Jenis kepribadian yang dapat memoderasi atau menurunkan kemungkinan terjadinya workplace bullying adalah openness to experience.
Kepribadian openness to experience adalah kecenderungan karyawan untuk terbuka terhadap pengalaman, memiliki rasa ingin tahu, menghargai informasi atau karya, suka mencoba hal baru, kreatif, eksploratif, mudah menerima perubahan.
Kepribadian yang cenderung untuk terbuka seperti itu bisa menutup peluang akan mendapat kekerasan akibat dari workplace bullying, karena pelakunya akan berpikir berkali-kali untuk melakukan tindakan tersebut.
Karena bisa saja korbannya memiliki inisiatif untuk melawan dengan melaporkan pada atasannya atau memutuskan sendiri mengambil tindakan perlawanannya.
Dengan kepribadian openness to experience yang dimiliki, karyawan memiliki rasa ingin tahu, akan berusaha mencari informasi, mau mencoba hal atau metode baru, eksploratif dalam mengatasi tuntutan pekerjaan yang ada.
Bagaimana Keluar dari Jebakan workplace bullying?
Menurut dosen Psikologi Universitas Tarumanegara, Michelle Faith Oroh dan P. Tommy Y. S. Suyasa, ada beberapa solusi keluar dari jebakan itu;
Pertama; Membangun kepercayaan diri menerima tugas baru. Dengan memiliki keberanian untuk menerima tugas baru, kita mendapatkan peluang untuk berusaha mencari pengetahuan atau keterampilan baru.
Kedua; Mencoba mencari pengetahuan dan keterampilan yang mendukung penyelesaian tugas, khususnya tugas baru. Misalnya dengan menambah referensi bacaan untuk melihat dan mempelajari pengetahuan atau keterampilan, khususnya yang terkait dengan tugas baru.
Ketiga; Perluas zona nyaman. Jika kita tidak memperluas zona nyaman, maka ruang lingkup kita akan sangat terbatas dan perubahan akan sulit tercapai.
Keempat; Berdiskusi dengan orang lain, agar terbuka peluang atau kesempatan atau wawasan kita untuk mendapatkan cara pandang, pengetahuan, keyakinan, dan motivasi untuk bisa menyelesaikan tugas baru.Â