Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Yuk, Optimalkan Kesadaran Konsekuensional untuk Hindari Jebakan Fake Productivity

24 Mei 2024   09:52 Diperbarui: 26 Mei 2024   23:43 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang perempuan sibuk bekerja sumber gambar yoursay-suara.com

Seorang anak yang ingin mencari perhatian orang tuanya yang sibuk, tak sengaja melakukan tindak kejahatan berat. Atas perbuatannya itu ia dijatuhi hukuman dengan masa rehabilitasi yang cukup lama. Karena sikap emosionalnya ia tak menyadari risikonya.

Dalam kehidupan kita tak sedikit orang yang tidak menyadari sebab akibat--risiko dari perbuatannya. Bahwa setiap tindakan akan ada konsekuensinya. Dalam istilah kecerdasan emosional, kemampuan orang untuk berpikir tentang sebab- akibat dari tindakan yang dilakukannya disebut sebagai "berpikir konsekuensional".

Membangun kesadaran konsekuensional melalui rencana yang disertai catatan "risiko", mungkin bisa membantu menstimulasi munculnya sikap disiplin. Memberi sinyal untuk tetap fokus pada target penyelesaian tugas atau tanggungjawab kita.

Menguatnya kesadaran konsekuensional sebenarnya melibatkan proses berpikir yang matang dan prediktif yang harus terus dilatih, sehingga kita tidak hanya fokus pada hasil jangka pendek, tapi juga dampak jangka panjang dari pekerjaan kita. 

Dan kesadaran ini sebenarnya sangat penting untuk membantu kita dalam pengambilan keputusan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Jika seseorang yang dianggap melakukan aktifitas produktifitas palsu dalam bekerja, apakah ia sebenarnya tidak menyadari akibatnya atau memang sekedar lalai atau tidak disiplin?. 

Apakah kesadaran konsekuensional bisa memaksa kita agar disiplin, karena ada unsur risiko yang bisa dikedepankan untuk menstimulasi tindakan agar tidak terjebak produktifitas palsu?.

Ilustrasi perempuan dan jebakan produktifitas palsu di kantor sumber gambar islampos.com
Ilustrasi perempuan dan jebakan produktifitas palsu di kantor sumber gambar islampos.com

Optimalkan Kesadaran Konsekuensional 

Salah satu penyebab utama produktivitas palsu karena kurangnya kesadaran tentang konsekuensi dari tindakan yang diambil. Dalam hal ini, membangun kesadaran konsekuensional mungkin bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah.

Ketika kita seolah sibuk luar biasa, tapi sebenarnya tidak produktif, dengan menghabiskan banyak waktu pada tugas-tugas yang tidak penting atau tidak mendukung tujuan utama, artinya kita sedang  melakukan beberapa kekeliruan terkait manajemen waktu kita yang buruk, kurangnya prioritas, atau ketidakmampuan untuk fokus pada tugas-tugas yang benar-benar penting.

Dampaknya tentu saja  sangat merugikan, baik bagi guru maupun sekolah. Kita yang terjebak dalam pola ini sering merasa frustrasi dan kelelahan karena usaha kita tidak memberikan hasil yang memadai. 

Bagi sekolah, produktivitas palsu berarti pengeluaran sumber daya yang tidak efisien dan hilangnya peluang untuk mencapai tujuan strategis.

matriks eisenhower sumber gambar marketeers.com
matriks eisenhower sumber gambar marketeers.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun