Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yuk, Optimalkan Kesadaran Konsekuensional untuk Hindari Jebakan Fake Productivity

24 Mei 2024   09:52 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:43 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang perempuan sibuk bekerja sumber gambar yoursay-suara.com

Dalam bukunya “The 7 Habits of Highly Effective People,” Covey mengemas ulang ide-ide Eisenhower menjadi alat bantu sederhana untuk memprioritaskan tugas. Matriks Eisenhower untuk merencanakan, mendelegasikan, memprioritaskan, dan menjadwalkan tugas harian atau mingguan.

Kuadran Pertama: Mendesak dan penting (tugas-tugas yang diselesaikan dengan segera). Kuadran Kedua: Penting, tetapi tidak mendesak (tugas-tugas yang dijadwalkan untuk dikerjakan belakangan). Kuadran Ketiga: Mendesak, tetapi tidak penting (tugas-tugas yang dapat didelegasikan kepada orang lain). Dan Kuadran Keempat: Tidak mendesak dan tidak penting (tugas-tugas yang perlu dihilangkan)

Sederhananya, menggunakan Kotak Eisenhower bisa membantu kita memvisualkan tugas-tugas menurut tingkat pentingnya (importance) dan mendesaknya (urgency).

Berlatih Refleksi Harian, untuk mendorong kita melakukan refleksi tugas-tugas yang telah kita selesaikan, untuk membantu memastikan, mana yang benar-benar produktif dan mana yang hanya membuat kita sibuk.

Jika perlu, gunakan teknologi, bagaimanapun jaman digital saat ini banyak  aplikasi tentang manajemen waktu dan produktivitas yang bisa membantu individu untuk melacak pekerjaan kita.

Dukungan lain yang tak kalah penting tentu saja, kultur organisasi tempat dimana kita bekerja yang mestinya harus mendukung. Seperti sekolah yang memiliki whatsApps para guru yang membantu mengingatkan, tugas-tugas mereka.

Di sekolah saya, yang belum menyelesaikan tugas akan muncul di daftar khusus dalam warna merah. Dan akan berubah hijau begitu kita meresponnya dengan menyelesaikan laporan atau tugas.

Dukungan kultur di lembaga pendidikan seperti itu bisa membantu mendisiplinkan para cekgu (gurunya), menjadi lebih displin lagi.

Dan hasilnya saya melihat peningkatan signifikan dalam produktivitas nyata. Para guru, termasuk saya menjadi lebih fokus pada tugas penting untuk menghindari jebakan produktivitas palsu.

referensi:1,2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun