Dan bukan tidak mungkin tekanan belajar yang berlebihan yang dialami siswa sebagiannya bisa berdampak kepada mental breakdown.
Apalagi gejala sindrom kelelahan memiliki tiga tanda utama yang mirip seperti yang dialami oleh seseorang yang mengalami mental breakdown. Kelelahan yang ekstrim karena menghabiskan waktu selama berjam-jam melakukan sesuatu yang dapat bersifat fisik dan emosional.
Kelelahan ekstrim ini umumnya terjadi pada seseorang yang memiliki pekerjaan dalam merawat orang, seperti bekerja di bidang perawatan kesehatan yang memiliki banyak kemungkinan mengalami kelelahan emosional.
Kinerja yang memburuk akibat kelelahan, serta gangguan depersonalisasi yang membuat seseorang menjadi datar, apatis, dan sulit merasa bahagia, sedih, dan perasaan lainnya.
Namun, beberapa gejala dari keadaan ini bisa didiagnosis, seperti merasa kewalahan oleh stres, memiliki perasaan cemas, atau merasa tidak mampu menjalani kehidupan sehari-hari.
Dokter akan mengidentifikasi faktor atau kondisi medis apa pun yang menjadi penyebabnya terhadap masalah mental yang dialami.
Biasanya, dokter akan melakukan pemeriksaan,termasuk dengan cara melakukan pemeriksaan menggunakan DSM-5 (DSM-5-TR adalah klasifikasi standar gangguan mental yang digunakan oleh para profesional kesehatan mental di Amerika Serikat), diharapkan dapat membantu pasien untuk mengidentifikasi penyebab gangguan yang dialami dan pengobatan yang sesuai.
Terapi keluarga dapat menjadi medium. Terapi keluarga adalah jenis konseling psikologis (psikoterapi) yang bisa membantu anggota keluarga meningkatkan komunikasi, menyelesaikan konflik atau masalah. Terapi keluarga biasanya disediakan oleh psikolog, pekerja sosial klinis, atau terapis berlisensi.
Kita juga bisa melakukan relaksasi, termasuk dengan pendekatan ibadah, mendekatkan diri pada Tuhan sebagai solusi dukungan mental terbaik. Apalagi di bulan ramadan sekarang ini.
Menengok Realitas Mental Breakdown di Sekolah
Dalam prakteknya ada sedikit siswa yang mengalami mental breakdown meskipun kadarnya tidak serius, tapi butuh penanganan melalui perhatian yang intens.
Bagaimanapun kehidupan yang serba cepat dan kompetitif, tekanan menjadi hal yang lumrah dialami siapapun termasuk siswa di sekolah.Â
Sekolah bisa menjadi salah satu tempat utama munculnya tekanan dirasakan secara intens oleh siswa. Mulai dari tuntutan akademis yang tinggi, hingga masalah sosial seperti bullying dan tekanan dari lingkungan pertemanan, berbagai faktor di sekolah dapat menyebabkan stres yang berat bagi siswa.Â
Kisah-kisah tentang siswa yang menunjukkan gejala depresi atau kecemasan yang serius di sekolah tidaklah langka. Seperti kasus di atas. Gejalanya tidak terdeteksi sejak awal karena ia siswa yang pintar dan tak menunjukkan gejala aneh.