"Tulisan kami dilombakan, dan dikumpulkan online"lanjut Nadia. "Kebetulan jadi punya waktu buat artikel yang bagus, Â jangan kalah dari sekolah lain"Â ujar saya. "Siap, Bu!"Â
Begitulah, Â ternyata para siswa yang awalnya enggan ikut pelatihan, sekarang justru merasa tertantang untuk menulis. Ternyata hanya butuh sedikit "paksaan"dan memberi mereka kesempatan untuk memulainya, agar mereka membuka kunci bakat dan minat tersembunyinya.Â
Pada dasarnya, banyak siswa kita di sekolah yang memiliki minat dan bakat tersembunyi. Selama kita bisa memancingnya keluar, bakat-bakat itu bisa muncul ke permukaan, meskipun memancingnya butuh proses dan sedikit kerja keras.Â
Ternyata kegiatan eksternal melalui kemitraan antarsekolah bisa menjadi pancingan yang menarik. Selain mereka bisa bersosialisasi dengan siswa sebaya sekolah lain, ternyata bisa menantang mereka untuk tak mudah kalah bersaing. Mau tak mau mereka berjuang mengeluarkan semua kemampuannya.
Terbersit rasa bahagia, karena bisa memancing 5 siswa baru yang mau menulis, berikutnya tinggal saya pancing bergabung di kelas jurnalistik sekolah-Litera5 ;),
Pahami Kerja Jurnalis dan Antisipasi Hoaks
Materi yang disajikan panitia terbilang menarik, selain memberikan kebebasan para siswa mengekspresikan gagasan mereka melalui karya tulis yang dilombakan, mereka juga dilatih pentingnya memahami sisi lain dunia literasi digital. Ditambah selingan pembelajaran tentang saham, karena sponsor kegiatan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang sedang mensosialisakan informasi tentang saham..
Memahami seluk beluk saham serta berbagai manfaat serta risikonya. Banyak hal positif yang bisa menjadi pilihan kita berinvestasi seperti halnya saham tersebut. Hanya saja butuh pengetahuan yang cukup agar hasilnya baik.
Beruntung selama pelatihan lebih banyak praktek daripada teori,anak-anak tak bosan dan bisa langsung menunjukkan kemampuan meraka.Â
Terutama tentang dasar jurnalistik, memahami tentang kebebasan pers yang terfokus, penulisan berita, pemilihan sumber berita dan pemilahan berita mana yang layak dijadikan rujukan. Termasuk kecermatan untuk memahami masalah yang akan diekspose, tata cara pengambilan bahan dan sumber berita termasuk foto.
Dalam dunia literasi digital yang pengambilan sumber beritanya semakin mudah, juga harus disertai kehati-hatian yang tinggi, terutama untuk belajar mendeteksi sumber berita yang mungkin merupakan hoaks.