Menunda atau Mengurangi Praktik Sharenting
Alih-alih membagikan momen anak secara daring, orangtua bisa mendokumentasikan perkembangan anak melalui metode yang lebih aman, seperti menyimpan foto dalam album pribadi atau berbagi secara terbatas dalam lingkup keluarga saja.
Mengedukasi Diri tentang Keamanan Digital
Penting bagi orangtua untuk terus memperbarui pengetahuan mereka tentang keamanan digital. Mengikuti perkembangan teknologi dan memahami bagaimana informasi bisa disalahgunakan adalah langkah preventif yang bijak.
Menggunakan Platform yang Lebih Aman
Jika tetap ingin berbagi perkembangan anak, orangtua bisa mempertimbangkan platform yang lebih aman, seperti grup keluarga tertutup atau aplikasi berbagi foto dengan enkripsi tinggi. Beberapa aplikasi menyediakan fitur berbagi yang hanya bisa diakses oleh individu yang telah diverifikasi secara pribadi.
Menerapkan Kebijakan Penghapusan Jejak Digital
Orangtua juga bisa secara berkala meninjau dan menghapus unggahan yang sekiranya tidak lagi relevan atau berpotensi membahayakan anak di masa depan. Selain itu, mengajarkan anak tentang cara melindungi privasi mereka sendiri saat mereka mulai menggunakan media sosial juga sangat penting.
Intinya adalah bahwa dibalik kegembiraan kita dengan kelucuan, tingkah polah anak-anak yang menggemaskan, para orangtua juga tidak boleh sembrono membeberkan seluruh informasi penting itu ke publik tanpa batas.Â
Tak semua orang menanggapi kegembiraan kita itu dengan cara yang positif, bahkan para predator, pedofil justru bisa menggunakan informasi tersebut untuk sekedar kesenangan atau bahkan lebih buruk menjadikannya fantasi seksual. Jika hal itu yang terjadi, siapa yang harus disalahkan?.
Sharenting telah menjadi fenomena yang semakin umum di era digital, namun harus diikuti dengan sikap bijak dan waspada dari para orangtua, agar tidak mengancam privasi dan keamanan anak.