Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belajar dari Pak Rektor ITB, Jadikan Kompasiana Gudang Arsip Artikel Editum

16 Maret 2024   09:23 Diperbarui: 27 Maret 2024   17:06 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buku karya penulis hebat seperti Pak Kus itu menjadi salah satu motivasi, agar kita memperlakukan tulisan kita tak sekedarnya. Karena kumpulan karya kita di kompasiana adalah "asset" besar kita.

Mungkinkah Editing dan Peluang Label Baru?

Sebenarnya apa sih enaknya punya tulisan berlabel?, jawabannya memang sangat subjektif, tergantung apa keperluannya. Karena toh bisa memiliki ruang menulis, bisa dinilai dan langsung bisa tahu "kualitas" secara tidak langsung, di kompasiana sudah sangat menggembirakan.

Tapi seandainya ada (mekanisme revisi), bisa menjadi "alat" memotivasi para penulis untuk selalu berusaha memperbaiki tulisannya yang telah pernah terbit agar menjadi lebih baik lagi. Dan "sim salabim "  dapat "label revisi" ;), dari artikel biasa jadi Bukan Artikel Biasa  alias BAB.

Dan label bisa menunjukkan bagaimana kualitas pembelajaran yang sudah kita lakukan (apapun jenis tulisan kita), menjadi makin baik, runut, sistematis atau bahkan kritis atau sebaliknya. Kecuali jika sudah berurusan dengan konten yang sensitif soal--pemikiran, politik, yang memang sulit dikompromikan harus berlabel pilihan atau utama.

Bagaimanapun ruang menulis kompasiana memang lebih menjadi ruang belajar. Dan segala sesuatu penilaiannya kita serahkan pada para pakar yang ada di kompasiana. Dan apapun hasilnya menjadi evaluasi bagi kita sendiri. 

Saya yang masih belajar juga selalu menyadari bahwa, tulisan pun sering tak sistematis, tak runut atau typo. Masih harus terus belajar dari kompasianer lain yang luar biasa.

Trims ya sudah membacanya. Salam literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun