Menata ulang produktivitas dengan berusaha fokus pada rencana hidup
Sebenarnya membedakan produktivitas palsu dari produktivitas yang riil, tidaklah sulit, namun membutuhkan peninjauan ulang untuk memastikan bahwa kerja-kerja (termasuk untuk menghidupi keluarga kita) yang sedang kita lakukan telah sesuai rencana.
Artinya bahwa banyak orang yang bekerja tanpa perencanaan, atau sudah memiliki rencana namun tidak fokus pada substansi hasilnya, sehingga justru mengerjakan pekerjaan lain yang melenceng dari tujuan semula, atau masih dalam satu tujuan, namun memutar terlalu jauh.
Saya teringat dengan sebuah ide brilian tentang "amplop tabungan". Jika kita fokus menabung secara teratur kedalam 100 amplop, berdasarkan angka urutan dari 1-100, maka setidaknya akan terkumpul uang kurang lebih Rp 5 jutaan. Apa yang menarik dari ide itu adalah, bagaimana mengatur kedisiplinan, keteraturan dan fokus pada sebuah tujuan.
Nah, begitu juga dalam kehidupan kita, semestinya dan sejatinya memang harus menata ulang prioritas pekerjaan atau tugas kita, dan juga harus fokus pada rencana. Seperti saat kita membuat resolusi di awal tahun sebagai rencana pemandu agar tujuan dalam setahun bisa tercapai melalui tahapan-tahapan.
Melakukan breakdown rencana besar agar lebih realistis
Belajar dari pengalaman membuat resolusi, sebenarnya sebuah "rencana besar" harus di breakdown kedalam rencana-rencana detail yang lebih kecil untuk kebutuhan bulanan atau mingguan, bahkan harian agar terlihat realistis untuk dijalankan setiap tahapannya, tanpa merasa terbebani dengan tujuan akhir yang berat.
Bayangkan, kita harus membersihkan seluruh bagian rumah saat lebaran, waktunya terbatas. Jika membayangkan akan memulai darimana, bisa-bisa tak akan selesai karena kita merasa pekerjaannya terlalu banyak.Â
Tapi jika sasarannya agar rumah bersih saat lebaran, dengan membuat rencana kerja bertahap, dan fokus ruang per ruang, meskipun satu ruangan akan memakan waktu lebih lama, namun hasilnya akan terlihat langsung.Â
Dan mungkin di ruang lain, tingkat pekerjaannya tak sebanyak ruang yang sudah kita selesaikan. Sehingga kita merasa ada pekerjaan yang telah selesai.Â
Begitu juga saat mencapai target membangun rumah, dengan segala keterbatasan. Mungkin dengan ide sederhana "amplop tabungan" bisa menjadi solusi memulai sebuah gagasan besar sebuah keluarga--intinya dengan kedisiplinan dan fokus, disertai kerja keras.
Memahami 3 komponen '"produktivitas sebagai pengukur capaian
Menurut Mohammed Faris, penulis buku "Muslim Produktif", produktivitas terdiri dari tiga unsur yaitu fokus, energi, dan waktu. Kehilangan salah satu unsur membuat suatu pekerjaan tidak bertujuan, malah timbul lelah dan terbebani saat menyelesaikan tugasnya.