Mohon tunggu...
Rini DST
Rini DST Mohon Tunggu... Ibu Rumah Tangga - Seorang ibu, bahkan nini, yang masih ingin menulis.

Pernah menulis di halaman Muda, harian Kompas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Jenga, Permainan Edukasi tentang Keseimbangan, Adakah Manfaatnya pada Masa Pandemi Covid-19?

11 Juli 2021   12:14 Diperbarui: 11 Juli 2021   18:43 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenga. Sumber gambar : Pixabay.

Jenga adalah permainan edukasi yang terdiri dari 54 keping balok, yang masing-masing berukuran 

panjang x lebar x tebal = 7,5 cm x 2,5 cm x 1,5 cm

Dengan penataan awal bagaikan menara yang merupakan tumpukan per 3 keping balok. Setiap 3 keping balok disusun dengan arah panjang tegak lurus, atau membentuk sudut 90 derajat dengan arah panjang 3 keping balok dibawahnya. Setiap pemain harus mengambil dan meletakkan kembali ke bagian atas menara sebuah demi sebuah keping balok, yang tentunya bukan keping balok yang teratas. Tantangannya adalah tetap menjaga keseimbangan agar menara tidak roboh.

Wah cukup bikin hati gemetar, menghadapi rasa khawatir roboh. Itulah rasa yang akan hadir bila mengikuti Jenga World Championship. Tetapi kalau hanya bermain, nikmati saja dengan senang. 

Permainan Jenga dibuat oleh perancang permainan dari Inggris Leslie Scott, yang dilahirkan pada tanggal 18 Desember 1955 di Tanganjika. Sebuah daerah di benua Afrika, yang dikelola Inggris pada tahun 1916-1961. 

Sebagai perempuan warga negara Inggris yang dilahirkan di Tanganjika, Scott dibesarkan dengan berbahasa Inggris dan Swahili. Nama Jenga, berasal dari kata dalam bahasa Swahili kujenga yang artinya membangun.

Scott meluncurkan Jenga di London Toy Fair pada tahun 1983. Pada awal pemasarannya melalui perusahaan sendiri Leslie Scott Associates, kemudian pada tahun 1991 barulah mendirikan perusahaan permainan Oxford Games yang terkenal di dunia.

Jenga merupakan permainan perorangan yang direkomedasikan untuk usia 6 tahun keatas. Dengan aturan main yang tentunya harus menyusun semua keping balok terlebih dahulu. Semua keping balok disusun, menjadi 18 baris. Setiap barisnya terdiri dari 3 keping balok, diletakkan dengan arah yang membentuk sudut 90 derajat dengan arah panjang 3 keping balok dibawahnya.

Permainan Jenga bisa dimainkan untuk 2 orang atau lebih. Setiap pemain secara bergantian harus mengambil sebuah keping balok yang sudah tertata menjadi menara, lalu meletakkan kembali keping balok yang diambil ke bagian paling atas menara. 

Tentunya dalam pengambilan jangan yang bagian atas, karena nanti menjadi tak ada tantangan dan bahkan tak ada permainan. 

Seperti biasa, nini Rini dan engki sangat senang bermain Jenga dengan cucunya Laras. Karena Laras masih berusia 4 tahun, selama bermain kami merubah peraturan. Kami kurangi dengan tidak meletakkan kembali balok yang diambil ke bagian atas.

Dengan hanya melakukan pengambilan keping balok, Laras sudah merasakan sulitnya memilih keping balok agar susunan menara tidak roboh. 

Lalu siapa yang kalah dan siapa yang menang?

Kekalahan dan kemenangan dalam permainan harus ada, kalau tidak kurang ramai. Kekalahan dalam permainan untuk memperbaiki, pada permainan selanjutnya. Sedangkan kemenangan dalam permaian untuk membuat hati senang, tetapi tidak sombong.

Selama bermain bersama Laras, kami berjanji yang membuat menara roboh adalah yang kalah. Biasanya yang kalah harus menyusun keping balok menjadi menara lagi, untuk permainan berikutnya.

Kami biasa bermain bertiga Laras--nini--engki, dari dua orang lain yang memiliki keping balok terbanyak adalah pemenangnya. Kalau kebetulan banyaknya keping balok yang diperoleh sama, kedua pemain harus melakukan suwit. Pemenangnya mendapat giliran pertama untuk permainan berikutnya. 

Kalau permainan yang sebenarnya, yang untuk 6 tahun keatas. Dimana balok yang diambil harus diletakkan kembali keatas. Aturan yang kalah sama, pemain yang merobohkan menara. Sedangkan yang menang adalah pemain yang berhasil meletakkan keping balok sebelum roboh. 

Seorang anak memilih balok agar bangunan tinggi Jenga tidak roboh. Sumber : Pixabay.
Seorang anak memilih balok agar bangunan tinggi Jenga tidak roboh. Sumber : Pixabay.

Mengapa Jenga termasuk kategori permainan edukasi?

Karena Jenga merupakan permainan yang memperkenalkan kepada anak-anak tentang keseimbangan. Masing- masing pemain harus memilih sebuah keping balok, dengan syarat menara tetap berdiri dengan seimbang. 

Bagaimana agar menara Jenga bisa tetap berdiri dengan seimbang?

Keseimbangan dalam melakukan permainan Jenga bersama Laras ...

  1. Pilih keping balok Jenga yang mau bergerak, jika disentil sedikit-sedikit. 

  2. Apabila dalam peyentilan susunan menara bergoyang seakan mau roboh, jangan dambil.

  3. Pilih dan ambil keping balok lain yang mau bergerak, tetapi tidak membuat susunan menara seakan mau roboh.

  4. Setelah pilah-pilih semua membuat susunan menara mau roboh, ya harus dipilih. Jadilah ... roboh gubrak.

Sedangkan keseimbangan dalam permainan Jenga menurut ilmu Fisika ...

  1. Jumlah gaya-gaya yang bekerja harus nol. Misalnya suatu benda berdiri mempunyai gaya berat ke bawah, lantai mengadakan gaya tekan ke atas dengan besar yang sama. Ini sesuai dengan hukum Newton aksi=-reaksi. Kalau gaya berat yang arahnya ke bawah dikatakan +G, gaya tekan lantai ke atas yang arahnya berlawanan dan besarnya sama dikatakan -G. Jadi G-G=0 (n0l). Keseimbangan tercapai. Tidak roboh gubrak. 

  2. Jumlah momen gaya juga harus nol. Menara Jenga yang terdiri dari 54 keping balok, memiliki titik pusat berat. Dan masing-masing keping balok memiliki gaya berat, yang menyebabkan adanya momen gaya terhadap menara. Agar menara dalam keseimbangan, jumlah momen gaya yang berlaku atas semua keping balok adalah nol. Dengan adanya pengambilan sebuah demi sebuah keping balok akan menyebabkan perubahan titik pusat berat, dan berkurangnya gaya berat dari keping balok yang terambil. Sehingga ada perubahan momen gaya, yang dalam kondisi tertentu jumlah momen gaya tidak lagi nol. Keseimbangan ambyar, jadi roboh gubrak.

  3. Semua rumusan ilmu keseimbangan memang tidak perlu dipikirkan oleh pemain, tetapi aku yakin Leslie Scott dalam merancang permaian Jenga pastilah memikirkannya. Dalam menentukan ukuran--banyak--penataan keping balok menjadi menara, akan menentukan letak titik berat menara, gaya yang bekerja pada masing-masing keping balok dan jarak antara gaya-gaya dengan titik berat menara. Semua dilakukan agar jumlah momen gaya tidak nol, permainan tidak mudah roboh gubrak. 

Sebuah permainan Jenga yang telah dirancang dengan perhitungan yang baik itulah yang menyebabkan jenga disenangi oleh anak-anak dan orang tua. Durasi penataan yang tidak lebih dari 2 menit, dan durasi permainan mencapai 5-15 menit, memberikan kegembiraan untuk bermain berkali-kali.

Sampai saat ini permainan Jenga masih sangat terkenal di dunia, dan pada tahun 2020 menjadi salah satu finalis dalam National Toy Hall of Fame yang diselenggarakan di New York.

Selain sebagai permainan yang menyenangkan, Jenga mengajak pemain melatih kepekaan terhadap keseimbangan. Pemilihan pangambilan keping balok Jenga membuat adanya perubahan momen gaya, yang menyebabkan jumlah momen gaya tidak nol lagi. Tidak ada keseimbangan lagi. 

Adakah pengaruh titik berat, gaya dan jarak pada masa pandemi covid-19?

 Sekedar cerita tentang seorang keponakan, sebut namanya Cindy. Dia bekerja di sebuah hotel di Bali. Beberapa waktu lalu pada masa pandemi covid-19 mulai bekerja WFO, walaupun tidak dalam waktu penuh. Biasanya dia memilih tempat makan siang di dekat kandang anjing, yang tentunya cukup terpelihara. Itulah titik berat bagi Cindy, menemukan keseimbangan pada masa pandemi covid-19.

Beberapa hari akhir-akhir ini, ada ajakan dari "bos" untuk makan bersama dengan karyawan lain, dengan suatu acara lebih bagus. Ternyata bagus secara acara, dan dia justru positif covid-19. Walaupun OTG, harus melakukan isoman roboh gubrak.

Masih tentang keponakan yang sama, yang namanya Cindy. Gaya yang dipilih, biasanya sederhana. Makan dengan mengambil makanan secukupnya, lalu dibawa duduk sendiri. Makanan dihabiskan dan Cindy tetap sehat. Beberapa hari lalu, gaya makan diubah. Prasmanan tertata indah, bersama "bos" dan rekan-rekan lain. Malahan roboh gubrak, positif covid-19. Semoga cepat sembuh Cindy. 

Sudah benar Cindy selama ini menjaga jarak dalam beberja, tetapi pihak "bos" menyelenggarakan acara beberapa hari berturut-turut yang harus duduk berdekatan. Sebenarnya Cindy sudah tidak enak, karena acara kadang terselenggara dan kadang tidak,"bos" kadang ada dan kadang tidak ada karena sakit. Ternyata "bos" positif covid-19, sehingga Cindy juga positif covid-19 roboh gubrak.

Marilah belajar dari pemainan Jenga, yang mengajarkan kepekaan terhadap keseimbangan kepada anak-anak. 

Keseimbangan yang menurut ilmu Fisika tergantung pada titik berat--gaya--jarak, ternyata juga bermanfaat untuk menanggulangi pandemi covid-19. Semoga bermanfaat .

***

Referensi : 1, 2.

Bumi Matkita, 

Bandung, 11/07/2021.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun