Anak Seorang teman saya yang baru saja ikut interview di Balai Latihan Kerja (BLK) Aceh yang bekerjasama dengan perusahaan elektronik Jepang di tanya saat wawancara. Apa motivasinya ikut seleksi, dan kemudian dengan jawaban standar "untuk mencari pengalaman". Tanpa pikir panjang namanya langsung dicoret. Kata si penyeleksi, "kalau mau cari pengalaman jangan disini, kami butuh orang yang siap kerja!".
Bahwa ternyata, sebuah perusahaan merekrut seorang karyawan bukan cuma sekedar bisa membantu memudahkan kerja-kerja kantor, mereka ternyata juga dipilih dan dipersiapkan untuk membantu mengatasi problem kantor yang urgen diselesaikan.
Jadi proses menjaring dan menyaring para calon pegawai baru itu menjadi sangat selektif dan tidak main-main. Itulah mengapa seorang calon pegawai di sebuah perusahaan bukan cuma sekedar diharapkan mencari pengalaman.Â
Tapi memang diharapkan bisa menggunakan kemampuannya agar bermanfaat maksimal bagi perusahaan.
Ini menunjukkan bahwa kemampuan, skill dan keahlian orang yang akan dipraktekkan di perusahaan yang akan dimasukinya menjadi makin dibutuhkan sebuah perusahaan.Â
Dalam proses interview atau wawancara, banyak orang pintar gugur, karena ketidaktahuan menjawab beberapa pertanyaan kunci yang sering diajukan.
Jika jawabannya sangat standar dan sangat formalitas, pihak perusahaan akan merasa ragu-ragu jika calonnya dianggap hanya sekedar mau belajar dan cari pengalaman.Â
Maka selain dibutuhkan portofolio yang dapat menunjukkan kapasitas, kemampuan kita secara personal dalam menguasai berbagai pertayaan penting patut di siapkan untuk menambah rasa pede--percaya dirinya.
Setidaknya ada 4 hal yang sering ditanyakan pihak HRD saat interview, agar kita tahu dan bisa bersiap diri. Bagaimanapun interview atau wawancara  kerja menjadi bagian yang menentukan dalam proses perekrutan karyawan baru dalam sebuah perusahaan.
Ini juga dialami langsung oleh adik saya, ketika mendapat pertanyaan kunci soal "pemecahan masalah". Atas jawaban yang diduga merupakan kunci yang paling ditunggu si pewawancara, maka ia langsung diterima dan keesokan harinya langsung mulai kerja di sebuah perusahaan riset.
Apalagi perusahaan besar, sejak awal memang ingin tahu, dan akan menilai calon karyawan yang melamar apakah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan atau tidak. Tidak jarang HRD mengajukan pertanyaan menjebak yang membuat pelamar kebingungan untuk menjawabnya.Â
Setidaknya 4 hal ini sering dijadikan pertanyaan penting atau jebakan, saat interview kerja dan bisa menentukan apakah kita berhasil diterima di perusahaan yang kita incar, atau justru dibuang sejak awal.
Pertama; Pengambilan Keputusan
Mengapa pertanyaan ini menjadi salah satu pertanyaan prioritas dan krusial?. Kemampuan pelamar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang dikumpulkan sangat penting dalam sebuah perusahaan yang berkembang cepat.Â
Dari pertanyaan-pertanyaan kunci yang diarahkan pada kemampuan calon pegawai dalam mengambil keputusan, HRD bisa menilai apakah si pelamar bisa mengambil keputusan dengan benar atau tidak.
Pertanyaan bisa berbentuk contoh kasus, dan kita diposisikan sebagai salah satu bagian dalam masalah tersebut, dan kita diminta memberikan solusi atau jalan keluar dari masalah dengan mengambil keputusan secara cepat dan tepat.
Kedua; Teamwork
Melalui pertanyaan kunci yang kedua ini, HRD juga akan menilai seberapa jauh pelamar bisa bekerja sama dengan orang-orang ada disekitarnya, dan mungkin akan menjadi bagian dari tim-nya.Â
Darimana HRD memulai penilainnya?. Pihak HRD sering menggunakan indikator yang digunakan bisa dilihat dari kemampuannya dalam menerima, membagi, dan menjalankan sebuah informasi.Â
Selain itu, HRD juga akan menilai kemampuan teamwork pelamar dari kemampuannya berkomunikasi dan bagaimana cara pelamar menjalin kerja sama dengan timnya. Kemampuan yang luwes dan solid saat berbaur dengan anggota timnya menjadi sebuah penilaian tersendiri.
Lagi-lagi, penggunaan soal berbasis kasus menjadi salah satu cara HRD bisa menggali kemampuan si pelamar baru, apakah bisa bekerja dalam teamwork atau tidak.
Pernahkah kita mencoba melihat secara jeli, bagaimana tingkah laku seorang pelamar dari tontonan video yang banyak beredar di YouTube. Seperti ilustrasi si pemilik perusahaan menyamar menjadi seorang staf dan berusaha melihat respon para pelamar yang sedang ikut seleksi interview.
Mengapa seorang pelamar sederhana dipilih daripada pelamar yang terlihat elit tapi (sombong)?. HRD juga akan menilai pelamar dari etika dan motivasinya dalam bekerja.Â
Artinya bahwa meski seseorang bisa saja punya kemampuan akademis atau skill yang sama dengan pelamar lainnya, tetapi etika kerja bisa menjadikannya berbeda.Â
Hal tersebutlah yang menjadi nilai plus saat bekerja. Pasalnya, etika kerja yang baik secara tidak langsung akan memengaruhi motivasi kerja seseorang untuk terus maju dan berkembang.
Etika kerja yang baik juga menjadi bentuk inisiatif positif personal bagi ekosistem perusahaan secara keseluruhan.
Keempat;Â Mampu Diandalkan Untuk Memecahkan Masalah
Nah, meskipun hal ini menjadi target yang paling berat bagi seorang pelamar, namun banyak perusahaan yang akan menilai apakah si pelamar termasuk karyawan yang bisa diandalkan untuk membantu memecahkan masalah atau tidak.Â
Saat wawancara, pelamar yang bisa menceritakan dirinya mampu mengambil tanggung jawab penuh untuk pekerjaannya, biasanya akan dinilai lebih baik.Â
Dengan pernyataan tersebut, HRD bisa melihat seberapa besar komitmen pelamar dalam bekerja. Termasuk inisiatif-inisiatif yang dibutuhkan untuk mendukung kantor berkembang lebih baik.
Saat interview, temuan HRD pada pelamar dengan kualifikasi yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan, mengatur semua informasi yang relevan, mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, dan bisa memberi solusi dari sebuah masalah, menjadi sebuah nilai lebih.
Dan dari keempat pertanyaan kunci saat interview tersebut, pihak HRD dapat menarik kesimpulan dari hasil interview kerja, apakah seorang pelamar laak diterima atau menjadi prioritas dari sekian banyak pelamar yang ada?.
Jadi jika kita sekarang berada pada posisi sedang bersiap mencari kerja atau memasuki tahap interview, ada baiknya memahami dengan baik keempat pertanyaan kunci tersebut. Siapa tahu beruntung.
Semakin siap dengan banyak alternatif jawaban dan memahami latar belakang perusahaan yang menjadi incaran kita, akan semakin baik untuk persiapan kita.
Jadi sebaiknya persiapkan mulai dari sekarang. Dengan begitu, saat menghadapi wawancara  kerja, kita sudah tak kaget lagi, dan tentu saja lebih pede lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H