Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Serunya Punya Hobi Bisa Diselaraskan dengan Bisnis, yang Penting Tak Hilang Esensi

18 Juli 2024   14:53 Diperbarui: 25 Juli 2024   11:25 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar buku kompas.com

Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar buku kompas.com
Ilustrasi hobi dan bisnis/ sumber gambar buku kompas.com

Mungkin yang harus saya pertimbangkan dalam menjalankan bisnis nantinya adalah memilih, kira-kira apa yang nanti benar-benar bisa kita nikmati dengan keunggulan keterampilan alami yang kita miliki.

Misalnya, seseorang yang gemar memburu buku dan memiliki ketertarikan dalam desain grafis mungkin bisa menggabungkan keduanya dengan menciptakan desain bergambar buku untuk dijual kepada penjual buku atau peminat pernak-pernik yang ingin menghias rumah mereka dengan sentuhan personal. 

Atau jika yang suka masak tentu akan lebih mudah dan akan lebih banyak pilihannya.

Tidak jarang, hobi yang diubah menjadi bisnis malah bisa menjadi sumber pendapatan utama. Apalagi passion yang ditanamkan dalam setiap produk atau layanan yang ditawarkan, bisa membuat bisnis lebih menarik dan bermakna bagi pelanggan. 

Bahasa mudahnya, karena ada unsur "kesungguhan" dan "cinta" maka semua menjadi lebih indah. Memang tidak mudah, butuh chemistry agar keduanya menyatu dengan harmoni.

Meski berawal dari hobi, tak ada salahnya melakukan riset kecil-kecilan. Misalnya dengan memasak dan membagi ke tetangga dan saudara, terus diingat apa mereka para "meng-order" ulang, bisa jadi itu artinya masakan kita okeh!. Atau mau serius juga bisa.

Melalui riset pasar dan mengidentifikasi potensi pelanggan atau pasar target, kita bisa memahami kebutuhan dan preferensi pasar, kita bisa memfokuskan potensi untuk mengembangkan produk atau layanan yang sesuai dengan permintaan. 

Sejauh segala sesuatunya masih dalam budget yang ada. Apalagi bisnis mengharuskan kita memikirkan modal awal, biaya operasional, dan strategi pemasaran yang efektif.

Bagaimana dengan urusan "kesenangan"? bukankah hobi dasarnya sangat sederhana, bukan bisnis. Bagaimana menjaga keseimbangan antara kepuasan pribadi dan bisnis. Jangan-jangan malah jadi tekanan. Menuruti kemauan pasar bisa saja mengurangi kesenangan yang kita cari dalam hobi kita. 

Mau tak mau harus ada perencanaan yang baik dan kesadaran, mana prioritas pribadi, dan bisnis agar bisa mengatasi tantangan ini dan bisa terus menikmati keseruan berbisnis berdasarkan hobi.

Mau tak mau penting juga ya, tetap mempertahankan integritas dan nilai-nilai saat kita berbisnis hobi. Misalnya memilih mitra kerja juga yang sesuai passion-nya, termasuk cara menjaga kualitas produk atau layanan, serta memastikan transparansi dalam semua interaksi dengan pelanggan. 

Agar bisnis hobi tidak hanya menghasilkan uang, tetapi juga memberikan rasa bangga dan kepuasan atas apa yang telah kita capai. Bukankah ini salah satu inti yang tak boleh hilang.

Nah, mungkin bagian dari kesenangan batin yang tak boleh dilewatkan adalah ketika kita menyisihkan keuntungan untuk berbagi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun