Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Belajar dari Liz Gilbert, Kata Maaf Untuk Diri Sendiri Dulu Sebelum Orang Lain

27 Mei 2024   06:39 Diperbarui: 28 Mei 2024   20:53 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan dan masanput sumber gambar shutterstock

Baahkan kita mungkin harus memikirkan alasan lain yang  bisa membuat diri sendiri memaklumi dan mengerti serta memaafkan ketika berada dalam situasi tersebut.

Benarkah rasa bersalah, menunjukkan Rasa Sayang yang Sebenarnya?

Seorang ayah yang menyendiri tinggal di hutan selama bertahun-tahun karena kegagalannya menyelamatkan keluarganya dari kecelakaan, sebagai bentuk pelariannya, diliputi rasa sesal dan kesepian, rasa malu dan perasaan gagal itu sebagai pengorbanan kepada orang-orang yang disayanginya. Sebagai bentuk ungkapan rasa sayangnya, sehingga ia "harus" terus menderita.

Menurut motivator Dio Martin, ini adalah sebuah penyesalan dan cara berpikir yang salah. Kita boleh merasa bersalah tapi bukan berarti terus-menerus terjebak dalam rasa bersalah itu.

Mengapa tak memulai Hal Positif yang Baru?

Dalam potongan kisah di Novel Khaled Hosseini,  A Thousand Splendid Suns, dikisahkan seorang anak perempuan yang terbuang, mendapat kekerasan selama masa mudanya, pada akhirnya memutuskan untuk mengelola sebuah rumah singgah yang menampung anak-anak jalanan yang terlantar dan mendedikasikan seluruh hidupnya merawat anak-anak jalanan.

Meskipun hanya fiksi, namun dilatarbelakangi situasi perang dan kekerasan patrilinial yang menarik menjadi perhatian kita.

Begitu juga dengan kisah Oprah Winfrey dengan masa lalunya yang kelam, tapi kini menjadi pemilik bisnis raksasa HARPO (nama Oprah yang dibalik). Dan kini mendedikasikan dirinya menolong banyak anak-anak perempuan dengan mendirikan banyak sekolah di negeri-negeri tertinggal, agar kelak para perempuan bisa lebih berdaya.

Seperti sebuah pertanyaan yang sering kita temui di buku psikologi dan filsafat, "kenali dirimu, baru kenali orang lain". Bahwa, memang segala sesuatu yang baik mestinya dimulai dari diri sendiri. Termasuk ketika kita memaafkan orang lain, pastikan kita juga telah memaafkan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun