Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Mood Merubah Motivasi Menjadi Emosi, Apa Obatnya?

10 Juli 2023   14:05 Diperbarui: 16 Juli 2023   21:53 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mood swing sering kali dapat mempengaruhi motivasi dan kinerja akademik siswa. Dalam menghadapinya, penting untuk mendorong keterlibatan sosial dan pencapaian akademik yang positif.

Melibatkan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler, mendukung partisipasi mereka dalam proyek atau kompetisi, dan memberikan penghargaan atas prestasi mereka bisa meningkatkan motivasi dan rasa pencapaian diri. Dengan memberikan kesempatan untuk sukses, siswa cenderung merasa lebih termotivasi dan mengatasi mood swing mereka dengan lebih baik.

Jadi benar bahwa peran serorang guru tak hanya mengajarkan baca tulis dan berhitung, tapi juga ikut membangun mental positifnya.

Guru bertugas memandu, membimbing, mendukung agar anak mengembangkan dan melahirkan pengetahuannya sendiri.

Membangun Resiliensi Atasi Mood Swing

melakukan pendekatan dengan siswa-berdiskusi memecahkan masalah-sumber gambar dokumentasi pribadi
melakukan pendekatan dengan siswa-berdiskusi memecahkan masalah-sumber gambar dokumentasi pribadi

Membangun resiliensi emosional sebenarnya berkaitan dengan cara untuk mengembangkan kemampuan seorang siswa ketika mengatasi masalah emosional dan stresnya dengan cara yang sehat dan adaptif. 

Resiliensi emosional melibatkan kemampuan mengelola emosi dengan baik, ketika menghadapi ketidakpastian, mengatasi kegagalan, dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi.

Membangun resiliensi emosional bukan berarti tidak mengalami emosi negatif atau menghindari tantangan. Sebaliknya, justru melibatkan pengembangan kemampuan dan dukungan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dan tumbuh melalui pengalaman tersebut.

Dan membangun resiliensi emosional juga melibatkan beberapa hal penting;

Kesadaran Emosi: Memahami dan mengenali emosi yang dirasakan, termasuk kesedihan, kemarahan, kecemasan, dan frustrasi. Dengan kesadaran emosi itu siswa bisa mengelola emosi dengan lebih baik dan bisa membuat keputusan yang positif.

Positif Thinking: Ketika menghadapi tantangan harus bisa membangun keyakinan dan pandangan positif untuk dirinya sendiri. Ini akan melatih dan melibatkan kemampuan untuk mencari sisi baik dan ahrapan yang positif dalam situasi sulit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun