Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Nonton Bola Paling Menguras Emosi, Drama VAR Korea Versus Timnas Garuda U23

27 April 2024   00:10 Diperbarui: 29 April 2024   10:02 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi terharu saat nonton bola sumber gambar sumber gambar fimela

Sehari setelah menonton duel perempat final Piala Asia U23 2024 timnas U23 Indonesia vs Korea Selatan di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Kamis (25/4/2024), saya masih memutar ulang pertandingan itu. Apalagi menyaksikan saat pinaltinya.

Drama paling luar biasa adalah saat adu pinalti dan tendangan Hubner di tepis penjaga gawang Korea, JongBum. Beruntung ada VAR Video Assistant Referee, yang bisa membuktikan bahwa Jungbum melakukan kesalahan ketika bergerak terlebih dahulu sebelum Hubner mengesekusi gol. 

Drama makin luar biasa ketika Arkan Fikri yang diharapkan bisa menuntaskan laga malah menendang jauh keluar ke sisi kiri gawang yang dikawal Jungbum. Tekanan memang makin luar biasa menjelang detik-detik terakhir pertandingan.

Kehadiran VAR menjadi kunci yang menambah dramatis pertandingan tadi malam. Dahulu, tim wasit pada pertandingan sepak bola profesional biasanya terdiri dari seorang wasit, dua asisten wasit, seorang ofisial keempat dan, saat ini, juga seorang Video Assistant Referee (VAR).


Drakor Kalah Pamor

Para pemain Korea yang negerinya identik dengan drakor-nya, kali ini benar-benar harus bermain drama sebenarnya. Sebagai penonton bukan maniak, drama pertandingan perempat final seperti itu saya kira hanya terjadi di film atau komik. Ternyata untuk pertama kalinya saya bisa merasakan serunya suguhan sepak bola.

Selama menonton bercampur antara perasaan mengantuk yang mulai menyerang, tapi sentuhan emosionalnya justru lebih kuat. Rasanya jantung mau copot setiap kali melihat tendangan timnas muda garuda bisa di tepis Jungbum. Dan ikut melonjak saat bisa menembus gawang lawan.

Tadi malam saya tak ikut nobar, meski menurut kabar pertandingannya akan sangat menarik. Saya Bahkan sudah mempersiapkan bantal jika pertandingan berlangsung lambat, lemah dan letoy.

Beruntung gol pertama Korea langsung "merusak" mood untuk rebahan dan tidur, apalagi setelah sorak-sorai timnas Korea Selatan"dibungkam" wasit yang di kenal kontroversial--Shaun Evan. Seolah tak terima dengan hasil gol, Shaun meminta tayangan VAR,dan hasilnya langsung membuat saya kehilangan rasa kantuk.

Apalagi saat tanda diduga sebuah serangan balik dari timnas Garuda Muda, sebuah operan dimanfaatkan oleh Rafael dengan sebuah tendangan pisang yang melengkung indah kearah sisi pojok kanan gawang Junbum.

Bahkan kemudian, saat terjadi gol balasan, sekali lagi sebuah umpan panjang dari Evan ke arah muka gawang Jungbum, dapat diantisipasi dengan santai oleh Rafael yang langsung menyarangkan ke gawang Korea Selatan dengan mempecundangi dua pemain depan yang mengawal di depan gawang.

Tendangan itu bukan sembarang tendangan, melintasi celah kaki Jungbum yang terbuka sehingga justru menjadi ruang tembak bagi Rafael Struick.

Lagi-lagi drama itu tak berhenti disana, dua kali 45 menit pertandingan plus tambahan waktu tak jua menuntaskan laga seru yang diprediksi hanya akan berlangsungcepat.

Bahkan pinaltinya pun ternyata juga menjadi drama yang tak kalah serunya. Drakor benar-benar kalah telak dengan dramaepik timnas muda garuda  malam itu. Drama yang rencananya tayang satu episode itu akhirnya memberi penonton sekuel cerita pertandingan yang dramatis.

Pada akhirnya, timnas yang di gawangi pelatih yang juga asal Korea Selatan, STY memenangi pertandingan yang luar biasa. Penonton Indonesia seolah menguasai seluruh ruang tanding di stadion itu.

Indonesia versus Korea Selatan sumber gambar tempo.co
Indonesia versus Korea Selatan sumber gambar tempo.co

Indonesia Bikin Bangga

Meski masuk dalam grup neraka yang berisi tim hebat  Australia, Qatar, dan Jordania, timnas garuda muda yang datang sebagai tim debutan, pada akhirnya berubah menjadi pembunuh tim raksasa. Tanpa tekanan timnas melenggang maju perlahan, hingga mencapai semifinal,sejauh ini.

Siapa sangka dan siapa duga kiprah Timnas U23 di Piala AFC U23 2024 bisa sejauh ini. Dilengkapi pemain Nathan Tjoe-A-On dan Justin Hubner dan Marselino Ferdinan.

Mungkin timnas garuda muda nothing to lose saja mengikuti laga besar ini, meskipun disertai impian besar namun mereka juga mengerti siapa lawan-lawan mereka. Dan diatas kertas banyak pihak yang tak menjagokan timnas muda garuda kita.

Apalagi ketika belum apa-apa dipaksa takluk 0-2 oleh Qatar di laga perdana.  Meski permainan timnas tidak buruk mereka seolah masih dibawah performa lawan mereka itu. Apalagi Qatar memainkan strategi nakal alias "furbizia"-nya. 

Furbizia adalah sebuah cara mengelabui lawan melalui pendekatan performatif, taktis dan psikologis yang tidak keluar dari peraturan pertandingan.

Tapi anehnya kekalahan itu justru membuat timnas terbang makin tinggi, apalagi ketika menjungkal Australia 1-0 dan menjungkir balik Jordania 4-1,sebuah kemenangan telak sekaligus sebuah kejutan dan sekali lagi sebuah drama.

Saya tak hanya langsunsg tak bisa tidur, bahkan menonton hingga tuntas meski pertandingan molor sejak pukul 24.00, hingga ke pukul 4 pagi. Untungnya saya tak ada kegiatan sekolah pagi itu, jadi bisa istirahat lebih rileks paginya. Bahkan karena tak ada aktifitas mengajar, justru membuat saya bisa bangun lebih pagi dan bisa bebersih rumah.

Mungkin kepikiran jika mengantuk tinggal rebahan tanpa perlu ingat kerjaan kantor.

STY yang kisahnya bersama timnas penuh lika-liku ternyata menjadi salah satu aktor yang bisa membuat timnas garuda muda menjadi luar biasa dan membuat sebuah drama ciamik.

Kemenangan 2-2 (11-10) atas Korea Selatan di babak adu penalti menjadi sebuah drama bersejarah bagi timnas Indonesia. Karena kemenangan itu artinya, langkah Indonesia meraih bonusnya, bisa tampil di Olimpiade 2024  terbuka. 

Jika bisa mendapat juara ketiga, tiket ke Paris sudah di tangan. Kalaupun gagal, masih ada kesempatan di partai play-off Asia-Afrika melawan Guinea. Amazing!!

Setelah lama berpuasa bisa tanding di laga besar selain di kancah ASEAN, Indonesia kini mengejutkan banyak negara tetangganya yang tak pernah menduga Indonesia bisa sejauh ini. Semoga kemenangan ini menjadi sebuah langkah maju yang menyemangati kita seterusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun