Waduh apa iya? Mahasiswa harapan bangsa dikatakan membuat kegaduhan, sedangkan misalnya mantan koruptor masih dianggap menciptakan kenyamanan dalam sebuah lingkungan.
Sebagai warga tak ada jalan lain, harus memberhentikan kontrakan untuk mahasiswa. Kami bersyukur di hari tua, sebagai nini dan aki masih mempunyai honor dari anak.Â
Honor? Ya honor, karena menjadi tempat penitipan cucu yang harus belajar daring. Ayah dan ibunya harus bekerja sebagai pahlawan masa pandemi covid-19.
Kami bersyukur dengan adanya kegiatan yang indah bersama cucu, setiap hari Senin hingga Jumat. Dari pagi hingga sore hari.Â
"Bagaimana kalau mendirikan panti jompo?" tanyaku yang sepertinya hanya merupakan impian belaka.Â
"Di rumah kontrakan kita?" tanya suamiku kembali.
"Hehehe," kami berdua tertawa.Â
Aku segera duduk di samping cucu yang belajar daring. Suami mengenakan masker dan topi, berangkat mengawasi tukang yang sedang membersihkan dan memperbaiki rumah kontrakan kami.Â
Bumi Matkita,
Bandung, 05/11/2021.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H