Fakta dan statistik menunjukkan bahwa airbag depan telah menjadi persyaratan wajib dalam semua kendaraan penumpang baru sejak tahun 1999
Meskipun tujuannya adalah melindungi kepala, leher, dan dada, terkadang airbag tidak mengembang dengan baik saat kecelakaan terjadi.Â
Ini disebabkan oleh desain airbag yang sengaja sulit untuk mengembang secara instan, mengingat respons yang terlalu cepat dapat membahayakan pengemudi dan penumpang.
Meskipun airbag dirancang untuk menyelamatkan nyawa, namun ada potensi cedera yang bisa terjadi karena berkaitan dengan komponen-komponennya yang bisa rusak jika lama tidak digunakan.Â
Sehingga penting untuk melakukan cek ulang, meskipun air bag tersedia di dalam mobil. Artinya airbag juga punya masa kadaluarsa.Â
Apakah kita menyadari bahwa cedera akibat airbag bisa disebabkan oleh pemahaman yang kurang tentang cara menggunakan kemudi dengan benar, termasuk posisi tangan yang salah?. Posisi tangan dapat menghalangi bukaan airbag, sehingga logam bisa mengenai tubuh kita.
Namun keberadaan airbag juga menjadi keuntungan tersendiri. Selama periode antara 1987 dan 2016, airbag depan berhasil menyelamatkan lebih dari 50.000 nyawa, sebuah prestasi yang cukup mengesankan.Â
Namun, di balik kesuksesan ini, muncul pertanyaan: bagaimana airbag bisa menjadi penyebab cedera?. Airbag, yang seharusnya menjadi perangkat untuk keselamatan dan perlindungan, dapat menimbulkan cedera serius seperti whiplash, cedera otak traumatis, dan cedera leher dan tulang belakang.Â
Kecepatan mengembangnya airbag, mencapai sekitar 100 mph, dapat menyebabkan dampak serius pada tubuh.Â
Selain itu, bahan kimia yang digunakan dalam proses pengembangan airbag juga dapat menyebabkan cedera, dan risiko ini dapat diperparah jika sensor atau mekanisme pengembangannya mengalami kerusakan.
Salah satu dampak cedera yang paling umum adalah pada bagian wajah. Meskipun airbag dirancang untuk mencegah kepala dan wajah bersentuhan dengan dashboard atau kaca depan, kekuatan yang dikeluarkan oleh airbag dapat menyebabkan cedera pada wajah, seperti patah tulang, luka serius, bahkan kebutaan sementara atau permanen dalam beberapa kasus.
Dada juga menjadi area yang rentan terhadap cedera, karena kecepatan keluarnya airbag yang harus segera mencegah tubuh terlempar keluar dari jok. Patah tulang dan kerusakan jaringan lunak adalah cedera umum yang dapat terjadi pada bagian ini.Â
Selain itu, risiko terbakar dan luka bakar juga mungkin terjadi akibat kecepatan pengembangan kantung udara.
Namun, apakah ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah cedera saat airbag terdeploy?.
Menggunakan sabuk pengaman, duduk pada jarak tertentu dari kemudi, dan memastikan anak-anak ditempatkan di kursi belakang dengan benar adalah beberapa tindakan yang dapat diambil.Â
Pengembangan Airbag untuk Mengatasi Potensi Cedera
Seiring berkembangnya teknologi, tingkat angka cedera terus diturunkan dengan menyelaraskan temuan kasus dengan inovasi baru untuk mendapatkan teknologi airbag terbaru. Berbagai solusi yang sedang dan akan terus dikembangkan meliputi banyak hal.