Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengaku Cawapres "Melek Lingkungan", Nafsu Kuat Tenaga Kurang!

28 Januari 2024   02:00 Diperbarui: 3 Maret 2024   08:28 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi para pecinta lingkungan bekerja keras di garis depan sumber gambar dompet dhuafa

Ada yang berpendapat bahwa Gibran menguasai banyak istilah yang "rumit" karena memang persoalan itu menjadi corenya para anak muda jaman now.

Terutama seperti remaja-remaja di Eropa dan Amerika yang kritis selalu mempertanyakan, bagaimana sebuah kayu diperoleh, apakah dari hutan konsesi atau dari hutan adat atau dari hutan liar, semua dikritisi, sehingga istilah-istilah yang masih asing justru lebih mereka kuasai, daripada istilah yang dalam realitasnya umum dipakai.

Menurut hemat para pengamat perpolitikan, bahwa memahami persoalan lingkungan bukan melulu pada persoalan-persoalany yang rumit dan tingkat tinggi. Justru persolan-persoalan yang lebih substansial seperti di bahas Cak Imin dan Prof Mahfud soal etika lingkungan dan upaya penindatakan hukum yang lebih kongkrit yang lebih dibutuhkan untuk mengatasi masalah lingkungan kita yang terus kritis dan menjadi  bahaya laten hingga saat ini.

Dan hal itulah yang selalu diabaikan Pemerintah, sehingga masalah lingkungan tak berkesudahan. Jadi siapa yang "melek lingkungan" sebenarnya. Para penonton debatlah yang bisa menilainya sendiri.

referensi; 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun