Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Perempuan Inspiratif dari Indonesia yang Berpikir Komputational

16 November 2022   21:50 Diperbarui: 23 November 2022   14:42 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penghargaan yang layak disandang oleh Dr Inggriani Liem, seorang perempuan inspiratif yang merupakan ibu anak-anak Indonesia dalam kemampuan BK (dokpri)

Pada abad ke-19, Indonesia dalam masa penjajahan Belanda. Perempuan Indonesia tidak boleh bersekolah. Raden Ajeng Kartini hadir sebagai perempuan inspiratif yang berjuang untuk kaumnya agar berpendidikan. Pada abad ke 21, penggunaan komputer dan internet sudah bisa dijangkau melalui hape yang ada dalam genggaman setiap orang. 

Hal ini mengakibatkan Indonesia dalam masa penjajahan media sosial (medsos). Seorang perempuan inspiratif dari Indonesia berjuang mengajak guru, pelajar, mahasiswa dan masyarakat luas berpikir komputasional.

Lo … apakah berpikir komputasional (BK) yang dikenal juga dengan Computational Thinking (CT) itu bukan berarti cerdas dalam penggunaan hape untuk menikmati medsos? 

BK adalah proses berpikir yang mengutamakan pemecahan masalah (problem solving), dengan strategi pemilihan solusi paling efektif, efisien dan optimal.

Manusia dituntut memecahkan masalah dengan kemampuan BK dimulai dari masalah kecil, sejak masa kanak-kanak. Selanjutnya manusia akan lebih mudah dalam melakukan pemecahan masalah besar, dengan bantuan komputer dan dahasa pemrograman dalam komputer (coding).

Pada era digitalisasi ini, negara maju sudah mengitegrasikan BK ini ke dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Mereka bahkan mengusung BK sebagai literasi abad ke 21.

Tanpa harus berurutan, ada 4 landasan untuk berpikir yang diperlukan agar seseorang mempunyai kemampuan BK.

  • Dekomposisi yaitu mengenali struktur dari masalah, dan mengetahui fungsi masing-masing bagian.
  • Pengenalan pola yaitu mengamati apakah cara penyelesaian masalah sama dengan yang sudah pernah dilakukan atau memang berbeda sama sekali. Ini dilakukan agar dapat menyelesaikan masalah secara tepat dan cepat.
  • Algoritma yaitu menuliskan langkah yang sistimatis dan tepat untuk menyelesaikan masalah.
  • Abstraksi yaitu membuat penyelesaian masalah yang ringkas dan membuang yang tidak diperlukan

BK tidak dapat diajarkan, BK harus ditularkan sehingga menjadi kebiasaan setiap orang dalam penyelesaian masalah. 

Siapakah perempuan inspiratif yang berpikir komputasional di Indonesia? Beliau adalah Dr. Inggriani Liem.

Sebagai Sahabat yang Baik

Koleksi pribadi
Koleksi pribadi

Dia adalah sahabat sekelas saya sejak kelas satu hingga kelas tiga, di SMA Santa Maria di kota Malang, pada tahun 1969-1971.

Saya dan teman-teman SMA yang lain memanggilnya dengan Inge. Dalam pengamatan saya Inge sudah menggunakan cara berpikir yang setara dengan BK sejak saya mengenalnya di kelas 1 SMA.

Dia selalu melakukan penyelesaian masalah pada semua materi belajar yang diberikan oleh guru, hingga menemukan solusi yang efektif, efisien dan optimal. Ini tampak saat menyelesaikan masalah yang diberikan sebagai ulangan, yang hampir semua mendapatkan nilai sempurna.

Saat ini kami masih tergabung di grup whatsapp (WA) SMA. Inge menuliskan sedang memelototi server dan hape. Dia mengamati tantangan Bebras yang diselenggarakan pada tanggal 7-11 November 2022.

Sebanyak 40000 pelajar Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Ibtdaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MT) dan Madrasah Aliyah (MA) di Indonesia mengikutinya. 

Tantangan Bebras adalah soal-soal yang dalam menyelesaikannya harus BK. Pemilihan ceritanya lucu-lucu, anak-anak tidak harus belajar atau menghafal rumus terlebih dahulu. Setiap soal harus deselesaikan dalam waktu tiga menit. Mereka mengikutinya bersama-sama dengan pelajar dari sekitar 50 negara lain seluruh dunia.

Di tengah ucapan selamat dari teman-teman SMA melalui grup WA, Inge mengatakan sebetulnya 40000 pelajar itu masih jauh dibawah target. Dia menargetkan 100000 pelajar untuk ikut tantangan ini. Sahabat saya Inge, Dr. Inggriani Liem adalah Ketua Bebras Indonesia.

Bebras adalah kegiatan Internasional, yang merupakan kegiatan nirlaba yang tujuannya mempromosikan BK di tingkat pendidikan dasar dan menengah

Bebras didirikan di negara Lithuania oleh Prof. Valentina Dagiene dari University of Vilnius pada tahun 2004. Bebras adalah istilah dalam Bahasa Lithuania, yang artinya berang-berang. Bebras dipilih sebagai simbol tantangan, karena binatang berang-berang ini selalu berusaha keras dalam aktivitas sehari-hari. Mereka membuat bendungan dari ranting-ranting pohon di sungai dan menbuat rumahnya sendiri.

Pejalanan Inge menjadi Ketua Bebras Indonesia sangat panjang. Selepas SMA, dia sempat menjalani kuliah di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Malang yang sekarang menjadi Universitas Negeri Malang (UM) selama setahun.

Tahun berikutnya Inge mendaftarkan diri di Institut Teknologi Bandung (ITB) di Bandung. Di sana dia menekuni kuliah di Fakultas Teknik Industri (FTI) di jurusan Fisika Teknik (FT), angkatan 1973.

Seperti biasa Inge menjalani pendidikan di FT secara tekun dan gembira. Dia lulus dan memperoleh gelar sarjana FT dalam waktu yang tepat. Dia memperoleh pembimbing, Dr Liem Han Gie yang kemudian mejadi jodoh yang tepat. Sayangnya perikahannya hanya berusia tiga tahun.

Saya melihat dari tiga kuntum mawar kuning di sudut meja kerjanya. Dia selalu menyematkan sekuntum dalam sebuah jambangan pada setiap ulang tahun pernikahannya. Sang Pencipta memanggil Dr. Liem Han Gie, dan memberi kekuatan kepada Inge tetap tegar berjalan sendiri.

Berbekal status sebagai sarjana FT ITB, Inge memulai karir dengan bekerja di Pusat Komputer (Puskom) ITB pada tahun 1978. Saat itu komputer masih merupakan alat yang hanya dimiliki oleh perusahaan besar, termasuk Puskom ITB. Di bawah sebuah lembaga pendidikan, setiap mahasiswa yang mendapat tugas komputer harus menuliskan programnya pada setumpuk kartu. 

Para mahasiswa menyerahkan kartu tersebut melalui loket yang disediakan oleh pihak puskom dan menunggu hasilnya beberapa hari kemudian.

Sebagai Staf Pengajar yang Baik

Sumber gambar : Kemendikbud RI
Sumber gambar : Kemendikbud RI

Sejalan dengan kemajuan perkembangan teknologi komputer, baik secara penggunaannya dan pendidikannya. ITB mendirikan Pendidikan Ahli Teknik (PAT) Komputer, yang selanjutnya berkembang menjadi Teknik Informatika yang berada dibawah Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB. Inge menjadi salah satu pengajarnya. Mahasiswanya memangilnya dengan bu Inge. Karena itu dalam tulisan ini selanjutnya, saya juga akan menyebut sebagai bu Inge.

Perjalanan panjang menjadi staf pengajar dan lanjut menjadi staf ahli Wakil Rektor Bidang Akademik ITB pada tahun 2002-2005, membuat bu Inge sempat membantu mendirikan beberapa politeknik di berbagai daerah di Indonesia.

Hal yang mengejutkan bagi saya adalah saat bu Inge menjadi direktur Politeknik Informatika (PI) Del pada tahun 2007-2011. Salah satu politeknik yang bu Inge ikut membantu mendirikannya, terletak di daerah terpencil di Indonesia.

PI Del didirikan oleh Bapak Luhut Binsar Panjaitan yang sekarang menjadi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia. PI Del terletak di desa Sitoluama, di tepi danau Toba di Sumatera Utara.

Di sini bu Inge menjadi ibu yang membuka jalan bagi anak-anak petani. Bu Inge mendidik mereka bukan hanya menjadi pintar, tetapi juga menjadi insan yang mempunyai hati nurani penuh rasa kasih dan peduli sesama.

Kembali ke ITB, bu Inge tetap mengutamakan mendidik dengan sifat membuka jalan bagi anak-anak . Beliau menjadi Pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI), yang mengantar pelajar SMA yang lolos TOKI mengikuti International Olympiad Informatics (IOI). Bu Inge bersama para pembina TOKI membuka jalan membawa anak-anak Indonesia , untuk mengikuti ajang Internasional IOI.

Di sini bu Inge merasakan untuk lolos dari pembinaan TOKI menjadi pererta IOI, anak-anak harus mempunyai kemampuan BK. Namun, tidak berarti setiap anak dengan kemampuan BK harus menggeluti ilmu Informatika. Dalam penyelesaian masalah pada disiplin ilmu yang lain juga memerlukan kemampuan BK. 

Sebagai Ibu yang Baik 

Sumber gambar :Del FM
Sumber gambar :Del FM

Setelah kunjungan Prof Valentina Dagiene ke Indonesia pada tahun 2016, beliau mengundang Indonesia pada Workshop internasional Bebras pada bulan Mei tahun 2016 di Bodrum Turki.

Indonesia mengirimkan Dr. Inggriani Liem (Pembina TOKI) dan Soripada Harahap (staf di Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud RI) sebagai wakil Indonesia pada workshop internasional Bebras tersebut. 

Tahun 2016 merupakan kelahiran Bebras Indonesia, dan awal pelajar Indonesia mengikuti tantangan Bebras

Pada tahun 2018, bu Inge sudah purnabakti sebagai dosen ITB. Beliau menggunakan waktunya secara penuh sebagai ketua Bebras Indonesia. Bersama Bebras Indonesia, bu Inge juga membuka jalan bagi anak-anak hampir dari seluruh penjuru Indonesia untuk mengikuti tantangan Bebras yang bersifat Internasional secara online.

Sebagai ketua Bebras Indonesia, dia yang bekerja sama dengan 90 petguruan tinggi di Indonesia yang dinamakan Bebras Biro. Dibawah pimpinam bu Inge sebagai ketua Bebras yang melakukan tugasnya dengan baik, Google sudah memberikan donasi kepada Bebras Indonesia sebanyak dua kali. Sebuah donasi yang sangat membanggakan untuk menunjang kegiatan Bebras Indonesia yang membuat makin banyaknya pelajar Indonesia memiliki kemampuan BK.

Pada tahun 2020-2022 sebanyak US$ 10000000 dan tahun 2022-2024 Google menambahkan lagi sebanyak US$ 5000000. Semua donasi digunakan untuk memberikan bimbingan kepada sebanyak lebih dari 40000 guru dari sekitar 200 kota, dengan melakukan sekitar 271 workshop. Para guru itulah yang nantinya bisa menularkan cara penyelesaian masalah dengan menggunakan kemampuan BK kepada anak-anak.

Bebras Indonesia digunakan di banyak SD, SMP, SMA, MI, MT dan MA sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Dalam kegiatan kurikuler, Indonesia mengusung BK dalam kurikulum Merdeka. Bu Inge juga terlibat sebagai tim penyusun kurikulum Merdeka. 

Di tingkat SD dan MI, kurikulum Merdeka mengusung BK dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPAS. Sedangkan di tingkat SMP, SMA, MT dan MA, kurikulum Merdeka mengusung BK dalam mata pelajaran Informatika.

Abad ke 21 yang merupakan tonggak diperlukannya kemampuan BK pada semua orang melalui pendidikan dasar dan menengah. Jika Prof. Valentina Dagiene adalah seorang ibu bagi anak-anak seluruh dunia, maka Dr. Inggriani Liem adalah seorang ibu bagi anak-anak di Indonesia. 

IOI ke 34 yang diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 7-15 Agustus 2022. Pada pembukaannya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim memberikan Penghargaan Prestasi Seumur Hidup (Lifetime Achievement) kepada Dr. Inggriani Liem, atas dedikasinya yang tinggi bagi Ilmu Informatika di Indonesia. 

Penghargaan yang layak disandang oleh Dr Inggriani Liem, seorang perempuan inspiratif yang merupakan ibu anak-anak Indonesia dalam kemampuan BK.

Referensi : 1, 2, 3, 4, 5

Bumi Matkita,

Bandung, 16/11/2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun