Mohon tunggu...
Rino Andreas
Rino Andreas Mohon Tunggu... Buruh - Penulis

Der Aufklärung

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perang Wacana dalam TV Series Chernobyl

18 Juni 2019   10:29 Diperbarui: 20 Juni 2019   15:49 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sistem kapitalisme adalah sistem yang memungkinkan adanya pasar bebas dan kepemilikan pribadi alat produksi. TV series Chernobyl menampilkan pertarungan wacana yang berusaha ditanamkan kepada penontonnya.

Michel Foucault, dalam Archaeology of Knowledge dan Power/Knowledge, menjelaskan bahwa wacana atau discourse merupakan cara tertentu dalam berbicara, menulis, berfikir dan bertindak yang dilandasi oleh pengetahuan, relasi kekuasaan yang melekat dalam praktik sosial, serta kesalingberkaitan di antara semua unsur tersebut. Wacana meliputi teks dan konteks. 

Teks merupakan semua bentuk bahasa, bukan hanya kata-kata yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan, musik, gambar, efek suara, citra, termasuk dalam serial TV Chernobyl.

Peristiwa tersebut terjadi dalam konteks perang dingin antara Uni Soviet dan AS. Secara ideologi, keduanya memiliki sejarah yang panjang dan saling berkontradiksi. Setelah Perang Dunia II (1939-1945) berakhir, muncul dua kekuatan besar,  Blok Barat yang dipimpin AS dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.  

Posisi geografis dan trauma perang menjadikan Uni Soviet maupun AS sama-sama merasa terancam dan selalu merasa tidak aman. Kedua pihak saling curiga dan berkehendak menjadi superior. 

Persaingan ideologi ini, makin meningkat dengan terbentuknya NATO dan Pakta Warsawa serta perlombaan senjata, sementara negara-negara dunia ketiga menjadi ajang perebutan, dengan memberikan bantuan dan memasok senjata, kepada pihak negara yang berkonflik. Melalui tayangan visual, series Chernobyl hadir sebagai instrumen yang menanamkan wacana dominan dari sudut pandang AS.

Series Chernobyl dikemas dengan penuh dramatisasi. Film Chernobyl merupakan bentuk konstruksi sosial melalui serial drama yang sengaja diciptakan dengan kepentingan produsen. 

Hal itu bukan dilihat sebagai reprensentasi yang alamiah, wajar, netral dan dianggap menggambarkan realitas apa adanya, tetapi merupakan instrumen dari pihak hegemon dengan sumber daya yang dimilikinya, untuk mengalahkan lawan, menjatuhkan citra atau melanggengkan stigma tertentu.

Melalui narasi, dialog, visual maupun pengambilan keputusan yang diperankan oleh para aktor/aktris. Soviet dikonstruksikan sebagai pihak yang bersalah. Hal itu dibuktikan dengan penggambaran elite politik yang "sengaja" menutup-nutupi peristiwa tersebut sebagai bencana biasa, dengan kedok cita-cita Lenin, sehingga tidak menimbulkan kepanikan publik. 

Soviet digambarkan hanya berusaha menjaga "citra baik" dari pandangan dunia yang menjadi salah satu negara adidaya sebagai pemimpin industri nuklir yang maju pada masanya, tanpa mempedulikan acaman radiasi bagi penduduk sekitar.

Salah satu strategi untuk menggiring opini publik melalui film Chernobyl adalah dengan menampilkan (inklusi) atau menyembunyikan (eksklusi) bagian tertentu. Chernobyl yang dikemas hanya dalam 5 seri, menambahkan scene-scene yang dianggap berlebihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun