saat ini. Jadi tak perlu dipermasalahkan, bagi yang pro bekam jangan mengkafirkan atau membid'ahkan orang yang berobat menggunakan metode barat (yang umum saat ini) dan orang yang pro pengobatan barat jangan menganggap orang yang bekam sebagai fanatik sempit.
Pakaian
Rasulullah sering berpakaian menggunakan gamis dan sorban dimana orang kafir Quraisy seperti Abu Jahl dan Abu Lahab pun juga menggunakannya. Di tempat kita memang lebih sering menggunakan baju koko (dari cina) dan peci. belum pernah denger cerita kan Rasul pake baju koko dan peci? Ini hanya masalah budaya saja, jadi tidak perlu terlalu dipermasalahkan.
Intinya kalau memang kita ingin meneladani seluruh perilaku Rasulullah pisahkan dulu antara yang syariat Islam dan yang budaya. Jika memang ingin menjalankan dua-duanya silakan, tapi jika dirasa berat tidak usah dipaksakan. Dan jangan mudah membid'ahkan atau mengkafirkan saudara sesama muslim karena tuduhan itu akan kembali kepada kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H