Uang itu saya gunakan sebagiannya untuk membeli bibit tanaman yang tidak bisa saya peroleh dengan mudah, seperti tanaman pare, gambas, terung dan lainnya.
Maklum inikan cuma sekedar kebun yang idenya dari rumah dan cuma bagian dari hobi awalnya, baruylah kemudian menjadi konsep atau gagasan berbagi. Menurut saya, kondisi ekonomi sulit memang butuh solusi sederhana yang bisa membantu rumah tangga yang membutuhkan, minimal di sekitar kita.
Namun hal lainnya yang patut menjadi perhatian kita adalah, bahwa konsep "kebun ikhlas"- alias kebuni-Ekolit (ekonomi sulit), ternyata juga sangat positif untuk membangun kesadaran lingkungan. Paling tidak dimulai dari rumah kita.
Sumbangan kita melalui RTH Privat
Dan ternyata ini secara tidak langsung merupakan bagian dari kontribusi kita menyumbang terpenuhinya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dalam Permen ATRKBPN 14 tahun 2022 tentang RTH dijelaskan bahwa;Â
RTH yaitu area yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dengan mempertimbangkan aspek fungsi ekologis, resapan air, ekonomi, sosial budaya, dan estetika.
Selain ada RTH Publik yang dikelola Pemerintah bekerja sama dengan masyarakat untuk kepentingan umum, bentuknya seperti taman bermain anak-anak, tanah areal pemakaman atau area bantaran sungai dan lainnya.
Juga ada RTH Privat, kepunyaan kantor contohnya seperti kantor  PT. Elnusa Petrofin, atau bangunan lain milik orang perseorangan seperti rumah-rumah kita yang memiliki halaman dengan berbagai macam tanaman. Itulah bentuk kontribusi kita menyumbang RTH 30 persen.
Membantu mengurangi limbah plastik yang makin menggurita
Pemanfaatan gelas bekas jus atau air minum dalam kemasan, bekas bungkus deterjen sebagai pengganti polybag juga menjadi salah satu kontribusi kita membantu mengurangi sampah plastik yang saat ini menjadi salah satu masalah pelik kita.Â
Bahkan saat saya meminta bantuan para siswa, saya juga mengajak mereka untuk mempraktekkannya di Program Wiyata Sekolah (Kebun Sekolah), sambutannya sangat positif.
Memanfaatkan limbah kompos domestik rumah tangga dan limbah ternak bisa bernilai ekonomi
Sebenarnya seiring waktu, banyak teman yang telah merasakan manfaat dari "Kebun Ikhlas", ada yang mulai meminta bantuan juga menyediakan media tanamnya. Jika ditindaklanjuti dan diseriusi, ini bisa menjadi lahan bisnis yang menarik.
Saya pernah menawarkan gagasan ini, dan para siswa banyak yang berminat. Apalagi mereka yang tinggal di kampung dan material bahan baku untuk media tanam tersebut berlimpah.
Tak hanya yang cuma berurusan dengan uang, gagasan -kebuni atau kebun ikhlas ekolit, ini memang sedang saya tularkan kepada para siswa.Â
Saya berharap ini tidak hanya akan menjadi cara sederhana kita mengatasi masalah lingkungan, tapi juga membangun kesadaran masyarakat (saudara, teman, tetangga, masyarakat luas), dan para remaja kita melalui sekolah, agar pada akhirnya bisa mereka lakukan  juga di rumah masing-masing.
Tak terbayangkan rasanya jika para remaja yang sudah terbiasa melakukan hal-hal baik itu, bisa ikut berkontribusi pada lebih banyak orang untuk mulai memanfaatkan halaman rumahnya dengan berbagai jenis tanaman. Semoga gagasan sederhana dari rumahan ini bisa terus kita tularkan kepada semakin banyak orang. Siapa tahu bisa jadi gerakan bersama. Ini adalah kontribusi sederhan Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik. Salam lestari!.