Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Analisis Kritis, Mengapa Timnas Indonesia Kalah Atas Irak di Piala Asia 2023

16 Januari 2024   13:40 Diperbarui: 23 Januari 2024   10:44 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Indonesia di jepit pemain Irak dalam laga perdana Piala Asia 2023, grup D  sumber gambar viva

Mencoba memahami dunia maskulinitas, "permainan sepak bola" ternyata sangat menarik. Terutama tika-tiki strateginya yang membuat kita asyik, sayangnya sisi emosional kita (saya) belum bisa terjaga baik. Banyak emosinya daripada serunya nonton bola.

Apalagi jika sudah berurusan dengan kekerasan dilapangan, tackling, sliding tackle (ini bagian dari dangerous play menurut saya), kartu peringatan, offside yang selalu menyakitkan dan kasus VAR (aturan termutakhir dalam dunia sepak bola dimana, temuan pelanggaran atau kasus di lapangan bisa di putar ulang untuk memastikan kebenarannya).

Jika disebut sebagai penggemar atau penikmat bola yang sama sekali tidak fanatik, mungkin saya jenis "tifosi rumahan"tapi senang nobar di kafe sesekali, barangkali karena saya seorang perempuan dan guru pula, menonton bola ternyata bisa sedikit meredam rutinitas yang monoton dengan kerjaan administrasi di sekolah belakangan ini.

Peluang Tanding dan Menang

Melalui siaran secara live streaming di Vision+ pada hari Senin (15/1/2023), malam itu saya memulai tontonan, rehat sejenak dari rutinitas. 

Pertandingan ini lebih terasa sangat emosional apalagi setelah mendengar begitu banyak ulasan yang wira-wiri dari penonton di rumah, bahwa posisi Indonesia dalam laga ini sama sekali bukan unggulan.

Dibintangi oleh 26 pemain pilihan termasuk para pemain naturalisasi yang digadang STY diharapkan akan bisa meloloskan Indonesia dari lubang jarum Asian Cup atau Piala Asia 2023 yang tengah berlangsung di Qatar sejak 12 Januari hingga 10 Februari 2024, saya semakin tertarik. 

Pemain Indonesia di jepit pemain Irak dalam laga perdana Piala Asia 2023, grup D  sumber gambar viva
Pemain Indonesia di jepit pemain Irak dalam laga perdana Piala Asia 2023, grup D  sumber gambar viva

Setidaknya profil deretan pemain naturalisasi menjadi penambah daya tarik motivasi kita.

Sayangnya dalam laga pembukaan di Piala Asia Indonesia justru masuk dalam daftar grup D, dimana ada Jepang, Irak, dan Vietnam yang bercokol sebagai lawan tandingnya. 

Ini menarik sekaligus mengenaskan, mengingat dari segi rangking semualawan ternyata lebih tinggi nilainya dari timnas Indonesia-garuda (146 rangking FIFA). Timnas Jepang, the samurai blue (17), Irak -singa mesopotamia (63) dan vietnam -the golden star (96). Meskipun sesama negara ASEAN ternyata Vietnam punya rangking lebih bagus.

Mungkin hanya Vietnam yang peluangnya sedikit imbang menjadi lawan diantara ketiganya. Dan mungkin bisa mengobati rasa kuatir jika kita bisa menang di laga kedua Indonesia grup D nantinya,

Namun mengawali laga pembukanya di Piala Asia 2023 kali ini, Timnas Indonesia justru harus menghadapi Irak-si singa mesopotamia. 

Analisis Pertandingan

Sejak menit awal pertandingan, tim Irak terlihat sudah bermain menekan, beruntung Indonesia yang masih bersemangat berhasil menciptakan peluang terlebih dahulu melalui permainan cantik Arhan, tika tikinya membuat lini pertahanan Irak sedikit goyah.

Sayangnya tendangan yang diumpankan ke Marselino Ferdinan masih membentur mistar gawang. 

Laga kemudian diambil alih  Irak, yang membuka keunggulan lebih dulu pada menit ke-17. Lewat umpan dari lini tengah, Mohanad Ali yang langsung berhadapan dengan Ernando dan akhirnya membuat gawang Indonesia bobol. 

Gara-gara situasi itu saya tak bisa tenang duduk. Situasi menjadi sangat mendebarkan hati untuk penonton seperti saya, kekuatiran jika gol pertama Irak bisa meruntuhkan mental (biasalah ibu-ibu mikirnya kena mental). 

Untungnya kekuatiran itu tak lama. Timnas akhirnya bisa keluar dari tekanan, ketika Marselino Ferdinan yang sempat gagal di tendangan peluang pertama berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-36, menjadi 1-1.

Dan seperti biasa begitu kebobolan, lawan biasanya lebih ofensif serangannya untuk membalas dendam. Dan memang terbukti selepas gol itu, lini pertahanan Indonesia terus digempur. 

Sesekali Indonesia balik mencoba menyerang. tapi Irak dengan banyak pengalamannya tak ayal menjadi "bencana", ketika gawang Indonesia akhirnya kebobolan. 

Kemelut yang menyakitkan menurut saya kenapa harus terjadi?.

Apalagi menjelang babak akhir pertama, saya berharap dengan cemas timnas akan mengakhiri injury time babak pertama dengan kedudukan imbang agar aman dan lebih kuat mentalnya saat tanding babak kedua lanjutannya. 

Kemelut sesaat gol terjadi berupa offside sangat menyakitkan, karena penasaran, setelah menonton potongan tayangan ulangnya saya baru paham dimana persisnya kontroversi itu.

Sayangnya momen ini tidak dihentikan dan laga terus berjalan. Osama Rashid akhirnya membobol jala gawang Indonesia dan membawa Irak kembali unggul 1-2. 

Disinilah drama VAR  dimulai, ketika keputusan VAR tersebut terus diabaikan. Dan selama pertadingan kasus VAR-nya tidak hanya sekali terjadi, setidaknya ada 2 kali VAR ikut menentukan dan menjadi bagian dari proses terjadinya gol pertandingan antara Indonesia dan Irak .

Dalam drama VAR pertama ketika menit ke 40+7 injury time. Irak mendapatkan 2 kali peluang secara beruntun dan di peluang keduanya berhasil membuahkan gol. 

Namun, peluang pertama yang berhasil dipatahkan oleh Ernando harusnya berbuah offside. Tetapi, wasit tetap melanjutkan pertandingan dan tidak ada himbauan dari ruang VAR.

Saya ikut kesal dan cemas ketika serangan Irak  membuahkan gol, sementara protes dari para pemain timnas soal keputusan wasit dan meminta  pengecekan VAR ternyata tak digubris. 

Bahkan terlihat  STY menegur wasit yang ada di pinggir lapangan, tapi tetap saja, gol tersebut tak dianulir dan tetap disahkan membuat timnas Indonesia tertinggal.

Saya semakin berkeringat dingin dan gemas saat drama VAR kedua terjadi pada menit ke-49 ketika terjadi  offside. 

Terlihat wasit berkomunikasi, dan tak lama kemudian menyatakan gol Irak dianulir, untunglah, lega rasanya. Gol yang dianulir tersebut memiliki posisi yang sangat tipis, berbeda dengan gol kedua Irak yang terlihat posisi offsidenya cukup jauh. 

Tapi drama VAR itulah yang menurut saya membuat timnas Indonesia kelihatannya kena mental. 

Buktinya terlihat pada permainan berikutnya timnas melakukan kesalahan-kesalahan antisipasi dan malah membuahkan gol bagi Irak. Mungkin para pemain timnas masih belum fokus setelah kejadian VAR tersebut.

Akhirnya  Indonesia pun tertinggal lebih jauh 3-1. Hingga pertandingan berakhir, Timnas Indonesia harus mengakui keunggulan Irak pada laga perdana Grup D Piala Asia 2023 yang berlangsung Senin (15/01/2024) di Ahmed bin Ali Stadium.

Saya tak tahu persis bagaimana teknis VAR dinilai, namun dua kejadian itu sangat memukul mental timnas Indonesia. Apalagi mereka tak hanya harus bertahan sekuat tenaga, tapi juga harus mengimbangi tim kuat seperti irak.

Mestinya tak harus diganggu lagi dengan tekanan seperti VAR. Tapi seperti STY bilang bola itu bundar apapun bisa terjadi di lapangan.

Sampai akhir pertandingan saya masih tak bisa menahan rasa kesal. Mungkin seperti jutan warganet di Indonesia kita kecewa dengan hasil VAR yang "curang". 

Rasanya benar kita memang berada di depan lubang jarum, akan semakin sulit peluang lolos Indonesia karena berikutnya harus memperoleh setidaknya 4 poin dari dua pertandingan sisa di grup D menghadapi Vietnam dan Jepang. Padahal kedua tim sisa itu jawara bola ASEAN dan Asia.

Tapi bolehlah kita menyisakan rasa optimis siapa tahu ada miracle atau lucky, setidaknya seperti ketika kita melawan Irak, ada peluang bisa mencetak gol tak cuma bertahan. Jika tak diganggu insiden VAR itu.

Semoga saat laga melawan Jepang dan Vietnam, kita masih kuat mengimbangi dan bisa bikin skor. Bukan tak mungkin dengan timnas besutan STY yang penuh kejutan akan ada kejutan lainnya.

Menurut para pengamat bola dan komentar dari para penonton saat nobar, setidaknya ada beberapa analisis yang bisa saya tangkap meskipun dengan susah payah.

Pemain Indonesia beradu laga dengan pemain Irak dalam laga perdana Piala Asia 2023, grup D sumber gambar antaranews.com
Pemain Indonesia beradu laga dengan pemain Irak dalam laga perdana Piala Asia 2023, grup D sumber gambar antaranews.com

Pertahanan Pemain Belakang

Terutama pertahanan kita, para pemain barisan belakangnya yang berlapis menjaga gawang kita, yang selalu diganggu oleh gerakan cepat para pemain Irak yang terasa menekan dan mendominasi serta sulit dibendung.

Meskipun barisan pertahanan fokus menjaga daerah berbahaya disekitar gawang, tenyata kemelut juga yang menjadi penyebab blundernya sehingga gol tercipta. Terutama akibat VAR yang diabaikan.

Pelajarannya mungkin bisa dipakai nanti saat melawan Vietnam di matchday kedua, Jumat (19/1/24) mulai pukul 21.30 WIB, paling tidak mentalnya harus lebih tangguh.  

Pertahanan Pemain Lini Tengah dan Depan

Empat pemain di posisi ini berperan peniting, menjadi pengatur strategi dan membatasi gerak pemain lawan di lini depan. Padahal selama pertandingan mereka sudah terlihat kompak mengatur tika tiki permainan dari bertahan hingga akhirnya menjadi serangan balik. 

Gelandang bertahannya sangat menonjol, terbukti geraknya bisa menghalau serangan yang berusaha menembus lini tengah timnas Indonesia. 

Sosok Ivar Jenner ini juga yang mengawali terjadinya gol Marselino Ferdinan yang bekerja sama dengan Yakob Sayuri, ketika pergerakannya taktisnya melihat peluang di daerah penalti, kemudian mengirim bola ke tiang jauh, di mana Marselino berada siap menjebol gawang Irak yang terbuka.

Sayangnya satu-satunya gol Indonesia tak membuahkan poin karena, gawang kita kebobolan dua angka dari Irak, dan skuad Garuda harus kalah 1-3.

Timnas Indonesia akan berlaga pada matchday kedua menghadapi Vietnam, Jum'at nanti. Hasil pertandingan kontra Irak bisa menjadi pembelajaran dan catatan penting.

Meskipun diliputi rasa kecewa, kesal karena hasil akhir pertandingan, kita harus tetap beri apresiasi pada para pemain kita. Hasil ini jauh dari harapan, tapi kita harus realistis. Kita harus mengakui Irak jauh berada di atas kita. Dan meskipun rasanya tak tega hati menonton pertandingan berikutnya lawan Vietnam, tapi sudah terlanjur penasaran.

*) analisis ini didukung sepenuhnya oleh komentar, analisis debat kusir para penonton pria karena kami nobar, sementara penonton perempuan lebih banyak cemas, mengerutu daripada menikmati sepenuhnya pertandingan dengan wajar dan benar, kecuali tika tiki di awal pertandingan yang lumayan dari timnas kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun