Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Billy dan Gadget Ojol yang Rusak

29 Januari 2024   19:49 Diperbarui: 2 Maret 2024   14:11 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penjual ansi uduk menunggu pelanngannya sumber gambar quora

Saya berhenti dan bertanya, apakah mereka sudah makan siang?, abangnya menggeleng. Saya bilang, tunggu sebentar ya, jangan kemana-mana. Saya kembali ke warung terdekat memesan beberapa paket makanan.

Ketika saya saya sodorkan makanan itu terlihat wajahnya begitu bahagia, saya menangis membayangkan anak sendiri di rumah. "Pulanglah, kasihan adiknya, hari mau hujan" kata saya, sambil menyelipkan sedikit ongkos untuk becak.

Ketika saya pergi meninggalkannya saya masih tak tega melihat gadis kecil itu. Tapi ketika melihat beberapa pejalan kaki lainnya, berhenti dan memberikan sesuatu kepada mereka berdua, tak hanya satu orang tapi beberapa, saya merasakan kebahagiaan yang lain bahwa sebenarnya banyak orang diluar sana yang mau berbaik hati berbagi.

Hari ini saya merasakan kebahagiaan yang lain dari biasanya, meskipun lelah setelah ikut kegiatan sejak pagi tadi, tapi semuanya seperti terbayar penuh.

Begitulah Tuhan membalas kebaikan kita yang hanya "secuil" dengan kebahagiaan yang luar biasa dan menghailangkan segala penat yang ada.

Teruslah berbagi, karena berbagi akan selalu membuat kita menemukan kebahagiaan sejati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun