Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Andri dan Sekolah Anak Para Pemulung di Pinggir Krueng Aceh

18 Juli 2024   10:57 Diperbarui: 21 Juli 2024   03:11 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak belajar di sekolah anak jalanan | Sumber gambar ruanguru.com

Dengan demikian, sekolah anak jalanan memainkan peran penting dalam memfasilitasi akses pendidikan untuk anak-anak yang hidup di bawah garis kemiskinan atau menghadapi tantangan lainnya yang menghambat mereka dari menghadiri sekolah formal.

Pendidikan Inklusif Buat Semua Anak

Dalam kerangka pendidikan inklusif idealnya bisa mengintegrasikan anak-anak dari latar belakang yang terpinggirkan, termasuk anak-anak jalanan, ke dalam sistem pendidikan formal dengan cara menyediakan program khusus atau jalur akses yang sesuai.

Pemerintah harus lebih peduli dengan memanfaatkan regulasi yang bisa mendukung pelaksanaan sekolah-sekolah nonformal ini menjadi lebih kokoh dan kuat serta mandiri.

Termasuk dengan kemungkinan bantuan pendanaan yang diatur juga dengan regulasi yang baik. Dukungan bantuan keuangan atau dukungan logistik kepada sekolah nonformal yang ada untuk membantu mereka menjaga operasional dan kualitas pendidikan menjadi sebuah stimulan yang positif mendukung kemajuan mereka.

Begitu juga dengan kemungkinan pada arah yang lebih kompleks seperti pengembangan kurikulum alternatif. Penyediaan kurikulum alternatif atau modul pembelajaran yang bisa digunakan oleh sekolah nonformal untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang mereka berikan meskipun berada diluar sistem sekolah formal.

Pendekatan ini bisa sangat membantu memastikan bahwa anak-anak yang berada di luar jangkauan pendidikan formal juga mendapatkan akses yang setara dan berkualitas terhadap pendidikan.

Apalagi dalam kondisi saat ini dimana ekonomi sedang sulit, harga barang naik, biaya pendidikan juga meroket, sehingga tak semua lapisan kalangan masyarakat beruntung bisa menyekolahkan anak-anaknya.

Dan melalui sekolah nonformal ini, selain harapan dasar anak-anak memperoleh pendidikan paling tidak bisa diakomodir meskipun secara darurat, namun dalam jangka panjang bisa memotivasi mereka untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi karena kebtuhan mereka terhadap ilmu.

"Beberapa anak, yang tadinya sekolah bersama saya, ada beberapa yang sudah masuk sekolah formal karena orang tuanya termotivasi sendiri melihat anaknya ternyata rajin dan pintar" papar Andri. 

Fakta itu menunjukkan bukti bahwa sekolah nonformal bisa menjadi stimulan, tak harus gembar-gembor merayu para orang tua para pemulung dan anak jalanan karena anak mereka diharuskan membantu pekerjaan mereka sehari-hari. Proses pendidikan nonformal tersebut pelan tapi pasti memberi perubahan cara berpikir pada anak-anaknya, dan kemudian para orang tuanya.

Sayang sekali saya hanya bertemu singkat dengan Andri, itupun dalam pertemuan dan obrolan tidak sengaja . Di lain waktu saya katakan padanya untuk datang lagi, membawa beberapa buku-buku yang ada di rumah yang bisa kami berikan untuk mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun