Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Malam Tahun Baru Tak Sepi, Meski Tanpa Kembang Api

1 Januari 2024   14:36 Diperbarui: 4 Januari 2024   23:01 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana malam tahun baru di Aceh sumber gambar sumberpost.com

Tak berbeda dari tahun sebelumnya, Banda Aceh tak merayakan malam tahun baru dengan kembang api. Mungkin saja menjadi kota satu-satunya di Indonesia yang tak merayakan malam pergantian tahun itu. Namun kota tetap ramai dipadati warganya karena masih dalam suasana liburan panjang.

Tak seperti tahun sebelumnya, tahun ini memang sama sekali tak ada perayaan dengan menyalakan kembang api. Bukan itu saja, Pemerintah juga telah melakukan himbauan agar tak ada aktifitas merayakan tahun baru tersebut, termasuk dengan malarang para penjual kembang api dalam semua jenis dan bentuknya.

Tapi himbauan itu tak mengurangi ramainya kota saat malam tahun baru. Keluarga-keluarga menikmati makan malam diluar sambil menikmati  suasana kota di malam hari. Dan memang selama liburan, animo masyarakat untuk berjalan-jalan meningkat.

Sementara di kampus-kampus semakin lenggang karena masih dalam suasana liburan semester, dan mereka akan aktif kuliah kembali pada akhir Januari 2024 mendatang.

suasana malam tahun baru di Aceh sumber gambar sumberpost.com
suasana malam tahun baru di Aceh sumber gambar sumberpost.com

Malam Pergantian Tahun Tanpa Perayaan

Kebijakan tak merayakan tahun baru 2024 dan tahun-tahun sebelumnya dimulai sejak muncul aturan Walikota yang melarang segala bentuk perayaan tahun baru. 

Hal ini berkaitan dengan kebijakan syariah yang telah menjadi aturan sejak lama, sekaligus menjadi identitas dan ciri khas Aceh. Keisrtimewaan tentang syariah telah diatur dalam Qanun atau peraturan daerah yang khusus.

Sebagai gantinya, aktifitas para remaja di Aceh dialihkan dalam bentuk Muhasabah atau malam refleksi. Alternatif ini dipilih sebagai cara agar para remaja tidak ikut merayakan malam tahun baru tersebut.

Kebijakan yang ditempuh untuk melarang perayaan tahun baru di Aceh tidak frontal, tapi melalui tahapan-tahapan penyesuaian . Namun tidak ada larangan bagi warga keturunan dan warga non Muslim lainnya jika ingin merayakan.

Pada malam tahun baru, masjid-masjid di Aceh menyelenggarakan muhasabah dan kajian. Sejak sore pengunjung telah memenuhi titik-titik dimana masjid menyelenggarakan acara tersebut. Terutama Masjid Raya Baiturrahman. Mesjid utama di Aceh dan yang terbesar.

Jalanan sempat macet sejak pulu 16.00 wib, sore hingga menjelang dilaksanakannya shalat Maghrib pada pukul 18.45. 

Dan usai shalat, areal halaman Masjid Raya Baiturrahman yang luas dengan payung-payung raksasa dan dilengkapi kipas angin berpedingin gan keramik yang sejuk, menjadi area rehat dan bermain anak-anak bersama keluarga, sambil mengisi malam tahun baru.

Sementara di titik utama di Pusat Kota, terutama di Simpang 5 Banda Aceh, semakin malam suasana semakin ramai. Kami sempat terjebak dalam kemacetan yang mengular hingga mencapai 1 kilometer. Karena jam waktu kepulangan kami dari area wisata bersamaan dengan jam traffick tersebut.

Satu-satunya cara lolos dari jebakan kemacetan malam tahun baru, adalah dengan memanfaatkan GPS dalam firur  ada di dalam gadget yang kita miliki.  

Sepanjang jalan dari area wisata yang menjadi salah satu agenda liburan kami di pantai, para petugas polisi telah berjaga mengarahkan antrian lalu lintas, termasuk dengan mendirikan posko pengaduan yang berada dititik tertentu, terutama di area wisata.

Sebelumnya untuk mengantisipasi kemacetan Pemerintah juga telah bekerjasama dengan beberapa radio untuk membantu mengarahkan para pengguna lalu lintas. Hal ini bertujuan untuk mengurai kemacetan dan memberikan alternatif jalur yang bisa diakses tanpa gangguan macet.

Terpantau suasana yang paling diminati para pengunjung untuk mengisi tutup tahun 2024, adalah area kuliner dan Mall. Panjangnya barisan kendaraan yang memanfaatkan pinggiran jalan sebagai area parkir juga menambah padat jalanan.

Meskipun di kedua tempat tersebut  tidak menyediakan fasilitas untuk perayaan tahun baru juga. Tetapi hanya beroperasi normal seperti biasa. Keramaiannya yang membuat masyarakat berkumpul memadati Mall dan area kuliner.

Satu hal yang membedakannya dari hari biasannya adalah Mall tutup lebih lambat dari biasanya yang hanya beroperasi hingga pukul 21.00 wib. Namun saat tahun baru buka hingga jam 24.00, bertepatan dengan malam pergantian tahun.

suasana malam tahun baru di Aceh sumber gambar sumberpepost.com
suasana malam tahun baru di Aceh sumber gambar sumberpepost.com

Kebijakan Tak Merayakan Tahun Baru

Sebagaian warga kota Banda Aceh sudah terbiasa dengan kondisi ini. Tentu kita juga harus menjadi warga yang baik dengan mematuhi aturan yang telah menjadi kebijakan bersama itu. 

Termasuk dengan tidak membeli kembang api, karena sejak beberapa tahun terakhir kebijakan tak merayakan tahun baru juga diikuti dengan larangan menjual kembang api yang biasa dijajakan di pinggiran jalan sebagai dagangan musiman.

Hanya sesekali terdengar bunyi letusan kembang api, disertai dengan percikan bola-bola kembang api. Itupun di nyalakan dari rooftop di rumah-rumah yang memanfaatkan malam pergantian tahun baru karena tak berlibur ke luar kota.

Bagi warga yang merayakan tahun baru, alternatif terbaik tentu saja dengan berkunjung ke Medan, yang berjarak tempuh kurang lebih 12 jam perjalanan dari ibukota propinsi Aceh. Atau 30 menit dengan transportasi pesawat.

Mereka telah jauh-jauh  memesan jadwal penerbangan agar tak terkena tarif yang meningkat di musim liburan, tapi banyak juga warga Banda Aceh yang menggunakan kendaraan roda empat pribadi menuju Medan.

Terbukti di jalur wilayah Timur sejak Lambaro,Indrapuri, Sigli, Bireun , Lhokseumawe hingga Langsa di Aceh Timur yang berbatasan langsung dengan Sumatera Utara menjadi jalur yang padat merayap, di jam-jam tertentu.

Salah satu keluarga yang kami undang ikut dalam acara kumpul bersama liburan keluarga di pantai Lhoknga yang terletak di jalur Bara mengalami kendala macet, hingga terlambat hadir di acara.

Kondisi termacet tentu saja menjelang hari H perayaan tahun baru, sehingga seperti pengalaman tahun-tahun sebelumnya, apalagi tahun ini liburan bersamaan dengan libur sekolah dan libur semester para mahasiswa , masyarakat yang memilih liburan di Medan atau sekalian pulang kampung memilih H-3 untuk pulang kampung sehingga suasana jalan masih normal.

Alternatif lain yang menjadi tujuan wisata liburan adalah mengunjungi negara-negara ASEAN terdekat.
Salah satu keuntungan bagi kami yang tinggal di Aceh adalah bisa mendapat fasilitas transport yang lebih murah untuk mrenjangkau negara-negara ASEAN dibandingkan jika harus berkunjung ke Jakarta.

Saya pernah mendapatkan tiket murah dengan harga normal di kisaran nominal Rp. 250.000 untuk sekali keberangkatan. Ketika itu saya memanfaatkan waktu liburan selama hampir 8 hari, sekalian mengambil cuti tahunan anggota keluarga lain.

Di negara-negara ASEAN situasi perayaan tahun baru berlangsung sangat meriah, termasuk di Thailand dan Singapura. Negara terdekat yang bisa kunjungi sekali langkah jika kita mengnjungi Malaysia.

Kita bisa memilih akomodasi yang murah, namun kami juga berkesempatan bisa tinggal di rumah sahabat dan keluarga yang telah bermukim disana.

Suasana di Me dan, dan beberapa negara ASEAN yang menjadi alternatif menikmati liburan tahun baru memang sangat berbeda dengan di Aceh. Namun masyarakat sama sekali tak menolak, dan tetap mematuhi semua kebijakan dan aturan yang berlaku.

Tapi jika ingin menikmati suasana pergantian tahun baru dan liburan, tak ada larangan jika kita melakukannya berkumpul nersama kelurga, atau merayakan kebersamaan dengan komunitas di pantai-pantai yang buka hingga malam hari saat liburan, namun tetap harus menjaga ketertiban dan aturan, terutama merayakan Tahun baru tanpa kembang api.

Namun bagi pengunjung dari luar daerah atau wisatawan domestik yang ingin menikmati suasan yang berbeda di tahun baru  tetap bisa menikmati hangatnya suasana dengan menikmati kuliner yang ramai hingga 24 jam di area tertentu, terutama di warung kopi yang merangkap kafe dengan sediaan kuliner yang lengkap. 

Soal keamanan, sampai dengan saat ini suasana selalu kondusif, termasuk kemanan dari kejahatan-kejahatan yang umum  sering terjadi di kota besar seperti begal, jambret, pencurian. Justru menurut saya, dibandingkan daerah lain di Indonesia, Aceh adalah daerah yang memiliki kondisi teraman dan juga memiliki rasa  keberagaman, dan toleransi yang paling baik.

Apapun kondisinya, pergantian tahun tetap menjadi bagian dari refleksi kita, mengukur apa yang telah kita raih, kegagalan yang kita alami dan menyiapkan resolusi baru untuk lengkah perbaikan.

Peringatan tsunami, tahun baru tanpa kembang api adalah bagian dari rangkaian panjang jalan kehiudpn yang harus dijalani dengan semua kerja kerja keras agar

Semoga di tahun mendatang, kita bisa lebih bararti dan memberi manfaat lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain.

Selamat menikmati tahun baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun