Bayangkan seorang siswa yang, di tengah ujian masuk perguruan tinggi, menunjukkan perilaku aneh dengan menjawab semua soal hanya dalam beberapa menit dan kemudian menyerahkan kertas jawabannya.Â
Ketika ditanya, ia merasa soalnya terlalu mudah dan tidak ada yang lebih sulit lagi. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana tekanan akademis dapat menyebabkan stres berat dan bahkan menyebabkan depresi.
Mengapa Perlu Bertindak?
Perlu dipahami bahwa kesehatan mental siswa memiliki dampak penting pada kesejahteraan mereka. Siswa yang mengalami stres berat atau gangguan kesehatan mental cenderung mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain, termasuk keluarga dan teman-teman mereka.Â
Mereka mungkin menarik diri dari aktivitas sosial, memilih untuk menyendiri, dan bahkan mengalami gangguan tidur dan masalah fisik lainnya. Cenderung menjadi introvert.
Selain itu, mental breakdown di kalangan siswa juga dapat berdampak pada kinerja akademis mereka. Seorang siswa yang mengalami stres berat atau depresi mungkin kesulitan berkonsentrasi di kelas, menyelesaikan tugas, atau bahkan hadir di sekolah.
Hal ini dapat mengganggu proses pembelajaran mereka dan menghambat kemajuan akademis mereka secara keseluruhan. Dalam kasus ketika siswa membolos, bisa jadi bukan cuma karena malas, mungkin ia tengah bermasalah di rumah dan membuatnya tak konsentrasi belajar.
Tak sedikit kita temukan kasusnya. Dan saat kita mengantisipasinya bisa menimbulkan benturan, sehingga sekolah, guru dan teman sebaya perlu diberi pemahaman tentang pendekatan yang tepat untuk mengatasinya.
Kita butuh langkah tindakan pencegahan dan intervensi untuk membantu siswa mengatasi stres dan mencegah mental breakdown. Memberikan arahan pentingnya meningkatkan kesadaran semua komponen, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental dan cara mengenali tanda-tanda masalah.
Menyediakan dukungan emosional dengan menciptakan lingkungan yang mendukung di sekolah, di mana siswa merasa nyaman untuk berbicara tentang masalah mereka dan mendapatkan dukungan dari guru dan konselor.
Bagaimanapun Mental breakdown di kalangan siswa bisa menjadi masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan yang tepat.