Bayangkan kita akan bertemu lagi dengan rekan-rekan guru lainnya. Bersama-sama, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan memberikan inspirasi kepada siswa untuk menghadapi tahun ajaran baru dengan semangat yang sama.Â
Dengan merencanakan secara proaktif dan kreatif, seorang guru dapat meminimalkan dampak post holiday blues dan menghadapi masa mengajar dengan semangat dan kegembiraan yang baru.Â
Atau mau mengikuti saran psikolog, sebagaimana dilansir dari klinis Pro Help Center, bahwa banyak kemungkinan penyebab post holidays blues yang harus kita atasi. Terutama karena adanya gap antara kehidupan nyata dan kehidupan selama liburan, sebagai suasana kehidupan sangat ideal.
Beri jeda untuk fisik dan pikiran kita karena perubahan liburan dan kerja butuh adaptasi. Memberikan waktu yang cukup dapat mencegah perasaan cemas dan stres akibat post holiday blues.Â
Jeda waktu, dibutuhkan agar kita bisa istirahat dan melakukan rutinitas seperti biasa. Termasuk beradaptasi secara fisik dan psikis tanpa gangguan jetlag liburan.
Bangun hubungan yang kuat saat proses beradaptasi, dengan mengembalikan bonding yang kuat dengan rekan kerja maupun keluarga di rumah. Ini akan menguatkan kembali hubungan dalam keluarga inti dan juga pada rekan kerja sehingga momen saat kembali melakukan rutinitas sehari-hari bersama keluarga dan rekan kerja dapat menjadi momen yang dirindukan.
Dan saran terakhir, intip kembali keuangan, jika itu membuat kita resah, untuk merencanakan aktivitas lanjutan setelah liburan tanpa hambatan finansial, sehingga lebih tenang.
Bahwa pada intinya semua bergantung pada keputusan kita. Rencanakan dengan bijak dan berikan diri sendiri ruang untuk menikmati peralihan dari liburan ke sekolah. Selamat mengajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H