Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Siswa Diserang Stigma, Guru dan Orang Tua Wajib Kuatkan Kolaborasi!

13 Januari 2024   16:53 Diperbarui: 19 Januari 2024   21:55 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
stigma-perempuan-single-galak-dan-nggak-lakufoto-freepikjcomp via beautynesia

Jika memungkinkan sekolah dapat memberikan dukungan kepada siswa bermasalah  melalui peran konselor bimbingan penyuluhan milik sekolah. Artinya sekolah juga perlu menambah kemampuan--capacity building para penangungjawab Bimpen-nyaagar optimal membantu memberikan dukungan psikologis kepada siswa yang bermasalah dengan stigma.

Ini bisa menjadi ruaang bagi siswa untuk mengekspresikan perasaan mereka dan menerima pandangan yang membangun dari guru atau tenaga profesional pendidikan lainnya.

Penting juga bagi sekolah untuk menciptakan dan memberlakukan kode etik sekolah yang jelas dan tegas terkait dengan perilaku diskriminatif. 

Siswa dan staf pendidikan perlu memahami bahwa tindakan diskriminatif tidak akan ditoleransi. Sanksi yang sesuai harus diberlakukan untuk memastikan perlindungan hak-hak semua siswa dan untuk mencegah munculnya perilaku diskriminatif.

Intinya bahwa sekolah harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang adil dan inklusif. Bagaimanapun ini tanggungjawab yang tidak mudah bagi sekolah.

Menciptakan lingkungan belajar yang bebas diskriminasi bukanlah pekerjaan satu hari, tetapi sebuah perjalanan panjang yang membutuhkan kerjasama semua pihak. Guru, staf pendidikan, konselor, dan orang tua semua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang adil, dan inklusif bagi semua. 

Referensi: 1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun