Tapi tak sedikit yang mengalami kekecewaan lantaran kalap belanja dan membeli barang apa saja tanpa kendali dan tanpa pikir panjang, yang penting dapat diskon besar.Â
Meskipun ia bisa memperoleh barang yang menurutnya bagus, namun pada akhirnya ia menyadari bahwa barang-barang itu bukan kebutuhannya yang utama.
Kita sering terjebak antara keinginan memperoleh diskon besar dengan mengabaikan barang kebutuhan dan sekedar keinginan. Kecuali unutk keperluan hobi, mungkin mereka mempertimbangkan unsur kelangkaan, selain kesenangan dan bukan tidak mungkin pertimbangkan sebagai investasi.
Barang-barang kebutuhan tentu saja yang berkaitan dengan tujuan memudahkan tugas kita dan memang sangat dibutuhkan untuk mendukung itu.
Sementara barang-barang yang dibeli hanya berdasarkan keinginan lebih karena godaan dan kesukaan pada bentuk, keunikan, dan tentu saja diskon yang besar. Tapi sayangnya barang-barang itu bukan barang yang sangat dibutuhkan dan kita melupakan manfaatnya untuk mendukung kita, untuk hobi atau pekerjaan.
Hingga akhirnya barang hasil buruan harbolnas itu bukannya dipakai, justru hanya menjadi pajangan, beruntung yang naluri bisnisnya jalan, bisa dijajakan ke teman, sahabat menjadi item dagangan sekedar bisa mengembalikan modalnya.
Atau yang punya sahabat banyak dan sering bingung cari kado, bisa menjadikan barang-barang itu menjadi kado bawaan tanpa harus membeli dengan harga normal, tapi kualitasnya tidak memalukan jika dijadikan hadiah.
Menghindari  Kebiasaan Belanja online Impulsif
Ketika kita memutuskan belanja  secara impulsif , membeli tanpa  perencanaan yang matang dan terjadi secara tiba-tiba sebelum transaksi dilakukan, bisa membuat kita kalap dan terjebak pada kekecewaan.
Produk yang dibeli tak sesuai ekspektasi, manfaatnya juga tak maksimal, kebutuhannyatak mendesak.
Iintinya kebiasaan belanja impulsif bisa berdampak negatif pada tabungan dan kesejahteraan keuangan. Ketidakhati-hatian dalam berbelanja online bahkan bisa menyebabkan kita terjebak dalam utang.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui cara mengatasi kecenderungan belanja impulsif agar kondisi keuangan tetap terjaga.
Bagi yang benar-benar shopholik, mungkin perlu mempertimbangkan untuk berhenti mengikuti akun toko online, baik di platform e-commerce maupun media sosial.Â
Ini bisa mengerem sementara nafsu belanja yang impulsif. Dengan tidak mendapatkan pembaruan tentang produk terbaru, bisa menghindari keinginan untuk terus-menerus berbelanja.