Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sekolah sebagai Agen Perubahan, Kebiasaan Baik Tak Membakar Sampah

29 Juni 2023   00:53 Diperbarui: 29 Juni 2023   16:41 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa mendapat edukasi soal cara memilah dan mengatasi sampah di lingkungan sekolah. Foto: KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU

Kampanye Sampah dan Daur Ulang

Sekarang ini semakin banyak sekolah yang mempromosikan pengurangan sampah dan daur ulang di lingkungan sekolah dengan menyediakan tong sampah terpilah. Atau menggunakan keranjang berukuran besar khusus untuk menampung sampah plastik secara khusus.  Sistem ini menjadikan kebiasaan membuang sampah lebih efektif, karena langsung terpilah

Apalagi jika sekolah telah memiliki area khusus pengelolaan sampah sekolah. Sehingga  program daur ulang, seperti mengumpulkan kertas bekas, botol plastik, atau barang-barang bekas lainnya dimanfaatkan untuk kriya atau di jual ke pemasok bisa lebih efektif. Selain jumlah sampah berkurang dan kemungkinan pembakaran sampah juga akan berkurang.

Join Dengan Komunitas

Sekolah juga bisa menjalin kemitraan dengan pemerintah setempat seperti DLHK3 atau dengan komunitas untuk mencegah kebiasaan membakar sampah. Bisa saja pemerintah memberikan dukungan dengan menyediakan fasilitas tong sampah atau kontainer, atau kerjasama dengan organisasi lingkungan atau komunitas dengan kegiatan sosialisasi, pelatihan, atau kampanye anti-pembakaran sampah.

Bikin Aturan dan Sanksi

Karena aturan sekolah seringkali lebih efektif dipatuhi para siswa, maka wujud kebijakan yang tegas dari sekolah perlu ditetapkan berupa sanksi bagi pelanggaran terkait pembakaran sampah. Aturan ini harus dipahami oleh seluruh siswa dan guru serta karyawan di sekolah. Sanksinya harus proporsional dan konsisten, sehingga bisa memberikan efek jera dan mendorong pelaku mengubah perilakunya.

Menjadikan Siswa sebagai Agen Perubahan

Beberapa tahun terakhir kami mengikuti lomba yang diadakan oleh DLHK3. Salah satunya adalah lomba karya tulis,namun juga menyertakan produk sebagai solusinya. Meskipun produk yang kemudian dikembangkan seperti tong sampah kreatif, tas ulang pakai, namun dampaknya ternyata lumayan efektif untuk mengurangi kebiasaan NIMBY dan terutama kebiasaan membakar sampah.

Bahkan saat gotong royong yang biasanya selalu diakhiri dengan membakar sampah organik, kini mulai dialihkan pada proses pembuatan kompos. Manfaatnya kompos untuk kebutuhan taman sekolah, termasuk taman yang dirawat oleh siswa di depan kelas masing-masing.

Sekolah harus mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan dalam mencegah pembakaran sampah. Siswa dapat diberdayakan untuk memimpin kampanye lingkungan, mengorganisir kegiatan sosialisasi, dan mengawasi penerapan kebijakan anti-pembakaran sampah di lingkungan sekolah. 

Dengan semakin banyaknya siswa yang memahami pentingnya peran individu dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan, kebiasaan ini juga akan menular di rumah dan dilingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun