Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penting Menjadikan Pembelajaran Tentang Keamanan Data Pribadi Bersama Siswa di Kelas

4 Juli 2024   04:49 Diperbarui: 4 Juli 2024   23:23 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pencurian identitas, penipuan keuangan, pelecehan online, hingga pemerasan hanyalah beberapa contoh dari bahaya yang mengintai di balik data pribadi yang bocor. Bayangkan, nama baik kita tercemar, uang kitalenyap, dan hidup kita terancam hanya karena kita tidak berhati-hati dalam membagikan data.

Tiba-tiba muncul tagihan online atas pinjaman yang sama sekali tak pernah kita lakukan, tentu saja kasus seperti itu bisa membuat kita panik dan bisa salah memberikan solusinya karena ketidaktahuan kita. Paling tidak kita harus semakin berhati-hati, terutama jikakita belajar dari kasus yang terjadi dari PDNS yang saat ini sedang terjadi.

Terutama memahami cara kita melindungi diri dari bahaya ini? 

Salah satu yang paling penting, adalah "jangan gatek", dengan cara terus meningkatkan kesadaran. Kita harus memahami jenis data apa yang termasuk data pribadi dan potensi bahayanya jika dibagikan sembarangan. Hindari membagikan informasi pribadi yang tidak relevan dengan kebutuhan, seperti tanggal lahir, alamat rumah, atau riwayat keuangan di media sosial. Apalagi jikasi peminta data tidak jelas statusnya seperti email spam yang masuk di email pribadi kita.

Kita juga harus memastikan diri tahu, mana data yang perlu dan bisa dibagikan. Jika perlu gunakan pengaturan privasi yang ketat di akun media sosial dan platform online lainnya. Batasi akses terhadap data pribadi hanya kepada pihak-pihak yang terpercaya dan memiliki reputasi baik.

Gunakan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online. Hindari menggunakan tanggal lahir atau informasi pribadi lainnya sebagai kata sandi. Ganti kata sandi secara berkala dan hindari menggunakan kata sandi yang sama untuk beberapa akun.

Bahkan dalam kasus ketika terjadi pembobolan bank oleh hacker, ransomware, sebaiknya kita mengganti pasword di tabungan atau rekening kita sebagai cara sederhana mengatasi masalah dan bisa meningkatkan pertahanan kita agar tidak ikut didodol.

Apalagi sekarang ini banyak sekali modus yang digunakan dalam kasus penipuan online. Jangan mudah tergoda dengan tawaran yang terlihat terlalu menarik atau mencurigakan. Periksa keaslian situs web dan email sebelum memberikan data pribadi. Apalagijika transaksi dilakukan by telepon dan meminta data pribadi kita karena promo atau diskon khusus.

Kita bisa terus belajar dari peristiwa kebocoran PDNS sebagai momentum untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap bahaya data pribadi. Apalagi kasus ransomware bukan hanya terjadi sekali ini saja. Jadi dengan melindungi diri dan menjaga privasi data pribadi dengan menjadi pengguna internet yang cerdas adalah sebuah keniscayaan yang harus kita lakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun