Dulu saat masih kanak-kanak dan remaja, suasana pagi yang sejuk dan segar sering menggoda saya untuk berolahraga bulu tangkis. Tak cuma bermain dihalaman depan rumah dengan net dari jemuran, tapi juga main di lapangan bulutangkis di kampus.Â
Maka belum genap setengah hari, setelah pulang sekolah langsung tumbang, belum lagi selama di sekolah terasa fokus belajarnya hilang karena dehidrasi yang tinggi.
Bagi olahragawan atau pecinta olahraga seringkali juga tergoda untuk bisa beraktifitas olahraga layaknya di hari normal. Karena beberapa kali di kampus saya lihat ada teman yang hobi berolahraga "berat" dengan lompat tali atau bersepeda saat pagi hari.
Apakah mereka memiliki stamina lebih atau mereka didukung oleh asupan suplemen yang menguatkan daya tahan tubuh?. Ataukah karena pembiasaan yang rutin selama ia berolahraga sebelum ramadan.
Olahraga Berat Itu Apa?
Nah, ada baiknya kita tau juga apa itu olahraga berat, jenis olahraga yang butuh tenaga, stamina, dan intensitas yang tinggi.Â
Dalam kondisi normal saja kita harus berhati-hati melakukannya. Olahraga berat memang bisa bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran tubuh, seperti meningkatkan metabolisme, membakar kalori, memperkuat otot dan tulang, serta meningkatkan daya tahan dan imunitas.Â
Tapi olahraga berat juga berisiko cedera, dehidrasi, kelelahan, dan stres jika tidak dilakukan dengan benar dan sesuai dengan kondisi tubuh.Â
Karenanya paling tidak butuh pemanasan dan pendinginan agar aman dan efektif. Pemanasan dan pendinginan adalah tahapan penting yang harus dilakukan sebelum dan sesudah olahraga berat.Â
Jadi selama berpuasa melakukan tindakan olahraga berat tanpa persiapan bagi yang terbiasa sekalipun bisa bikin lelah. Pemanasan dilakukan untuk meningkatkan aliran darah, menghangatkan otot, sendi, dan jantung, serta mencegah cedera.Â
Sedangkan pendinginan untuk menurunkan denyut jantung, menormalkan suhu tubuh, menghilangkan asam laktat, dan mempercepat pemulihan otot.Â
Biasanya para olahragawan melakukan pemanasan dan pendinginan selama 10-15 menit dengan gerakan-gerakan ringan dan dinamis, seperti jogging, skipping, lari-lari kecil, atau stretching.Â
Dan bisa jadi, seperti teman saya sudah melakukannya sejak berangkat dari rumah saat berolahraga pagi di bulan puasa sekalipun. Dan tak banyak orang tau soal ini. Sehingga kita pikir lari-lari kecil saja sebelum sprint bisa menjadi solusinya.
Karena godaan suasana pagi saat puasa orang bisa lupa dengan kemampuan  dan daya tahan tubuhnya. Olahraga berat juga termasuk angkat beban, HIIT (high-intensity interval training), sprint, lompat tali, atau crossfit.Â