Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Ketika Liburan Jadi Lebih dari Sekedar Bermain, Catatan Ala Citizent Jurnalist

31 Desember 2023   08:52 Diperbarui: 3 Januari 2024   21:24 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pngtree-child-asian-photographer-taking-a-picture-of-fall-foliage-picture-image_2482287

"Nanti kalian harus cari angle yang bagus untuk foto artikelnya", kata saya sekali lagi mengingatkan anak-anak, begitu kami tiba di lokasi tempat kunjungan liburan kami minggu ini.

Selama liburan kami sengaja memilih tujuan kunjungannya tidak pada satu tempat. Meskipun semua rencana kami usahakan bisa mengakomodir semua kemauan anak-anak, namun yang utama adalah "meliput" suasana peringatan 19 tahun Tsunami.

Dengan mengunjungi Museum Tsunami, perayaan 19 tahun tsunami, hingga kunjungan ke beberapa situs tsunami, karena di momentum peringatan tsunami, pengunjung lebih ramai dari hari biasanya. Di Aceh tanggal 26 Desember menjadi hari libur daerah. 

Meskipun liburan menjadi waktu yang dinantikan oleh anak-anak untuk bersenang-senang dan melepaskan diri dari rutinitas sekolah, tapi kali ini kami merencanakan bersama membuatnya menjadi lebih seru menjadi sebuah liputan ala jurnalis, tapi lebih tepatnya  ala"citizen jurnalist."

Citizen Jurnalist atau Jurnalisme warga adalah kegiatan partisipasi aktif yang kita lakukan dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita. Dalam jurnalisme warga, kita tidak hanya berperan menjadi konsumen media tapi juga bisa terlibat dalam proses pengelolaan informasi itu sendiri.

Rencana ini kami buat agar liburan tidak berjalan monoton, agar liburan tersebut menjadi pengalaman yang tak terlupakan dan bisa bermanfaat lebih banyak  untuk pembelajaran layaknya seorang jurnalis.

Rencana "liputan"  ala citizen jurnalist ini kami gabungkan  dengan liburan karena pada dasarnya, selama liburan berlangsung, kami memiliki ponsel atau gadget yang biasanya kami gunakan untuk mendukung dokumentasi  kala perjalanan seperti biasanya.

Hanya tinggal diarahkan untuk keperluan atau tujuan apa, termasuk merekam momen  sehingga tinggal kami tambahkan narasi sudah menjadi sebuah karya tulis yang menarik. Ini kami lakukan agar  suasana liburan kali ini menjadi beda. 

Barangkali akan ada yang berpendapat jika ini bukan alternatif yang tepat.  Sudah sekian lama berkutat dengan pelajaran, catat mencatat, menulis, berhitung dan sebagainya, giliran liburan urusannya juga menulis. Meskipun ini bukan hanya menulis, tapi juga aktifitas layaknya membuat liputan ala jurnalis.

 bingkai foto jendela dari bangunan rusak akibat tsunami di kapal apung sumber gambar dokpri rini wulandari
 bingkai foto jendela dari bangunan rusak akibat tsunami di kapal apung sumber gambar dokpri rini wulandari

Liburan Sambil Bermain Ala Jurnalis

Begitu sampai di lokasi yang telah kami sepakati, masing-masing anak  kami beri kebebasan untuk mengambil gambar suasana, mulai dari suasana keramaian, komposisi bangunan, lokasi wisata kunjungan, dan hal-hal yang menarik menjadi sumber foto, termasuk suasana anak-anak yang ramai saat sedang bermain, semua keramaian dalam rangka peringatan hari tsunami.

Anak-anak terlihat merasa tertantang ketika diajak bertindak layaknya seorang jurnalis. Pada dasarnya "permainan" ini mirip dengan imajinasi petualangan dalam bayangan anak-anak. 

Kami memberi kebebasan dan tak memaksa saat melakukan "liputan" dan pengambilan sumber foto dan tulisan. Namun sejak awal kami juga menyepakati agar selama pengambilan gambar juga harus berhati-hati, seperti menjaga privacy orang lain. Ada kalanya orang-orang tidak mau aktifitas mereka di rekam atau difoto.

Kami bahkan mengajarkan beberapa teknik seperti foto candid, dengan memilih setelan lensa lebar, dam melakukan pengambilan gambar secara khusus dengan teknik yang tidak diketahui oleh si objek foto.

Foto-foto seperti anak-anak yang sedang bermain akan menjadi alami saat kita mengambil foto mereka secara candid, sehingga mereka tidak menyadari jika sedang difoto. Apalagi momen saat peringatan tsunami yang sedikit sakral.

Seorang fotografer terkenal pernah menjelaskan bagaimana tipsnya mengambil foto secara candid, dengan cara; Berbaur dengan Lingkungan. Agar menghasilkan foto candid yang baik, disarankan untuk bisa berbaur dengan lingkungan sekitar. 

Memakai lensa tele, atau jika memakai kamera biasa yang penting kamera harus selalu dalam keadaan siap untuk memotret. Gunakan mode Burst atau Continuous Shooting, setelan lensa yang sekali menekan tombol shutter shot bisa mengambil beberapa foto sekaligus, serta yang terpenting perhatikan lingkungan sekitar untuk mendapatkan momen terbaik.

Pada dasarnya anak-anak memang menyukai petualangan. Momen liburan yang tak terikat rutinitas dan waktu yang bebas menjadi kesempatan mereka bermain-main dengan bebas, sekalipun kita mengajak kita mengajak mereka belajar banyak hal tentang citizen jurnalis.

Saat kumpul makan bersama saat rehat menjadi kesempatan bagi kami saling bertukar pengalaman, foto mana yang paling menarik, sudut pengambilan foto (angle) mana yang paling dramatis. 

Apalagi kebetulan kami memiliki kamera Digital Single Lens Reflex (DSLR) dengan lensa tele yang memungkinkan bisa mengambil gambar dari jarak jauh dengan melakukkan zooming.

Mengambil gambar objek yang jauh dengan mode dekat atau zooming. Sehingga beberapa foto anak-anak dengan latar belakang yang blur dan objek yang jelas dan terang dapat kami peroleh. Karena fasilitas kamera terbatas kami menggunakannya bergantian.

Dengan begitu banyak waktu dan pilihan lokasi kunjungan,suasana menjadi menarik. Apalagi jika mereka yang memilih tempatnya, anggota keluarga lain mengikutinya seolah menjadi tim liputan. 

Sesekali kami yang menawarkan pilihan dengan menawarkan pilihan lokasi yang bisa menginspirasinya. 

berada di atas kapal apung 600 ton yang terdapar akibat tsunami sumber gambar dokpri rini wulandari
berada di atas kapal apung 600 ton yang terdapar akibat tsunami sumber gambar dokpri rini wulandari

Liburan Sambil Mengenang Peristiwa Tsunami 

Pertama: Menjelajahi Ragam Destinasi

Layaknya seorang jurnalis dengan banyak pilihan objek yang dituju, anak-anak juga kami beri kesempatan untuk menjelajahi destinasi yang beragam selama liburan mereka. Termasuk mengunjungi acara peringatan tsunami. Serta  mengunjungi berbagai tempat-tempat menarik, meliput situs penting tsunami, seperti kapal di atas rumah, kapal apung yang berbot 600 yon yang terdampa dan menjelajahi pantai-pantai tempat tsunami dulu. 

Anak-anak dapat merasakan petualangan yang menarik sambil mengembangkan keterampilan observasi dan penelitian mereka.

Kedua: Mengamati 

Anak-anak juga kami ajarkan dasar-dasar kerja jurnalis, termasuk dalam fotografinya. Sebagai jurnalis warga t pun mereka dapat belajar untuk mengamati dengan seksama lingkungan sekitar mereka, baik itu manusia,  alam, atau peristiwa. 

Mereka dapat mencatat hal-hal menarik yang mereka temui, mengambil foto, dan mencatat detail-detail penting. Hal ini akan membantu mereka dalam menulis laporan atau artikel tentang pengalaman mereka.

Ketiga: Menulis dan Menyampaikan Cerita

Saat mengharuskan mereka mengambil detail lokasi atau mencatat hal-hal menarik yang mereka temui, sebenarnya adalah cara kita memudahkan mereka saat membuat laporan liputannya.

Cukup dengan menceritakan urutan kunjungan, dengan tambahan suasana yang mereka lihat, kejadian yang mereka alami, dalam bentuk detail menjadi sebuah cara memudahkan anak-anak membuat cerita liputannya.

Teknis ini kami peroleh saat belajar jurnalistik dasar di sekolah. Ketika kami diajarkan hanya menceritakan detil sebuah ruang kelas, mmebuat guru yang tidak bisa menulis sekalipun bisa menulis dalam waktu yang cepat, karena hanya menuliskan apa yang mereka lihat disekeliling mereka.

Model pelajaran ini ternyata saya sadari sangat berguna saat kami menulis di kemudian hari. Inilah yang kami ajarkan kepada anak-anak, saat bertindak sebagai citizen jurnalist.

Keempat: Publikasi Hasil Liputan

Saya pernah mengirimkan tulisan hasil amatan anak saya tentang banjir bandang, dan kami kirimkan di sebuah surat kabar lokal di daerah, tak diduga tulisan pendek tersebut direspon sangat positif oleh pihak redakturnya.

Isinya menceritakan kisah seorang anak yang bermain disungai saat musim hujan, tanpa diduga ternyata kemudian terjadi banjir bandang. Bencana itu didahului oleh suara gemuruh dari hilir sungai di gunung. Atau tanda air sungai yang tiba-tiba berubah keruh. Meskipun hanya sebuah artikel pendek di rubrik anak-anak hari minggu, ternyata memang memberi manfaat penting bagi anak-anak agar waspada dengan banjir bandang.

Selain mengirimkan ke media kami memasukkan di dalam personal blog, semata agar tulisan tersebut tidak hilang.

Mereka dapat berbagi pengalaman unik mereka, memberikan tips liburan, atau bahkan mengangkat isu-isu penting yang mereka temui selama perjalanan.

Mengubah liburan menjadi bukan liburan biasa, dengan pengalaman sebagai jurnalis memberikan banyak manfaat yang tak terduga. Liburan ala seorang citizen jurnalist tidak hanya menjadi kesempatan untuk bersenang-senang, tetapi juga memperkaya pengetahuan, keterampilan, dan wawasan anak-anak. 

Dengan mengeksplorasi dunia melalui lensa seorang jurnalis, anak-anak dapat menciptakan pengalaman yang berharga dan membangun pondasi kemampuan menulis yang relate dengan pendidikan di sekolahnya. 

Seperti saat berkunjung ke kapal di atas rumah, kami bertemu langsung dengan seorang saksi mata tsunami yang sedang bercerita kepada pengunjung turis asal Malaysia.

Semoga ini bisa menjadi dukungan membangun literasi mereka menjadi lebih baik , berlibur sambil belajar dan berbagai pengalaman menarik mereka.

referensi:1, 2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun