Pilihan jenis rumah atau model hunian kini semakin banyak alternatifnya, apalagi kecenderungan atau trend yang dikembangkan oleh para developer kini semakin beragam sehingga menciptakan budaya baru dalam membangun rumah yang cenderung meniru tren tersebut.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal itu namun kita ternyata harus jeli mempertimbangkan banyak faktor yang bisa mempengaruhi daya tahan dan keamananan kondisi bangunan fisik rumah hunian kita tersebut dari iklim. Mengapa?.
Berdasarkan pengalaman saat hendak membangun rumah, pilihan modelnya dicari dari banyak referensi, namun fokus kita sering kali lebih pada tampilan fasad-depan rumah atau bentuk yang kompak, simpel dan indah. Bukan pada fungsi yang mendasar, sebagai rumah tinggal yang nyaman terutama untuk iklim tropis.
Apakah rumah model baru tidak memenuhi standar hunian yang aman terhadap iklim?. Bukankah rumah dengan bukaan yang besar sesuai dengan harapan kita menghemat energi?.
Ternyata, pada akhirnya banyak kelemahan yang sering kita temukan pada model bangunan hasil rancangan baru atau yang mengadopsi model dari negara lain.
Rumah Ramah Iklim itu Maksudnya?
Kecenderungan pembangunan perumahan di Indonesia belakangan ini memang mengadopsi berbagai jenis model rumah dari luar negeri atau rancangan para arsitek yang menyesuaikan dengan kebutuhan untuk memenuhi preferensi orang yang ingin memiliki rumah yang modern, mengikuti tren.
Namun, adaptasi terhadap iklim yang berbeda antara Indonesia dan negara asal model rumah tersebut menjadi tantangan tersendiri. Faktor-faktor cuaca seperti intensitas hujan, suhu tinggi, dan kelembaban tinggi di Indonesia mempengaruhi keberlangsungan dan kualitas rumah tersebut.
Terutama jika kita bandingkan dengan rumah model lama yang modelnya telah teruji atau disesuaikan dengan iklim tropis. Cobalah kita bandingkan fasad depan rumah model terdahulu, yang terasnya tertutup dengan genteng atau seng hingga lebih luas dari teras, sehingga bisa menghalangi tempias saat hujan atau masuknya angin yang kencang.