Bukber dan Tradisi di Kampung
Bukber sebenarnya tradisi makan bersama yang salah satu nilainya berkaitan dengan  kehidupan sosial kita,.
Selain sebagai sarana bersilaturahmi, kesempatan untuk menjalin dan mempererat hubungan sosial antara keluarga, teman, dan tetangga. Momen ini memungkinkan orang-orang untuk berkumpul, berbagi cerita, dan memperkuat ikatan emosional.
Kebersamaan yang dihadirkan juga bisa membawa banyak berkah, salah satu cara untuk merayakan semangat kebersamaan dalam menjalankan ibadah puasa.
Dan bukber juga membawa pesan semangat kepedulian sosial, seeprti bukber di masjid yangdigelar selama 29 itu menjadi momen bagi individu atau kelompok untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, seperti menyantuni anak yatim atau memberikan makanan kepada mereka yang kurang mampu.Â
Ini merupakan manifestasi dari nilai kepedulian sosial dalam agama Islam.
Di kampung tempat saya tinggal pun secara rutin setiap bulan ramadan selalu ada agenda berbuka bersama. Biasanya kami sebut sebagai "khanduri atau kenduri".Â
Kegiatan di pusatkan di masjid dengan memasak "kuah beulangong", semacam kuah kari yang berisi daging sapi atau kambing. Disebut "kuah beulangong" karena menu tersebut di masak di kuali ukuran jumbo yang bisa dimakan oleh 50 orang.
Bagi anggota keluarga yang laki-laki akan ada undangan untuk makan bersama di masjid, sementara yang perempuan menunggu di rumah karenapada hari yang sama juga dibagikan kuah beulangong untuk keluarga di rumah. Sehingga semua anggota keluarga kebagian ikut ber-kenduri bukber itu.
Biasanya antar kampung saling mengundang koleganya untuk ikut dalam bukber tersebut, sebagai salah satu tradisi membangun silaturahmi  dan menguatkan ikatan sosial.
Sementara masing-masing rumah, diberi keleluasaan apakah juga akan mengundang tamu bagi yang berkecukupan, dan umumnya undangan masih kerabat atau anggota keluarga untuk ikut menikmati suasana kenduri di rumah yang mengundang bukber.