Ada yang berpendapat bahwa Gibran menguasai banyak istilah yang "rumit" karena memang persoalan itu menjadi corenya para anak muda jaman now.
Terutama seperti remaja-remaja di Eropa dan Amerika yang kritis selalu mempertanyakan, bagaimana sebuah kayu diperoleh, apakah dari hutan konsesi atau dari hutan adat atau dari hutan liar, semua dikritisi, sehingga istilah-istilah yang masih asing justru lebih mereka kuasai, daripada istilah yang dalam realitasnya umum dipakai.
Menurut hemat para pengamat perpolitikan, bahwa memahami persoalan lingkungan bukan melulu pada persoalan-persoalany yang rumit dan tingkat tinggi. Justru persolan-persoalan yang lebih substansial seperti di bahas Cak Imin dan Prof Mahfud soal etika lingkungan dan upaya penindatakan hukum yang lebih kongkrit yang lebih dibutuhkan untuk mengatasi masalah lingkungan kita yang terus kritis dan menjadi  bahaya laten hingga saat ini.
Dan hal itulah yang selalu diabaikan Pemerintah, sehingga masalah lingkungan tak berkesudahan. Jadi siapa yang "melek lingkungan" sebenarnya. Para penonton debatlah yang bisa menilainya sendiri.
referensi; 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H