Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar, Janganlah Semakin Membuat Bingung

27 Februari 2022   20:02 Diperbarui: 1 Maret 2022   09:31 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Materi terlalu padat. Tidak cukup waktu membuat siswa mengerti tujuan dari pembelajaran. Sehingga dipilih materi yang esensial, dan boleh diselesaikan dalam per fase, bukan per tahun. 

Materi membosankan. Guru kurang leluasa untuk menyampaikan materi pembelajaran, maka dengan kurikulum baru guru lebih leluasa dalam menyampaikan materi hingga siswa benar-benar faham. 

Teknologi digital belum masuk. Akan banyak dibuat aplikasi yang bisa digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. 

Dalam 2 tahun ini, tak ada pemaksaan untuk ganti kurikulum. Bagi sekolah-sekolah masih diberikan keleluasaan menggunakan kurikulum yang dirasakan cocok.

  • Kurikulum 2013 secara penuh.

  • Kurikulum darurat, yaitu kurikulum 2013 yang disederhanakan.

  • Kurikulum Merdeka

Lo ... Jadi Siapa yang Diberi Kemerdekaan?

  • Tentu saja kemendikbud 

  • Sekolah-sekolah

  • Kepala sekolah, guru-guru dan para siswa-siswi

Yang masih mau menggunakan kurikulum 2013, monggo. Yang masih mau menggunakan kurikulum darurat, silahkan. Yang sudah mau menggunakan Kurikulum Merdeka, segera digunakan di sekolah-sekolah yang berminat.

 Kurikulum Merdeka yang dikembangkan dari kurikulum darurat, sudah diuji di 2500 sekolah-sekolah penggerak di Indonesia.

Apakah yang Dijanjikan oleh Kurikulum Merdeka?

Lebih sederhana dan lebih mendalam. Dulu, jika ada siswa-siswa yang kurang mengerti, mereka akan mengikuti bimbingan belajar. Wah ...kami bener-benar menunggu janji ini.

Lebih merdeka. Tidak ada lagi jurusan IPA, IPS. Semua siswa berhak menikmati pelajaran yang diminati. Dulu, ada teman yang oleh seorang kepala sekolah tidak diizinkan masuk IPA. Karena zaman dulu, namanya bukan IPA, tetapi Paspal. Teman yang saat itu seorang siswa merasa minatnya  ke jurusan Paspal, karena tidak boleh, dia pindah sekolah. Setelah ketemu pada suatu reuni 40 taun kemudian, ternyata di sekolah lain juga tidak bisa masuk paspal. 

Lebih relevan dan menyenangkan. Siswa-siswi diajak membuat karya sesuai kemampuan, yang menunjang literasi dan numerasi. Juga mengajarkan siswa gotong-royong, dengan sikap penuh toleransi. 

Lalu Orang Tua Harus Bagaimana?

Mengajak anak-anaknya menganggap semua yang disajikan dalam kurikulum merdeka adalah sebuah tantangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun