Salah seorang saudara saya bekerja di sebuah sekolah berjarak 100 kilo lebih dari rumah, berada di atas gunung. Jika harus pulang pergi akan sangat luar biasa jarak tempuhnya. Sehingga ia putuskan harus tinggal di perumahan yang tersedia di sekolah bersama keluarganya, yang sunyi dan jauh dari perumahan penduduk. Apalagi saat malam hari.
Daerah tersebut masih banyak dilintasi oleh satwa gajah dan harimau, sehingga di malam hari ia tak bisa leluasa keluar rumah. Bagaimana jika sakit?. "Dilarang sakit", kata saudara saya itu sambil bercanda. Karena mengingat hal itulah saya selalu mensyukuri keberadaan saya saat ini.Â
Memanfaatkan pengalaman dan kisah kesulitan guru lain sebagai sumber motivasi bisa menjadi cara yang efektif mengatasi motivasi yang kendor.Â
Tentu saja dengan selalu berusaha membangun sebuah pola pikir yang positif (positif thinking) dibalik semua perubahan dan transisi, termasuk saat ber-kurikulum merdeka yang saat ini yang sedang kita jalani. Agar kita benar-benar "merdeka" secara pribadi.
Terhubung dengan Komunitas Guru
Saya bisa merasakan adanya tambahan motivasi ketika secara rutin bergabung dengan komunitas guru, seperti MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), saling bertukar pengalaman, sharing masalah yang ditemui saat proses belajar mengajar, baik secara lokal maupun online.Â
Berbagi pengalaman dengan rekan sejawat bisa memberikan dukungan dan memotivasi, serta membantu kita untuk melihat bahwa sebenarnya kita memang tidak sendiri dalam perjuangan mencerdaskan dan membangun pola pikir yang lebih maju bagi anak-anak kita.
Memanfaatkan Platform Menulis Kompasiana
Saya menyadari belakangan ini bahwa kehadiran kompasiana sebagai platform menulis blog "keroyokan" ternyata membangun sebuah sugesti luar biasa.
Di satu sisi kita bisa menyalurkan kemampuan kita menulis, termasuk curhatan, serius atau tidak serius, dan disisi lain bentuk dukungan dari admin kompasiana dan para kompasianer memberikan efek sugesti positif yang luar biasa. Bahwa kita tidak sendirian!.
Saya meyakini Kompasiana dapat menjadi "alternatif hiburan cerdas" bagi para guru, termasuk mereka yang berada di tempat terpencil, selama masih bisa mengakses internet sekalipun terbatas. Paling tidak bisa menjadi "ruang curhat dan sharing pengalaman" tentang kehidupan kita sebagai guru.
Dengan begitu banyak pengalaman kita sebagai guru, bagaimana secara personal mengatasi kejenuhan, tekanan, dan belajar dari kesulitan guru lain sebagai motivasi.
Setidaknya kita mungkin akan lebih bisa melihat tantangan kedepan menjadi lebih realistis, sebagai kesempatan untuk tumbuh dan memberikan kontribusi positif terutama pada diri kita sendiri, dan tentu saja kepada dunia pendidikan kita.