Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Niat Hati Hendak Merebut Pemilih, Apa Daya Tersandung APK Tak Estetis

20 Januari 2024   12:53 Diperbarui: 22 Januari 2024   08:25 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
APK semrawut di Jalan Panjang, Jakarta Barat, Selasa (16/1/2024).(KOMPAS.com/RIZKY SYAHRIAL)

Dari depan sekolah di kampus hingga 10 kilo lebih menuju acara lomba siswa yang kami ikuti, pemandangan yang paling jamak terlihat namun hanya terjadi selama masa jelang pemilu, tentu saja menjamurnya alat peraga kampanye (APK) yang menguasai hampir seluruh ruang publik. Mulai dari jembatan penyeberangan hingga ke pepohonan yang berada di seantero kota. Pohon kini "berbuah" APK, entah spanduk, banner hingga poster mini.

Selain mengganggu keindahan, ada sebagian APK yang dipasang di simpang jalan, hingga mengganggu pandangan dari arah lalu lintas berlawanan. Begitu juga spanduk yang menutup rambu atau papan penanda jalan, yang mengganggu fasilitas publik.

Belum lagi ada APK yang rusak karena tak dipasang dengan layak, atau dirusak di beberapa bagian jalan yang kami lewati. Potongan spanduknya menjuntai diterbangkan angin, membuat kesannya tidak rapi dan malah mengganggu pemandangan kota, karena secara estetis jadi tidak elok dipandang.

Dan yang lebih parah lagi adalah puluhan spanduk mini para caleg yang dipaku di pohon berjejer sepanjang jalan di taman kota.

Publik mungkin tidak sepenuhnya begitu peduli untuk melakukan protes, barangkali karena masa kampanye cuma sebentar dan waktunya berbatas.

Ilustrasi APK yang melanggar aturan di jembatan penyeberangan sumber gambar kl. anataranews.com
Ilustrasi APK yang melanggar aturan di jembatan penyeberangan sumber gambar kl. anataranews.com

Tapi jejak vandalisme yang terlihat dari cara para caleg atau pendukungnya memasang APK-nya, tak ayal membuat kita merasa prihatin dan miris, sekaligus menunjukkan bagaimana komitmen dan kepedulian si caleg ternyata tak peduli ingkungan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), vandalisme adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain (keindahan alam dan sebagainya). Selain itu, vandalisme juga bisa diartikan sebagai perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.

Pohon berbuah APK para caleg yang lakukan vandalisme sumber gambar antarafoto
Pohon berbuah APK para caleg yang lakukan vandalisme sumber gambar antarafoto

Pilih Cara Lama

Meskipun kini zamannya digitalisasi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita yang paling familiar, tapi tetap saja pilihan para calon anggota legislatif yang mendaftar dalam pemilu 2024, tetap memanfaatkan berbagai atribut APK secara tradisional.

Mulai dari poster ukuran A4 yang ditempel dinding dan pepohonan, hingga baliho raksasa yang berada si pusat kota, tergantung masing-masing budget.

Padahal menurut laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta orang per Januari 2023. Jumlah ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4 juta orang pada awal tahun ini. Jumlah pengguna internet di Tanah Air naik 5,44% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Tapi tetap saja cara tradisiona tetap dipilih!

Alasan mengapa APK konvensional tetap dipilih, karena meskipun eranya sudah digital, tapi tak semua masyarakat "tertarik" untuk sekadar melihat kampanye digital yang ada di dalam platform digital yang tersedia. Para kontestan pemilu meyakini bahwa dari sekian banyak orang yang menggunakan internet, hanya sedikit yang tertarik, bukannya tidak memiliki akses.

Dengan memasang APK di tempat yang strategis dilalui oleh banyak orang, si caleg berpikir wajahnya akan mudah terlihat, dan siapa tahu bisa mengingatnya saat di TPS. Paling tidak supaya orang ingat si caleg tahun 2024 ini maju lagi.

Jejak Vandalisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun