Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tiket Penerbangan Murah, Bisa Naik Tapi Tak Bisa Turun!

22 Juli 2024   09:57 Diperbarui: 29 Agustus 2024   22:18 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanti penerbangan murah/ sumber gambar kompas money-thinkphoto

Menurut seorang teman, berburu tiket penerbangan murah, usahanya sudah sama sulitnya seperti berburu tiket konser. Minimal harus rajin memantau penjualan awal, kurang lebih seperti early Bird. Ada saat dimana kursi penumpang (seat) masih lowong biasanya dijual dengan diskon lumayan sebelum seat atau kursinya penuh. Harus juga pantengin situs resmi milik maskapai, banyak link yang menyediakan informasi tiket berdiskon.

Jadi selain dengan cara-cara cerdas juga dengan memanfaatkan sedikit keberuntungan (lucky), seperti waktu booking juga bisa saja berpengaruh signifikan untuk menghemat ongkos.

Pengalaman pribadi melakukan travel dengan menggunakan jasa penerbangan juga mengajarkan cara-cara seperti itu. Seluk beluk "pertiketan"harus kita selami, agar mendapat harga murah dan tentu saja "keberuntungan" atas kerja keras tersebut.

Karena tiket pesawat saat ini, harganya tak pernah turun-turun, membuat moda pesawat sebagai sarana transport alternatif makin tak terjangkau masyarakat biasa.

Mengapa tiket harganya mahal dan tak pernah turun, sebenarnya masalahnya juga sangat kompleks, bukan sekedar soal penerbangan tepat waktu atau layanannya yang baik, lebih dari itu ini juga menyangkut persaingan sengit antar maskapai dan soal kebijakan Pemerintah yang belum sepenuhnya berpihak pada para maskapai.

Suasana di bandara yang lenggang/ sumber gambar money kompas.com
Suasana di bandara yang lenggang/ sumber gambar money kompas.com

Akibatnya apa, banyak hal yang saling berkaitan menjadi masalah yang tumpang tindih. Persaingan, biaya operasional yang tinggi, termasuk biaya bahan bakar, biaya maintenance pesawat, dan biaya karyawan. Akibatnya biaya operasional per kursi atau perpenumpang menjadi lebih tinggi, sehingga berdampak pada harga tiketnya yang terus melambung tinggi.

Termasuk yangmempengaruhi harga tiket jadi mahal adalah biaya penggunaan bandara di Indonesia terbilang juga cukup tinggi, tergantung pada bandara dan fasilitas yang disediakan. 

Maskapai penerbangan biasanya menanggung biaya ini, nah ini juga menjadi pemicu mahalnya harga tiket. Ini sebenarnya biang masalah yang menimbulkan blunder bagi keseluruhan masalah di industri maskapai penerbangan, terutama imbasnya pada harga tiket.

Apalagi dengan ketidakpastian regulasi, terutama fluktuasi dalam regulasi penerbangan dan kebijakan pemerintah terkait pajak dan biaya tambahan lainnya yang memengaruhi biaya akhir yang harus ditanggung oleh maskapai. Ujung-ujungnya beban itu dikembalikan kepada kita sebagai penumpang. 

Kondisi dimana banyak bangku-bangku pesawat kosong, namun pesawat tetap harus berangkat dengan penumpang seadanya untuk rute penerbangan tertentu. Ini tentu sangat buruk bagi nasib penerbangan dan tentu saja berdampak pada biaya operasional pesawat yang harus terbang dengan berapapun jumlah penumpangnya. Sehingga lama-lama maskapai bisa tekor.

Tingkat perputaran atau turn over penerbangan yang dinamis, sangat mempengaruhi seberapa besar biaya operasional bisa tertutupi dan jika terus menerus bisa rugi, maka akhirnya bisa berdampak pada hal lainnya seperti harga tiket. 

Dengan kembali menguatnya polemik soal harga tiket domestik yang mahal, berbagai solusinya ternyata menggiring kita masuk dalam jebakan persaingan sengit antar maskapai. 

Termasuk trend baru memakai jalur pintas maskapai negara tetangga untuk tujuan penerbangan domestik. Ambil contoh, rute Aceh-Kuala Lumpur-Jakarta, Bukannya rute langsung Aceh-Jakarta, karena ternyata ongkosnya lebih mahal!

Ternyata penggunaan Hub atau Pusat Penghubung bagi banyak maskapai menjadi kunci penting mengapa sebuah maskapai bisa menekan harga tiketnya.

Fleksibilitas rute, dengan kebebasan memilih untuk terbang dengan transit di Kuala Lumpur daripada langsung dari Banda Aceh atau Medan ke Jakarta bisa memberikan lebih banyak pilihan waktu keberangkatan. Ini bisa meningkatkan daya tarik bagi penumpang yang fleksibel dengan waktu perjalanan mereka.

Dan tentu saja dukungan keringanan pajak penerbangan dan biaya operasional di Malaysia yang lebih rendah dibandingkan dengan Indonesia, sehingga bisa mempengaruhi harga tiket keseluruhan. 

Ditambah lagi  kapasitas dan ketersediaan kursi untuk rute ini dan tingkat okupansi pesawat juga sealu tersedia, sehingga bisa mempengaruhi harga tiket.

Kalau lebih banyak kapasitas atau kursi kosong pada sebuah penerbangan, maskapai mungkin akan menurunkan harga tiket untuk memenuhi kapasitas pesawat. Jika sudah begini, Pemerintah harus melakukan langkah strategis seperti mengatur tarif batas atas dan bawah untuk tiket pesawat. Serta meningkatkan kualitas layanan penerbangan domestik. 

Mau tidak mau selain dukungan kebijakan Pemerintah, maskapai harus meningkatkan efisiensi operasional mereka, baik dalam hal manajemen bahan bakar, pemeliharaan pesawat, maupun manajemen biaya karyawan. Begitu juga dengan melakukan upaya negosiasi dengan pemerintah dan otoritas bandara terkait pengurangan biaya atau insentif lainnya untuk membantu menurunkan biaya operasional.

Termasuk peran Pemerintah melakukan peningkatan infrastruktur bandara dan sistem penerbangan nasional agar bisa membantu meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya keseluruhan. Dan persaingan antar maskapai bisa lebih sehat untuk membantu menahan harga tiket agar tetap kompetitif.

Apabila harga tiket domestik murah, maka kepercayaan penumpang untuk menomor satukan penerbangan domestik kan juga akan meningkat. 

Benarkah Banyak Cara Berburu Tiket Murah? 

Ibarat pepatah banyak jalan menuju Roma, sebenarnya memang ada beberapa peluang bagi para pengguna moda transportasi udara untuk mendapatkan tiket dengan harga murah. 

Salah satunya yang kini telah menjadi trend adalah melalui jalur promo beli tiket sekarang terbangnya nanti. Bahkan ada yang sampai dijadwalkan tahun depannya. Atau istilah kerennya seperti "prime booking window," yaitu cara memesan tiket jauh-jauh hari sebelum hari keberangkatan.

Tiket model begini bisa kita dapatkan dari travel langganan. Namun jika kita menggunakan jasa tiket melalui aplikasi maskapai maupun agen perjalanan online (OTA/online travel agency) juga masih memungkinkan. Apalagi para travel punya daftar tiket harga promo setiap kali penerbangan yang terhubung langsung dengan pihak maskapainya.

Atau jika punya kartu keanggotan penerbangan bisa kita maanfaatkan diskonya. Seperti  pemegang kartu Garuda Frequent Flyer--bagi member berkesempatan mendapatkan tiket promo atau diskon. Hanya saja jenis promo ini terbilang sangat ekslusif karena mengharuskan kita "setia" menggunakan jenis maskapai yang sama agar mendapat potongannya. Terutama yang dilakukan oleh Maskapai Nasional Garuda Indonesia Airways (GIA).

Cara lain adalah melalui rute negara lain. Contoh ini berdasarkan pengalaman pribadi.  Untuk berkunjung ke Jakarta kita menggunakan rute penerbangan ke Kuala Lumpur terlebih dahulu. Meskipun terkesan lebih jauh dan tidak efisien dari segai jarak, namun ternyata efisien di ongkos.

Penjelasannya tentu tidak sederhana. Bukan sekedar soal persaingan dan promo, lebih dari itu ini juga menyangkut Penggunaan hub, atau pusat penghubung seperti halnya di Kuala Lumpur bagi banyak maskapai penerbangan. 

Hal ini bisa membuat biaya operasional lebih efisien bagi maskapai,  yang kemudian bisa mereka transfer sebagai harga tiket yang lebih rendah kepada penumpang.

Padahal, Jika bukan karena harga tiketnya yang mahal, kita tentu akan memilih menjadi wisatawan domestik yang baik. Mengunjungi banyak tempat wisata di tanah air daripada memilih berwisata ke negeri tetangga. 

Tapi gara-gara harga tiket dalam negeri alias domestik mahal, bagi kita yang tinggal di ujung Pulau Sumatera seperti di Aceh dan Medan, justru akan lebih memilih berkunjung liburan ke negara tetangga. Sebabnya karena urusan ongkos tiketnya yang jauh lebih murah dan hemat. Bahkan untuk ke Jakarta saja kini lebih murah via Kuala Lumpur!. 

Suasana di bandara /sumber gambar money kompas.com
Suasana di bandara /sumber gambar money kompas.com

Jadi dengan cara-cara seperti booking Jauh-jauh hari,  dengan menggunakan mesin pencari tiket yang  berupa situs yang memungkinan kita mendapatkan tiket pesawat dengan harga diskon, seperti Skyscanner, Kayak, atau Google Flights. Mereka membandingkan harga dari berbagai maskapai dan bisa memberikan pilihan yang lebih murah.

Jika tujuan dari penerbangan kita bisa fleksibel dengan tanggal keberangkatan juga menjadi keuntungan tersendiri. Sehingga kita bisa memilih jadwal penerbangan pada hari-hari tertentu atau di waktu yang tidak ramai penggunanya, sehingga bisa lebih murah.

Bahkan ternyata ada trik atau tips yang menyarankan membeli tiket dengan memperhatikan waktu pembeliannya. maksudnya, bahwa biasanya harga tiket pesawat lebih murah jika kita memesannya pada waktu-waktu tertentu, misalnya tengah malam atau hari kerja.

Namun ini juga membutuhkan dukungan informasi, selain dari aplikasi atau situs,juga langganan newsletter dari maskapai penerbangan atau agen perjalanan online. Sehingga informasi yang di update dari mereka bisa memungkinkan kita mendapatkan promo dan penawaran khusus. 

Dengan cara ini juga kita bisa mengecek harga tikel secara berkala, karena harga tiket pesawat bisa berubah-ubah. Cek harga secara berkala dan jika menemukan harga yang sesuai, segera pesan tiketnya.

Atau jika memungkinkan kita bisa mempertimbangkan rute alternatif, karena penerbangan dengan rute yang sedikit berbeda atau dengan transit bisa lebih murah daripada langsung. Contohnya seperti menggunakan jalur KL untuk ke Jakarta agar bisa lebih murah.

Berdasarkan pengalaman perhatikan juga soal  bagasi. Beberapa maskapai penerbangan menawarkan tarif yang lebih murah jika kita hanya membawa bagasi kabin atau tidak membawa bagasi sama sekali. Pastikan untuk memeriksa aturan ini sebelum memesan tiket, siapa tahu membantu mengurangi harga tiketnya.

Dan bagi pemegang kartu kredit atau poin juga berpeluang mendapatkan potongan harga dari poin reward atau diskon khusus untuk pembelian tiket pesawat. 

Dan jangan lupa tentu saja yang paling standar, bandingkan harga antar maskapai, karena kadang-kadang ada perbedaan signifikan dalam harga untuk penerbangan yang sama.

Dan jika penerbangan yang kita rencanakan akan kita lakukan bersama keluarga, pertimbangkan pembelian grup bisa memberikan diskon tambahan. 

Tapi jika semua cara masih mentok di ongkos, tak ada salahnya--seperti kata orang-pakai kendaraan pakai minyak campur--misalnya motor campur dorong ;).

Maksudnya pertimbankan alternatif transportasi. Terkadang, menggunakan kombinasi transportasi seperti kereta api atau bus untuk bagian perjalanan tertentu bisa lebih murah daripada penerbangan langsung. Meskipun sedikit ribet, tapi kemungkinan bisa menekan biaya masih bisa dilakukan. Selamat menikmati perjalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun