Padahal berbagai data penelitian menyebutkan bahwa kadar kolesterol tinggi adalah faktor risiko utama untuk penyakit pembuluh darah jantung dan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian di dunia.
Dan banyak faktor lain, apalagi jika kita memiliki riwayat komorbid, penyakit bawaan lain sebagai penyerta di dalam tubuh kita yang menyebabkan efek yang kecil dari kolesterol bisa menjadi sangat berbahaya.
Di Indonesia prevalensi gangguan kolesterol sendiri juga cukup tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan Indonesia (RISKESDAS 2018), proporsi penduduk Indonesia berusia lebih dari 15 tahun yang mengalami gangguan kolesterol adalah sekitar 21,2 persen (Kadar Kolesterol Total 200-239 mg/dL), dan 7,6 persen (Kadar Kolesterol >= 240 mg/dL).Â
Sebagai bahan  pengetahuan bersama yang dilansir dari catatan medis,  kriteria diagnosis gangguan kolesterol meliputi:
Kolesterol total: nilai di atas 200 mg/dL dianggap tinggi
Kolesterol LDL: nilai di atas 100 mg/dL dianggap tinggi
Kolesterol HDL: nilai di bawah 40 mg/dL pada pria dan 50 mg/dL pada wanita dianggap rendah
Trigliserida: nilai di atas 150 mg/dL dianggap tinggi.
Berdasarkan panduan dari ESC (European Society of Cardiology) 2019, pasien gangguan kolesterol yang memiliki tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg atau menyandang diabetes melitus lebih dari 10 tahun, dianjurkan untuk mencapai kadar kolesterol LDL di bawah 70 mg/dL.Â
Berdasarkan panduan yang sama, pasien gangguan kolesterol yang disertai dengan penyakit pembuluh darah aterosklerosis, dianjurkan untuk mencapai kadar kolesterol LDL di bawah 55 mg/dL.Â
Dan jika kita ternyata memiliki kondisi tersebut, akan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi berkaitan dengan penyakit pembuluh darah, sehingga diharapkan kita bisa mencapai kadar kolesterol LDL yang lebih rendah. Demi keamanan.
Dengan pemahaman yang sedikit itu saja, kita bisa merasakan betapa besar risiko kolesterol dapat menjadi salah satu risiko penyebab masalah gangguan kesehatan, hingga kematian.
Jadi solusi terbaik dengan mencegah atau paling tidak mengelola klesterol, agar liburan berakhir aman. Selamat berlibur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H