Bagi warga milenial, tentu tak asing dengan Bimbo. Mereka seumuran dengan Ebiet G. Ade, Iwan Fals, Leo Christy, dan jajaran musikus macam Gombloh dan Koes Plus.
Di tahun 1967 ketika band Bimbo di launching, personilnya masih lengkap, Muhammad Samsudin Dajat Hardjakusumah (Sam), Darmawan Dayat Hardjakusumah (Acil) dan Jaka Purnama Dajat Hardjakusumah (Jaka), dan saudara perempuan mereka Lin Parlina.Â
Dan sejak awal genre musik mereka memang bernuansa religi Islami, dengan karya-karyanya yang easylistening untuk khazanah musik religi.
Salah satu lagu yang menjadi sangat populer dan menjadi legendaris adalah lagu Ada Anak Bertanya Pada Bapaknya.
Pertanyaan sederhana yang dimunculkan dari bait-bait lagu tersebut, adalah pertanyaan yang menarik dari sudut pandang seorang bocah, tapi juga mendalam.
ada anak bertanya pada bapaknya
buat apa berlapar-lapar puasa
ada anak bertanya pada bapaknya
tadarus tarawih apalah gunanya
Ketika ramadan datang dan orang dewasa (tiba-tiba) berpuasa tak seperti hari-hari biasa, anak-anak mungkin akan mengajukan pertanyaan yang sama seperti bait lagu di atas tadi.
"Buat apa berlapar puasa, kan tidak ada yang melarang dan makanan juga tersedia". Atau pertanyaan tentang "mengapa kita harus shalat tarawih, dan mengaji (tadarus) lebih dari hari biasanya?". Mungkin itu yang muncul dalam benak anak-anak.
Melalui  bait lagu yang ritmenya ringan namun bisa mewakili suara anak-anak itu, Bimbo bersaudara berusaha memberikan penjelasan mengenai esensi kewajiban berpuasa saat ramadan dengan bahasa yang membumi.
Pertanyaan mendasar bagi setiap anak yang ingin tahu mengapa orang harus berpuasa setelah hari-hari penuh kebebasan selama sebelas bulan. Jawaban sederhana yang juga melalui bait lagu selanjutnya tentulah lebih menarik
lapar mengajarmu rendah hati selalu
tadarus artinya memahami kitab suci
tarawih mendekatkan diri pada Ilahi
Para orang tua menjadi harus lebih luwes menjelaskan alasan tentang kewajiban puasa dan kemunculan sikap rendah hati yang diharapkan dengan menjalankan puasa. Apa hubungannya?.
Puasa menjadi cermin atau metafor untuk bisa "merasakan" penderitaan orang lain yang selama ini hidupnya kurang beruntung tak bisa menikmati makan secara teratur; pagi,siang malam.
Tanpa puasa mungkin tak semua orang bisa tahu seberapa laparnya orang-orang yang bekerja keras, berjualan di jalanan, terminal, yang setiap hari mengharap rezeki dengan halal.Â
Sehingga dengan memahami esensi puasa dengan penggambaran itu, hati anak-anak akan bisa mudah disentuh dengan pesan-pesan religius.
Bahwa kehidupan mereka yang mungkin sedikit lebih baik sekalipun, (punya rumah sederhana, makanan yang cukup meski alakadar) mengharuskan mereka untuk selalu bersyukur atas nikmat Tuhan yang diberi.
Puasa menjadi bentuk pengajaran dengan mengalami sendiri sebagai metode terbaik dalam memberi pengalaman sebagai guru terbaik. Syukur adalah sebuah tanda keimanan yang meyakini keberadaan Tuhan bersama setiap manusia dalam apapun kondisinya. Bahwa kita "tak pernah sendirian".
Atas dasar itu, puasa bisa menumbuhkan kepedulian, keinginan untuk berbagi--salah satu sedekah terbaik adalah menyediakan makan bagi orang yang berpuasa.
Sebuah metafora tentang kebaikan tangan di atas dari tangan dibawah, dan memberi dengan tangan kanan jangan terlihat tangan kiri. Mengajarkan kebaikan, bahwa sebagai umat mestilah berdaya, agar bisa menolong banyak orang dengan kelimpahan reseki yang ada.
Esensi dari anjuran bersedekah dan berbagi, bukan hanya sekedar memberi sesuatu pada orang lain, lebih dari  itu tanpa mengharapkan imbalan selain kecuali yang Tuhan kehendaki.
Lagunya yang berulang, seperti ingatan nasehat yang diulang agar kita mengingat dan memahami, dalam konteks kekinian pun bait-bait itu masih relevan.
ada anak bertanya pada bapaknya
buat apa berlapar-lapar puasa
ada anak bertanya pada bapaknya
tadarus tarawih apalah gunanya
Lapar mengajarmu rendah hati selalu
Tadarus artinya memahami kitab suci
Tarawih mendekatkan diri pada Ilahi
Ramadan memberikan kita banyak keuntungan bonus pahala yang berlipat dan berlimpah. Amalan sunah berpahala ibadah wajib, apalagi ibadah yang wajib.
Puasa memberikan makna pahala yang luar biasa bahkan, pada "tidurnya" orang yang berpuasa, dan pada orang yang melakukan shalat sunat tarawih serta tadarus (membaca Al Qur'an), hingga nilai setiap huruf dari bacaan ayat-ayat Al Qur'an yang kita lantunkan.
Namun esensi yang penting adalah bahwa puasa mengajarkan kita menjadi "orang baik", karena pada dasarnya setiap orang mewarisi sifat-sifat baik itu.
Ketika kita berpuasa tanpa merasa tertekan semata karena ridha Tuhan, padahal harus menahan lapar dan dahaga sejak pagi hingga petang.
Banyak orang merasa bisa dan kuat. Bahkan ketika sendirian di rumah, dimana makanan tersedia cukup pun kita tak bersedia membatalkan puasa. Padahal jika kita berbohong pada orang lain (makan di rumah) dan mengatakan berpuasa saat bertemu orang lain bisa kita lakukan, tapi banyak orang memilih untuk kuat bertahan dalam kondisi berpuasa.
Puasa mengajarkan kita kejujuran, tidak riya (karena puasa adalah ibadah yang "rahasia"cuma Tuhan dan kita yang tahu--mengajaran bahwa kita kuat (menahan lapar dan dahaga seharian) dan mengajarkan kepedulian untuk berbagi.
Dengan sentuhan lagu-lagu religi, tak hanya anak-anak, orang dewasa secara psikologis juga mendapatkan pencerahanan. Tentang ibadah puasa mereka, shalat tarawih dan tadarus (mengaji) yang mereka lakukan semua bernilai ganda.
Saya selalu terngiang jika sekali saja mendengarkan ulang lagu tersebut, termasuk yang telah diremake oleh Solois pria, Tompi, yang membawa nuansa baru pada lagu legendaris milik Bimbo itu.
Alasan Tompi meremakenya, selain karena faktor kekaguman musikalitas Bimbo,"Lagu ini saya pilih karena pesan yang disampaikan masih terasa benar dan tetap relate dengan jaman sekarang. Selain itu, pertanyaan yang ada di lagu ini adalah pertanyaan yang memang sering ditanyakan oleh anak-anak saya pada saat kita sedang membicarakan tentang agama dan ngaji di rumah."
ada anak bertanya pada bapaknya
buat apa berlapar-lapar puasa
ada anak bertanya pada bapaknya
tadarus tarawih apalah gunanya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H