Irak yang sudah didepan mata, dan main totalitas tapi jangan kasar dan bikin blunder seperti saat lawan Uzbekistan!.Â
Ibarat analogi diantara dua pilihan antara makan ubi yang ada di tangan atau makan roti tapi belum ada, tentu kita berpikir pragmatis, pilih makan ubi saja saja--fokus saja lawanDengan kemungkinan yang anggap saja kita tidak punya pilihan lain, alias menjadi "pertandingan terakhir", maka mau tidak mau pelatih STY harus mau memainkan tim yang spesial seperti ketika laga melawan Korea Selatan sebelumnya.
Menunggu laga tanding tim Indonesia U23 lawan Irak U23 dengan situasinya, mengingatkan saya dengan kisah sebuah perang yang panglimanya memerintahkan prajuritnya membakar kapal-kapal perangnya agar tak ada lagi pilihan untuk menyerah, pulang apalagi kalah.
Jika terlalu berhati-hati dan berharap (jika kalah dari Irak masih ada peluang lawan Guinea) kita akan merasa lebih kuatir. Â Seolah kita bersepekulasi (Irak tak bisa dikalahkan dan hanya berharap dari Guinea). Bagaimana jika kalah?, maka impian kita bermain di ajang Olimpiade Paris 2024 akan gagal total.
Dengan berpikir realistis dan bermain maksimal, harapan kita tiket menuju perebutan kursi posisi 3 mau tak mau harus kita dapatkan pada laga malam ini, di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Kamis (2/5/2024) pukul 23.30 Wita. Selain perebutan peringkat ketiga, pertandingan ini juga memperebutkan tiket ke Olimpiade Paris 2024.
Prediksi Ala Emak-Emak Kala Nobar
Saya pikir ini akan menjadi pertandingan yang luar biasa dan juga sangat emosional. Setelah air mata dan emosi di kuras saat Korea Selatan dan dijatuhkan juga dengan drama VAR saat melawan Uzbekistan, agaknya STY tak akan main-main lagi dengan menempatkan pemain yang kurang tepat.
Paling tidak seperti formasi ketika melawan Korea Selatan, secara manajemen yang saya pelajari saat kuliah ekonomi--teorinya mengacu pada The Right Man on The Right Place, formasinya sudah pas, tinggal diulang saja kesuksesan kemarin saat melawan Korea Selatan.
Dan seperti biasa, saya tak akan memilih nobar, tapi nonton bareng keluarga saja di rumah. Menurut putra saya yang kemarin nobar, di warung kopi atau di kafe, ramenya saja yang heboh, sementara layarnya malah ketutupan para penonton yang kelewat antusias.
Bayangkan saja jika ada emak-emak yang ikutan nonton, dapat riuhnya tapi tak dapat gambarnya. Maka malam ini saya bersiap untuk memasak spesial untuk persiapan nobar. Apalagi besok hari libur saya di sekolah--Kamis di setiap minggunya. Semoga saja tak berakhir kecewa.
Jika melihat formasi yang diulas diberbagai media, Irak U-23 diprediksi akan menurunkan susunan pemain dengan formasi 4-2-3-1. Hussein Hassan akan mengawal gawang, diikuti oleh Mustafa Saadoun, Zaid Tahseen, Josef Al-Imam, dan Ahmed Maknzi di lini belakang.
Di lini tengah, Hussein Amer dan Muntadher Mohammed diprediksi akan menjadi pengatur permainan. Sedangkan di lini depan, Karrar Mohammed Al-Mukhtar, Ali Jasim, dan Nihad Mohammed akan menjadi ujung tombak, didukung oleh Amin Al-Hamawi.
Terus terang saya sama sekali tak pernah menonton tayangan bagaimana performa tim Irak, hanya saja melihat apa yang menjadi "ajang rebutannya" tentu saja tim Irak U23 juga tak mau melepas kesempatan dan pastilah akan bermain habis-habisan.
Meskipun secara mentalitas mereka pastilah akan mereka sedikit kecil hati, karena melihat performa timnas indonesia U23 yang bisa melibas tiga raksasa bola Asia, terutama ketika mengkandaskan tim U23 Korea Selatan yang dramatis.
Sedangkan timnas Indonesia U23 Untuk Indonesia U-23, pelatih Shin Tae-yong kemungkinan akan memilih susunan pemain dengan formasi 3-4-2-1. Di pos penjaga gawang, Ernando Ari diprediksi akan kembali menjadi pilihan utama.
Di lini pertahanan, Muhammad Ferrari, Komang Teguh, dan Justin Hubner akan menjadi pilar utama. Sedangkan di lini tengah ada, Fajar Fathurrahman, Pratama Arhan, Nathan Tjoe-A-On, dan Ivar Jenner.
Di lini serang, Marselino Ferdinan dan Witan Sulaeman akan menjadi pengatur permainan, sementara Rafael Struick akan menjadi ujung tombak. Kemarin absen karena akumulasi kartu kuning.
Cuma kali ini tanpa pemain kunci, Rizky Ridho yang telah mendapatkan kartu merah dalam pertandingan sebelumnya saat melawan Uzbekistan. Tapi saya optimis tim bisa meraih hasil positif, dengan komposisipemain yang tak jauh beda saat melawan Korea Selatan.
Tapi jika ditanya skor, saya paling berani menyebut 2:1, karena kedua tims bisa saja bermain cepat dan sengit, jadi masing-masing tim akan bermain ekstra. Jika bermain taktis menyerang yang apik seperti saat melawan Korea Selatan, skor itu sudah memadai. Kelewat tinggi prediksinya nanti dikira terlalu optimistis,seolah hanya Uzbekistan yang top markotop dan mengabaikan tim U23 Irak.
Termasuk jika mereka adu pinalti, mungkin agregat golnya juga akan punya selisih antara 1 atau 2 gol saja. Yang penting menang dan nilai penuh 3 angka. Seperti ketika terakhir lawan Korea Kemarin. Semoga saja benar, dan tak ada drama VAR yang tak perlu, agar masakan spesial saya untuk nobar tidak sia-sia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H