"Abisnya ... minta aneh-aneh aja!" sahut Hexam.
Aku menggelengkan kepala tanda tidak mengerti dengan perasaanku sendiri.
Aku dan Hezam kembali masuk dalam ruang yang sama dari masa lalu yang berbeda.
Perbedaan itulah yang membuat kami saling memahami dan mengerti.
Dan kini aku mengerti...
Kalau jodoh sudah ada di tangan Tuhan. Termasuk jodoh kedua yang kini hadir dalam kehidupanku.
Aku pikir, ketika menikah pertama kalinya ... dia adalah jodohku. Lalu, Tuhan merenggutnya dan memberikan aku jodoh untuk kedua kalinya.
Dia hadir bukan untuk menggantikan singgasana cinta mendiang suamiku dalam hatiku. Tapi ... dia punya ruang sendiri di hatiku yang mampu membuat hatiku menjadi lebih baik. Ada banyak ruang di hatiku dan semuanya spesial dengan caranya masing-masing.
Tuhan ... jika Hexam adalah jodohku yang kedua, maka biarkanlah cinta kami abadi sampai kami tua, sampai kami dengar cucu dan cicit kami mengatakan kami "Pikun".
Ditulis oleh Rin Muna
East Borneo, 17 Februari 2018