Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tak Paham Lalu Lintas, Atau Memang "Hobi" Melanggar?

2 Februari 2024   17:43 Diperbarui: 16 Februari 2024   22:17 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengendara motor memukul spion mobil pelanggar lalin sumber gambar jatimnetwork.com

Jika kita asal-asalan berlalu lintas bisa berakibat fatal menabrak atau tertabrak, dan bikin dunia lalin semrawut dan acak-acakan. Tapi jika semuanya patuh, duh betapa damainya "dunia lalin" itu.  

Dalam video yang viral, pengemudi motor dan dua pengendara lainnya lainnya yang sedang berada di tikungan nyaris bersenggolan. Pasalnya mobil sedang berwarna silver atau abu-abu itu mengambil jalur jalan pengemudi lain di sisi kanan jalan, saat berusaha menyalip sebuah truk berwarna kuning. Beruntung pengemudi terakhir yang berbaju hitam masih bisa sedikit berbelok ke arah kiri jalan.

Meskipun tindakan pemotor itu dianggap "main hakim sendiri" tapi tindakannya itu diduga karena kesal, panik karena hampir tertabrak dan bisa jadi refleks dengan bereaksi memukul spion mobil tersebut hingga patah.

Jika kejadian yang lebih fatal terjadi, misalnya dengan insiden tertabraknya 3 pengendara, bukan hanya membahayakan kendaraan, tapi juga mengancam nyawa ketiga pemotor.

Terlihat dalam video yang viral dalam acara Go-Spot RCTI tersebut, pengendara pertama terlihat kesal dan marah dengan tetap melihat ke arah mobil yang hampir menabraknya.

Apakah pengemudi mobil tersebut, baru belajar, baru punya mobil (seperti komentar teman saya), melanggar lalu lintas, atau memang tak paham aturan lalu lintas?.

Pelanggaran yang terjadi yang bisa kita lihat dengan mata telanjang dari tayangan video viral tersebut, setidaknya ada tiga hal, pertama tidak ada tanda lampu sign kiri sebagai tanda untuk menyalip, kedua meyalip kendaraan ditikungan adalah sebuah pelanggaran yang sangat berbahaya, dan ketiga pengemudi mobil melanggar garis solid atau garis tidak terputus di jalan yang artinya sebenarnya garis yang tidak boleh dijadilan tempat untuk menyalip, melewati kendaraan di depannya.

Pengendara motor memukul spion mobil pelanggar lalin sumber gambar jatimnetwork.com
Pengendara motor memukul spion mobil pelanggar lalin sumber gambar jatimnetwork.com

Dunia Lalu Lintas-Lalin

Apa yang kita lihat dijalan raya yaitu segala sesuatu berkaitan dengan lalu lintas dan peraturannya, sebenarnya adalah sebuah "dunia tersendiri" yang mencerminkan kehidupan kita.

Peraturan lalu lintas yang dibuat diperuntukkan untuk memberikan pembelajaran bahwa berlalu lintas dimana kita berinteraksi dengan orang lain yang ramai membutuhkan pengetahuan dan pemahaman.

Seperti halnya sebuah kehidupan. Cobalah kita perhatikan, mengapa di jalan di buat lajur kendaraan cepat di bagian paling kanan berbatas dengan median jalan, kemudian di bagian tengah di peruntukkan bagi yang berjalan lembat, begitu lajur di sebelah kiri berbatas dengan lajur sepeda motor, lajur pesepeda dan lajur pejalan kaki atau trotoar (pedestrian).

Jika kita ingin berjalan cepat maka gunakan lajur yang sudah disediakan sesuai peruntukkan di bagian kanan jalan, sekaligus sebagai lajur untuk menyalip atau mendahului kendaraan lain, bukan dari lajur kiri. 

Selain bisa membuat pengemudi lain terkejut karena bulan lajur untuk menyalip, juga berpotensi bahaya. Namun jika kita hanya ingin berjalan normal, maka gunakan lajur tengah.

Jika setiap pengemudi kendaraan memahami hal itu, layaknya dalam kehidupan nyata kita kita juga memilik jalur cepat dan jalur lambat, semuanya tinggal digunakan sesuai dengan fasilitas yang tersedia.

Begitu juga dengan pesepeda motor dan pesepada, mereka memiliki jalur di sebelah kiri. Jika kita menggunakan lajur cepat di sebelah kanan, maka bisa membahayakan kita apalabila bersamaan dengan mobil yang sedang melaju cepat di jalurnya.

Begitu juga dengan tikungan. Apalagi jika jalurnya satu arah, bukan tidak mungkin jika tidak hati-hati, saat menyalip di tikungan, kita akan berpapasan dengan kendaraan lain dari arah berlawanan, maka bukan tidak mungkin akan terjadi kecelakaan yang fatal.

Termasuk jika ada pengendara motor dari arah berlawanan yang bisa menjadi korban.

Begitu juga ketika parkir di pinggir jalan yang memiliki jalur satu arah, tanpa memberi tanda dengan sign double lamp (dua lampu menyala bersamaan) sebagai tanda pengemudi di belakang agar waspada dan ebrhati-hati. Begitu juga dengan posisi parkir yang tidak terlalu menyita bahu jalan.

Semua aturan main itu mirip dengan kehidupan kita di dunia nyata, semua kejadian yang kita alami di jalan raya ibarat sebuah miniatur kehidupan. 

Cobalah untuk merenungi setiap peristiwa atau kejadian yang kita alami saat kita berkendara di jalan raya atau sekedar berjalan kaki di area pedestrian.

Kasus lane hogger yang meresahkan di tol sumber gambar kompas otomotif
Kasus lane hogger yang meresahkan di tol sumber gambar kompas otomotif

Kasus Lane Hogger

Beberapa waktu lalu juga viral kasus Lane Hogger. Lane Hogger yaitu seseorang yang mengemudi  di Jalan Tol dengan kecepatan laju kendaraannya statis atau tetap di lajur kanan, dan tidak menambah kecepatannya. Padahal halitu sangat berbahay dan sangat dilarang karena dapat membahayakan pengendara lain dan menyebabkan kecelakaan serta sangat mengganggu lalu lintas.

Lajur paling kanan dibuat hanya untuk kendaraan yang melaju untuk mendahului kendaraan lain. Sehingga pengemudi yang berada di lajur paling kanan setelah menyalip atau mendahului harus segera kembali ke lajur awal setelah mendahului kendaraan lain.

Apa yang bisa kita lakukan jika menemukan kasus seperti ini?. Paling tidak lakukan beberapa tindakan agar pengemudi "Lane hogger" tersebut diingatkan bahayanya. 

Biasanya, lakukan saja dengan memberi isyarat lampu kedip atau klakson dengan tetap berkendara secara tenang. Jika keadaan belum berubah, kita bisa menghindarinya dengan menggunakan jalur tengah agar pengemudi tersebut dapat mencontoh perilakunya yang salah saat berkendara.

Jalan tol umumnya digunakan untuk kendaran berkecepatan sehingga ketika berada di Jalan Tol harus tetap menjaga jarak aman dengan batas kecepatan berkendara yang sesuai aturan, dan memantau kondisi lalu lintas sekitar dengan aman.

Seperti juga dalam  kehidupan yang punya aturan hukum yang bisa menindak kelalaian atau kesalahan kita, tindakan berkendara Lane Hogger juga melanggar aturan undang-undangnya No. 22 Tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Pasal 108 ayat (2), dijelaskan bahwa "Penggunaan lajur jalan sebelah kanan hanya dapat dilakukan jika: (a) pengemudi bermaksud akan melewati kendaraan di depannya; atau (b) diperintahkan oleh petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk digunakan sementara sebagai lajur kiri."

Selanjutnya Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, Pasal 41 butir (b) yang menjelaskan bahwa "lajur lalu lintas sebelah kanan hanya diperuntukkan bagi kendaraan yang bergerak lebih cepat dari kendaraan yang berada di lajur sebelah kirinya, sesuai dengan batas-batas kecepatan yang ditetapkan."

Intinya bahwa apapun tindakana kita saat berkendara di jalan raya ada aturan mainnya, ada aturan lalu lintasnya termasuk ketika kita hanya menjadi seorang pejalan kaki!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun