Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

MPLS Edukatif, Mengintegrasikan P5 Membangun Karakter Siswa Baru Sejak Dini

16 Juli 2024   11:01 Diperbarui: 17 Juli 2024   21:48 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahkan dalam beberapa sesi kegiatan nantinya akan ada rekruitmen lansung bagi para siswa baru untuk bisa langsung bergabung di kelas eskul sesuai pilihan mereka. 

Sekolah juga terus mendorong agar kelas sains dan segala sesuatu yang berbau keilmuan menjadi prioritas sekolah. Karena selama ini berbagai prestasi olahraga sudah banyak diraih, agar ada keseimbangan 

Dan dalam kaitannya dengan MPLS, jika nantinya ada temuan berupa kekerasan atau tindakan yang menjurus pada senioritas apalagi diksriminasi akan mendapat perhatian khusus dari guru sebagai pengawas.

Jikalaupun terjadi pelanggaran dari para siswa baru, harus dimulai dari teguran dan peringatan, bukan pada tindakan indispliner berupa kekerasan. Intinya siswa baru harus terus diberi arahan, tidak boleh diarahkan memakai atribut yang tidak relevan dengan kegiatan pendidikan dan bisa menjadi indikasi perpeloncoan, dan juga melarang kegiatan yang membahayakan keselamatan siswa.

Bahkan dalam pelaksanaan MPLS sebagaimana arahan kementerian, sepenuhnya dilaksanakan oleh guru dan bukan siswa senior. Kepala sekolah bertanggung jawab langsung atas pelaksanaan MPLS, sedangkan guru dan pembina OSIS bertugas untuk mengawasi dan membimbing siswa selama MPLS. Namun sayang dalam praktiknya MPLS masih dilaksanakan siswa senior dan sebaliknya guru menjadi pendampingnya.

Kekhawatiran jika dilakukan oleh para senior dan tidak dikontrol dengan baik, siswa yang melakukan pelanggaran bisa diberi sanksi berlebihan, meskipun aturan mainnya hanya dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan sekolah. 

Bahkan jika guru yang terlibat dalam pelanggaran dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan kepegawaian.

Kemendikbud berkomitmen untuk menciptakan MPLS yang aman, nyaman, dan edukatif bagi seluruh siswa. Dengan mengikuti aturan dan rekomendasi dari Kemendikbud, diharapkan MPLS bisa menjadi momen positif bagi siswa baru untuk memulai perjalanan pendidikan mereka dengan penuh semangat dan optimisme.

MPLS, Kolaborasi Peran Sekolah, Guru dan Orangtua

Masa orientasi siswa baru harusnya diibaratkan gerbang awal untuk memasuki dunia pendidikan di jenjang selanjutnya yang lebih nyaman. atau ramah siswa baru. Meskipun terdengar mudah dalam praktiknya senioritas dan perlakuan mengajarkan disiplin yang terlalu berlebihan selalu menjadi kendala.

Kecuali di sekolah yang sejak awal menjadikan MPLS sebagai sambutan persahabatan. Dan untuk mencapai target tersebut berbagai langkah krusial harus di lakukan pihak sekolah bersama jajaran guru-gurunya saat MPLS.

Sekolah harus meninjau kembali, apakah terdapat pengalaman atau tradisi dan budaya sekolah yang mengarah pada perpeloncoan, diskriminasi, seperti mengharuskan siswa baru memakai label yang buruk. 

Ini merupakan bibit yang berbahaya bagi kelangsungan sekolah menerapkan MPLS yang ramah siswa baru dan menghilangkan sistem senioritas disekolah.

Langkah awal yang esensial adalah melakukan refleksi mendalam terhadap budaya negatif yang selama ini melekat di sekolah. Adakah unsur-unsur dalam budaya tersebut yang berpotensi memicu perundungan atau senioritas? Apakah terdapat kegiatan yang secara fisik atau mental menindas siswa baru? 

Sekolah perlu berani meninjau ulang dan merevisi budaya yang tidak sejalan dengan nilai-nilai positif seperti saling menghormati, menghargai perbedaan, dan membangun rasa kekeluargaan. Tradisi positif dan edukatif bisa diciptakan untuk menumbuhkan rasa kebersamaan dan semangat belajar pada siswa baru. Hal ini merupakan langkah kongkrit memupus kemunculan kasus bullying di lingkungan sekolah sejak awal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun