Di sekolah saya saat ini ada beberapa alternatif yang coba kami gagas, meskipun bukan ide baru, namun masih relevan dan memiliki daya tarik. Apalagi selama masa belajar di sekolah tidak diperkenankan memakai gadget, sehingga peluang untuk mendorong siswa untuk memanfaatkan waktu untuk membaca buku menjadi terbuka.
Sekolah bersama siswa menginisiasi pojok baca yang dipertandingkan tampilan desainnya dan koleksi buku yang di up date setiap bulannya. Koleksi bisa berasal dari pinjaman wali kelas atau siswa sendiri. Atau sumbangan dari para alumni yang diorganisir siswa melalui para alumninya.
Begitu juga dengan gubuk pustaka, di beberapa titik di halaman sekolah yang tersedia gubuk juga dilengkapi dengan beberapa koleksi buku yang ringan sebagai bacaan alternatif saat jam istirahat.
Ini adalah langkah yang mencoba ditempuh sekolah untuk membuat lingkungan membaca yang lebih menyenangkan. Termasuk dengan menambah kenyamanan ruang baca yang diisi dengan berbagai jenis buku yang menarik, kursi yang nyaman, dan dekorasi yang menginspirasi.
Penting juga bagi pihak sekolah untuk menyediakan akses yang mudah dan luas ke berbagai jenis buku yang sesuai dengan minat dan tingkat baca anak atau siswa.Â
Ini bisa dilakukan melalui perpustakaan sekolah yang terkelola dengan baik atau kerjasama dengan toko buku lokal atau memanfaatkan jaringan alumni yang jika dikelola dengan baik akan menjadi dukungan yang baik mendorong terbangunnya kebiasaan membaca di sekolah.
Sekolah juga bisa mengadakan kegiatan sesi membaca bersama di kelas atau di komunitas dengan cara yang menyenangkan untuk memperkenalkan buku baru dan membangun kebiasaan membaca secara kolektif.
Sekolah juga pernah menghadirkan pengarang atau pembaca tamu untuk berbicara tentang buku-buku mereka atau membacakan cerita dapat memberikan pengalaman yang menginspirasi dan memperluas wawasan anak atau siswa tentang dunia literasi.
Berkebetulan tetangga di satu kompleks merupakan seorang penulis dan editor sebuah penerbit besar di Bandung, yang secara sukarela bersedia diundang untuk membaca atau bercerita tentang buku karyanya dan proses membuatnya.
Sekolah meski dalam skala waktu yang terbatas beberapa kali membuat Program Reward untuk Membaca, program insentif atau reward untuk pencapaian membaca tertentu dapat menjadi dorongan tambahan bagi anak atau siswa untuk membaca lebih banyak.
Termasuk juga memberikan tantangan membuat resensi buku yang dilombakan di tingkat sekolah, sekali lagi hadiahnya juga kami peroleh dari para sponsor para alumni yang telah sukses.
Ditingkat sekolah yang dikaitkan dengan pembelajaran, para guru bisa menggunakan buku sebagai alat pembelajaran lintas mata pelajaran. Mengintegrasikan buku-buku ke dalam kurikulum atau kegiatan pembelajaran lintas mata pelajaran dapat membantu meningkatkan minat baca sambil memperluas pemahaman mereka tentang berbagai topik.
Dan sesekali saya menggunakan Laboratorium Komputer agar siswa bisa memanfaatkan media sosial untuk promosi literasi, berbagi ulasan buku atau rekomendasi sebagai cara yang efektif untuk menginspirasi orang lain untuk membaca.