Sulit untuk menjawab siapa yang mengumpet. Â Kalau pertanyaannya apa yang mengumpet, jawabannya minyak goreng. Jadilah permainan petak umpet versi minyak goreng. Siapa yang yang "jadi", ada 2 kelompok.
- "Jadi" yang mencari minyak goreng, adalah masyarakat konsumen.
- "Jadi yang membuat miyak goreng mengumpet, tentunya bukan masyarakat konsumen.
Anak-anak biasanya berhenti bermain petak umpet karena lelah, atau dipanggil orang tua harus berdoa--membuat PR--makan--istirahat dan sebagainya . Walaupun sebenarnya masih ingin bermain petak umpet, biasanya mereka akan berhenti  dengan tetap merasakan kebahagiaan setelah bermain petak umpet.
Permainan petak umpet minyak goreng tidak menyenangkan, tetapi menghebohkan. Masyarakat konsumen sudah lelah, tetap harus mencari. Mereka butuh untuk konsumsi lauk yang berbentuk gorengan, sebagai pelengkap makan sehari-hari. Kalaupun untuk dijual lagi, yang merasa lelah tentunya masyarakat yang berdagang benar-benar untuk kebutuhan hidup secukupnya sehari-hari.Â
Kalau yang mau berhenti, karena panggilan untuk berdoa--membuat PR--makan--istirahat dan sebagainya, pastilah sudah mengurangi penggunaan minyak goreng.Â
Agar tetap bahagia, bisa melakukan pembelian melalui retail modern dengan harga wajar, dan pembelian dibatasi.Â
Seperti yang aku alami sekitar 2 hari lalu. Salah satu kebiasaan aku belanja bulanan melalui retail modern dengan suatu aplikasi online. Tertulis harga minyak goreng yang biasa aku gunakan Rp 28000# per 2 liter. Hanya boleh membeli 1 kemasan per 2 liter.Â
Sudah minyak goreng banyak mengumpet, eh aku lupa mengeklik. Suami jadi heboh yang tidak terlalu sih. Tapi aku coba mencari di merketplace secara online.Â
Harga minyak goreng yang biasa aku beli dibandrol Rp 70000# - Rp 80000# per 2 liter. Tadinya aku mau beli saja. Ah cuma sekali ini saja. Tapi sayang juga.Â
Aku bertanya kepada anak, apakah mempunyai stok minyak goreng menganggur. Kebetulan dia punya. Aku bisa mendapat minyak goreng dengan harga sangat istimewa. Gratis!
 Mengapa mencari musabab gonjang-ganjing minyak goreng, kemendag tidak menelusuri melalui marketplace? Suatu perdagangan yang sungguh sangat terbuka benderang.Â